Moskow (ANTARA News) - Departemen Luar Negeri Rusia pada Jumat mengkritik daftar hitam pemerintah Amerika Serikat baru-baru ini terhadap para individu dan organisasi-organisasi yang terkait dengan program nuklir Iran.

Langkah ini merupakan pelanggaran langsung terhadap kesepakatan November yang dicapai di Jenewa oleh para perunding Teheran dan perunding internasional, termasuk Amerika Serikat, kata kementerian itu.

"Kita melihat langkah ini sebagai tidak dapat diterima dan merupakan pelanggaran hukum internasional," kata kementerian itu dalam satu pernyataan seperti yang dikutip RIA Novosti.

Departemen Keuangan AS mengumumkan Kamis bahwa mereka menambahkan entri baru ke dalam daftar hitam orang-orang dan organisasi-organisasi yang dituduh mendukung program nuklir Iran.

Republik Islam telah lama mengklaim program nuklirnya adalah untuk tujuan damai, tetapi negara-negara Barat khawatir itu bisa digunakan untuk memproduksi senjata atom.

Pembaruan daftar hitam AS termasuk individu-individu dan organisasi-organisasi yang berbasis di Turki, Spanyol, Jerman, Georgia, Afghanistan, Iran , Uni Emirat Arab dan Liechtenstein.

Ekspansi serupa blacklist pada Desember juga mendorong protes di Moskow dan Teheran.

Sementara itu di Teheran, Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran Marziyeh Afkham mengecam keras pernyataan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat John Kerry terhadap Iran baru-baru ini dan mengatakan bahwa Washington mencoba menciptakan suasana buruk atas pembicaraan kekuatan dunia dan Iran.

AS dinilai mencoba memaksakan suasana buruk selama perundingan. Tindakan AS itu akan menghadapi upaya timbal-balik Iran, kata Afkham.

Mengenai sanksi AS terhadap orang-orang Iran dan perusahaan serta mitra dagang Iran, juru bicara kementerian luar negeri Iran mengatakan, "Tindakan pemerintah AS baru-baru ini adalah contoh lain dari kurangnya kemauan baik negara itu yang di ambang pembicaraan mendatang, dan hal ini menunjukkan kenyataan bahwa AS berusaha untuk memaksakan suasana negatif sebelum dimulainya putaran baru pembicaraan".

"Upaya ini akan tidak hanya menghadapi kegagalan, tetapi juga akan menghadapi upaya timbal balik dari Republik Islam Iran," kata Afkham.

Penerjemah: Askan Krisna