Bandung (ANTARA News) - Peserta Calon Presiden Konvensi Partai Demokrat, Hayono Isman, menggulirkan program petani muda melalui ekonomi gotong royong berlandaskan Pancasila.

"Saya akan selesaikan di hulunya dengan mengajak kaum muda untuk menjadi petani karena petani tidak boleh sengsara," kata Hayono pada acara "Debat Bernegara 11 Capres Konvensi Partai Demokrat" di Bandung Jawa Barat, Rabu malam.

Hayono mengaku, pernah berbincang dengan sejumlah mahasiswa di daerah untuk membicarakan soal profesi petani. Para mahasiswa tersebut enggan menjadi petani karena dinilai sebagai profesi yang tidak terhormat dan menjanjikan.

"Mereka menganggap petani sulit menjadi kaya," ujar Ketua Umum Perajin Tahu Tempe tersebut.

Namun, Hayono meyakinkan kaum muda mampu mengembangkan profesi petani sebagai pekerjaan terhormat yang dapat menghidupi keluarga.

Ia bercerita bertemu sejumlah pemuda pada suatu daerah di Indonesia yang memiliki tingkat kemiskinan mencapai 30 persen.Kemudian, pemuda tersebut mampu mengoptimalkan peran distribusi dengan menghilangkan tengkulak.

"Sehingga mampu menekan angka kemiskinan hampir mencapai 0 persen," ungkapnya.

Selain itu, Mantan Menteri Pemuda dan Olahraga itu menjelaskan pemerintah Indonesia perlu menghilangkan ketergantungan komoditas pangan impor guna meningkatkan kesejahteraan petani domestik.

Lebih lanjut, Hayono menyatakan ketahanan pangan melalui importir akan berdampak terhadap penghasilan petani di Indonesia.

Anggota Dewan Penasihat Partai Demokrat itu menambahkan optimalisasi sektor pertanian harus didukung infrastruktur jalan yang memadai.Kerusakan insfrastruktur jalan akan berdampak terhadap distribusi bahan pangan sehingga harga kebutuhan akan meningkat, tutur Hayono.

Sebelas peserta konvensi Calon Presiden Partai Demokrat hadir mengikuti "Debat Bernegara 11 Capres Konvensi Partai Demokrat" dan tidak kurang dari 1.000 undangan dari berbagai kalangan disebar untuk bisa menyaksikan debat ini.

Ke 11 peserta ialah Hayono Isman, Dahlan Iskan, Gita Wirjawan, Anies Baswedan, Dino Patti Djalal, Endriartono Sutarto, Ali Masykur Musa, Irman Gusman, Marzuki Alie, Pramono Edhie, dan Sinyo Harry Sarundajang.



(T014)