Baznas alokasikan Rp10 miliar untuk beasiswa zakat kader Muhammadiyah
1 Juli 2024 20:20 WIB
Tangkapan layar Ketua Baznas RI Noor Achmad dalam peluncuran Program Beasiswa Riset Baznas untuk kader Muhammadiyah di Jakarta, Senin (1/7/2024). (ANTARA/HO-Baznas RI)
Jakarta (ANTARA) - Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) RI mengalokasikan dana Rp10 miliar untuk beasiswa studi dan riset di bidang zakat bagi kader Organisasi Kemasyarakatan (Ormas) Islam, Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah.
Dana tersebut merupakan bagian dari Program Beasiswa Riset Baznas yang merupakan program pembiayaan dana riset tugas akhir, yang pada kali ini diserahkan kepada kader Muhammadiyah yang sedang menjalani studi di tingkat magister (S-2) dan doktoral (S-3).
"Ada dua hal yang penting kami melakukan program ini. Pertama memperkuat kolaborasi antara Baznas dengan ormas-ormas Islam, terutama ormas besar, termasuk di dalamnya Muhammadiyah," kata Ketua Baznas RI Noor Achmad melalui keterangan di Jakarta, Senin.
Ia menegaskan kolaborasi antara Baznas dengan Muhammadiyah dalam pemanfaatan dana zakat bisa memberikan manfaat besar bagi kepentingan umat, terutama dalam pengembangan pendidikan dan literasi zakat.
Baca juga: Wapres dukung Baznas salurkan beasiswa Papua Cerdas cetak SDM handal
Terlebih, katanya, Muhammadiyah salah satu ormas Islam terbesar di tanah air.
"Yang kedua, adalah untuk memperkuat literasi zakat kita. Kita tahu bahwa literasi zakat kita di Indonesia bahkan di dunia masih minim, karenanya perlu terus didorong melalui program beasiswa untuk mengembangkan riset dan penelitian kita di bidang zakat," ujarnya.
Di samping itu, Noor menilai, Muhammadiyah memiliki kontribusi yang cukup besar terhadap pendidikan umat di Indonesia. Untuk itu, dana Rp10 miliar dialokasikan Baznas kepada Muhammadiyah pada program ini.
Melalui program beasiswa ini, ia berharap, Baznas dapat mendorong riset-riset dan penelitian di bidang zakat, terutama dari sudut pandang filosofis, psikologis, sosial, dan historis.
"Kajian tentang zakat memang sudah banyak, namun kita masih perlu mengembangkan kajian-kajian terkait muzaki (pemberi zakat), terutama sisi tathiriyah (pembersihan), tazkiyah (pensucian), sakinah (ketenangan) dan tanmiyah (pertumbuhan)-nya, sesuai dengan keterangan yang ada dalam ayat zakat," ucapnya.
Sekretaris PP Muhammadiyah Muhammad Sayuti mengatakan kerja sama ini menjadi penguat bagi Baznas maupun ormas-ormas Islam dalam upaya pengembangan pendidikan di tanah air.
Ia berharap, program ini dapat mensyiarkan nilai-nilai zakat kepada umat sehingga masyarakat semakin gemar dan tertarik untuk menunaikan zakat.
Selain itu, ia berharap, program ini dapat melahirkan doktor-doktor terbaik di tengah minim jumlah doktor di Indonesia.
"Semoga program ini akan melahirkan doktor-doktor terbaik kita, kita tahu bahwa jumlah doktor kita masih di bawah satu persen, ini tentu menjadi kebutuhan mendesak untuk dapat memperkuat kualitas pendidikan umat, kita perlu dosen-dosen yang doktoral," kata Sayuti.
Baca juga: Baznas Mataram siapkan beasiswa program satu keluarga satu sarjana
Baca juga: Pemkab Banjar- Baznas salurkan beasiswa bagi warga ke Timur Tengah
Baca juga: BAZNAS gandeng 111 kampus untuk program Beasiswa Cendekia
Dana tersebut merupakan bagian dari Program Beasiswa Riset Baznas yang merupakan program pembiayaan dana riset tugas akhir, yang pada kali ini diserahkan kepada kader Muhammadiyah yang sedang menjalani studi di tingkat magister (S-2) dan doktoral (S-3).
"Ada dua hal yang penting kami melakukan program ini. Pertama memperkuat kolaborasi antara Baznas dengan ormas-ormas Islam, terutama ormas besar, termasuk di dalamnya Muhammadiyah," kata Ketua Baznas RI Noor Achmad melalui keterangan di Jakarta, Senin.
Ia menegaskan kolaborasi antara Baznas dengan Muhammadiyah dalam pemanfaatan dana zakat bisa memberikan manfaat besar bagi kepentingan umat, terutama dalam pengembangan pendidikan dan literasi zakat.
Baca juga: Wapres dukung Baznas salurkan beasiswa Papua Cerdas cetak SDM handal
Terlebih, katanya, Muhammadiyah salah satu ormas Islam terbesar di tanah air.
"Yang kedua, adalah untuk memperkuat literasi zakat kita. Kita tahu bahwa literasi zakat kita di Indonesia bahkan di dunia masih minim, karenanya perlu terus didorong melalui program beasiswa untuk mengembangkan riset dan penelitian kita di bidang zakat," ujarnya.
Di samping itu, Noor menilai, Muhammadiyah memiliki kontribusi yang cukup besar terhadap pendidikan umat di Indonesia. Untuk itu, dana Rp10 miliar dialokasikan Baznas kepada Muhammadiyah pada program ini.
Melalui program beasiswa ini, ia berharap, Baznas dapat mendorong riset-riset dan penelitian di bidang zakat, terutama dari sudut pandang filosofis, psikologis, sosial, dan historis.
"Kajian tentang zakat memang sudah banyak, namun kita masih perlu mengembangkan kajian-kajian terkait muzaki (pemberi zakat), terutama sisi tathiriyah (pembersihan), tazkiyah (pensucian), sakinah (ketenangan) dan tanmiyah (pertumbuhan)-nya, sesuai dengan keterangan yang ada dalam ayat zakat," ucapnya.
Sekretaris PP Muhammadiyah Muhammad Sayuti mengatakan kerja sama ini menjadi penguat bagi Baznas maupun ormas-ormas Islam dalam upaya pengembangan pendidikan di tanah air.
Ia berharap, program ini dapat mensyiarkan nilai-nilai zakat kepada umat sehingga masyarakat semakin gemar dan tertarik untuk menunaikan zakat.
Selain itu, ia berharap, program ini dapat melahirkan doktor-doktor terbaik di tengah minim jumlah doktor di Indonesia.
"Semoga program ini akan melahirkan doktor-doktor terbaik kita, kita tahu bahwa jumlah doktor kita masih di bawah satu persen, ini tentu menjadi kebutuhan mendesak untuk dapat memperkuat kualitas pendidikan umat, kita perlu dosen-dosen yang doktoral," kata Sayuti.
Baca juga: Baznas Mataram siapkan beasiswa program satu keluarga satu sarjana
Baca juga: Pemkab Banjar- Baznas salurkan beasiswa bagi warga ke Timur Tengah
Baca juga: BAZNAS gandeng 111 kampus untuk program Beasiswa Cendekia
Pewarta: Sean Filo Muhamad
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2024
Tags: