Pemprov Jatim serahkan BLT DBHCHT ke ribuan buruh pabrik rokok
3 Juli 2024 14:51 WIB
Pj Gubernur Jawa Timur Adhy Karyono (tiga kiri) memberikan bantuan kepada penyandang disabilitas di sela-sela pemberian BLT dana bagi hasil cukai hasil tembakau (DBHCHT) kepada ribuan buruh rokok di Pabrik PT HM Sampoerna, Surabaya, Rabu (3/7/2024). (ANTARA/Willi Irawan).
Surabaya (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Jawa Timur menyerahkan bantuan langsung tunai (BLT) yang diambil dari dana bagi hasil cukai hasil tembakau (DBHCHT) kepada ribuan buruh rokok di Pabrik PT HM Sampoerna, Surabaya, Rabu.
Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Timur Adhy Karyono mengatakan sesuai Peraturan Menteri Keuangan Nomor 6 Tahun 2024 dan Peraturan Gubernur Jatim Nomor 84 Tahun 2023, provinsi setempat mendapat sebesar 3 persen dari total penerimaan negara, yakni sebesar Rp2,77 triliun.
"Dari 3 persen itu pendapatannya kita bagi secara merata. Namun, tugas (Pemprov) Jatim lintas wilayah, yang domisili Surabaya misal DBHCHT diberikan oleh daerah. Jadi semua akan dapat," kata Pj Gubernur Adhy.
Dari total tersebut kemudian dibagikan kepada 13.469 buruh dan pekerja pabrik rokok. Masing-masing mendapat Rp1.031.145 yang disalurkan sekali. Angka tersebut menurun dari Rp1.500.000 karena jumlah buruh yang ada meningkat dari sebelumnya sebanyak 9.256 buruh.
"Total buruh tahun ini meningkat dari 9 ribu menjadi 13 ribu. Artinya ada peningkatan penyerapan tenaga kerja buruh di pabrik rokok," ujarnya.
Mantan pejabat Kementerian Sosial itu menyebut pemberian BLT ini sebagai bagian dari upaya pemerintah mencukupi kebutuhan para buruh.
"Bukan hanya memenuhi kebutuhan dari pekerja rokok dari hasil rokok itu, tetapi juga bagian dari social protection. Walaupun bagaimana buruh ini UMR ya plus minusnya tentu masih belum cukup," katanya.
Menurutnya, dengan adanya tambahan ini memberikan proteksi lebih tinggi dan bisa dibuat buruh membeli kebutuhan yang lebih penting lagi misalnya untuk makanan bergizi buat anak-anaknya.
"Ini bagian dari upaya strategi yang pertama, upaya pemenuhan kebutuhan dasar dan pengurangan beban kehidupan bagi orang miskin," ucapnya.
Meskipun begitu, Adhy tidak mengatakan buruh itu miskin. Akan tetapi secara kesejahteraan miskin dan hampir miskin itu hampir sama sulit membedakannya. "Karena setiap buruh memiliki kebutuhannya masing-masing," tuturnya.
Siti Almiah (53) warga Lamongan yang tinggal Rungkut Tengah, Surabaya mengaku senang dengan adanya bantuan sebesar Rp1 juta dari BLT DBHCHT.
"Senang saya buat kebutuhan sehari-hari serta saya simpan buat kebutuhan mendadak," ucapnya.
Baca juga: Pemkab Pamekasan alokasikan BLT untuk buruh tani tembakau
Baca juga: Penyaluran BLT buruh rokok masih menunggu penetapan Perbup Kudus
Baca juga: 5.011 buruh pabrik rokok di Sidoarjo terima BLT DBHCHT
Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Timur Adhy Karyono mengatakan sesuai Peraturan Menteri Keuangan Nomor 6 Tahun 2024 dan Peraturan Gubernur Jatim Nomor 84 Tahun 2023, provinsi setempat mendapat sebesar 3 persen dari total penerimaan negara, yakni sebesar Rp2,77 triliun.
"Dari 3 persen itu pendapatannya kita bagi secara merata. Namun, tugas (Pemprov) Jatim lintas wilayah, yang domisili Surabaya misal DBHCHT diberikan oleh daerah. Jadi semua akan dapat," kata Pj Gubernur Adhy.
Dari total tersebut kemudian dibagikan kepada 13.469 buruh dan pekerja pabrik rokok. Masing-masing mendapat Rp1.031.145 yang disalurkan sekali. Angka tersebut menurun dari Rp1.500.000 karena jumlah buruh yang ada meningkat dari sebelumnya sebanyak 9.256 buruh.
"Total buruh tahun ini meningkat dari 9 ribu menjadi 13 ribu. Artinya ada peningkatan penyerapan tenaga kerja buruh di pabrik rokok," ujarnya.
Mantan pejabat Kementerian Sosial itu menyebut pemberian BLT ini sebagai bagian dari upaya pemerintah mencukupi kebutuhan para buruh.
"Bukan hanya memenuhi kebutuhan dari pekerja rokok dari hasil rokok itu, tetapi juga bagian dari social protection. Walaupun bagaimana buruh ini UMR ya plus minusnya tentu masih belum cukup," katanya.
Menurutnya, dengan adanya tambahan ini memberikan proteksi lebih tinggi dan bisa dibuat buruh membeli kebutuhan yang lebih penting lagi misalnya untuk makanan bergizi buat anak-anaknya.
"Ini bagian dari upaya strategi yang pertama, upaya pemenuhan kebutuhan dasar dan pengurangan beban kehidupan bagi orang miskin," ucapnya.
Meskipun begitu, Adhy tidak mengatakan buruh itu miskin. Akan tetapi secara kesejahteraan miskin dan hampir miskin itu hampir sama sulit membedakannya. "Karena setiap buruh memiliki kebutuhannya masing-masing," tuturnya.
Siti Almiah (53) warga Lamongan yang tinggal Rungkut Tengah, Surabaya mengaku senang dengan adanya bantuan sebesar Rp1 juta dari BLT DBHCHT.
"Senang saya buat kebutuhan sehari-hari serta saya simpan buat kebutuhan mendadak," ucapnya.
Baca juga: Pemkab Pamekasan alokasikan BLT untuk buruh tani tembakau
Baca juga: Penyaluran BLT buruh rokok masih menunggu penetapan Perbup Kudus
Baca juga: 5.011 buruh pabrik rokok di Sidoarjo terima BLT DBHCHT
Pewarta: Willi Irawan
Editor: Nurul Hayat
Copyright © ANTARA 2024
Tags: