Kepala BPS Kalsel Martin Wibisono, di Kota Banjarbaru, Senin, menyebutkan persentase angka penduduk miskin di Kalsel pada 2024 mencapai 4,11 persen atau 183 ribu orang.
Angka itu, ujar dia, berkurang jika dibandingkan tahun 2023, sekitar 0,18 persen atau 5.600 orang.
Menurut dia lagi, dengan makin pulihnya perekonomian di Kalsel pascapandemi COVID-19, angka penduduk miskin di Kalsel setiap tahun terus berkurang.
"Angka yang terdata ini hingga Maret 2024," ujarnya lagi.
Martin menyampaikan, jika tren pertumbuhan ekonomi di tengah masyarakat terus meningkat, maka angka kemiskinan bisa lebih signifikan alami penurunan.
Dia menjelaskan, garis kemiskinan merupakan suatu nilai pengeluaran minimum kebutuhan makanan dan bukan makanan yang harus dipenuhi agar tidak dikategorikan miskin.
Menurut dia, penduduk miskin adalah penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran per kapita per bulan di bawah garis kemiskinan.
"Garis kemiskinan pada Maret 2024 adalah sebesar Rp632.739 per kapita per bulan," ujarnya.
Kemudian, ujar dia lagi, komoditas rokok kretek filter memberikan sumbangan terbesar kedua terhadap garis kemiskinan, yakni 12,65 persen di perkotaan dan 13,56 persen di perdesaan.
Sementara itu, ujar Martin, komoditas lainnya adalah telur ayam ras 4,56 persen di perkotaan dan 3,69 persen di perdesaan. Daging ayam ras 4,14 persen di perkotaan dan gula pasir 3,43 persen di perdesaan.
Baca juga: Mensos targetkan angka kemiskinan turun menjadi 9 persen
Baca juga: Gubernur Kalsel ingin program Merdeka Belajar entaskan kemiskinan