Konservasi penyu di Paloh jadi tujuan wisata edukasi
1 Juli 2024 15:49 WIB
Wisatawan domestik melihat penyu yang naik ke pantai perairan Paloh, Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat. (Helti Marini Sipayung)
Kalbar (ANTARA) - Upaya konservasi penyu yang dikelola kelompok masyarakat Wahana Bahari di perairan Paloh Desa Temajuk Kabupaten Sambas Kalimantan Barat menjadi wisata edukasi yang cukup diminati masyarakat.
“Area konservasi penyu yang kami kelola sudah rutin menjadi tujuan wisata edukasi dengan tujuan meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pelestarian penyu,” kata Ketua Kelompok Masyarakat (Pokmas) Wahana Bahari, Zulfian di Desa Temajuk, Sambas, Senin.
Saat mendampingi puluhan mahasiswa dari Politeknik Negeri Pontianak yang mengadakan kemah dan berwisata di area itu, Zulfian mengatakan para peserta diperkenalkan tentang konservasi penyu (Chelonioidea sp).
Area konservasi penyu di wilayah pantai sepanjang 3,5 kilometer di muara Sungai Belacan tersebut telah dirintis sejak 2011 bersama organisasi internasional World Wildlife Fund (WWF).
Awalnya kata dia, anggota kelompok fokus pada penyelamatan telur penyu yang marak dicuri untuk dijual hingga ke negara tetangga, Malaysia.
“Keprihatinan kami muncul akibat maraknya perburuan telur penyu di Pantai Paloh yang merupakan habitat penyu bertelur,” ujarnya.
Para anggota kelompok secara bergantían melakukan pengawasan terhadap penyu yang naik ke darat untuk bertelur.
Untuk mengamankan telur penyu dari upaya pencurian, mereka mengamankan dan membuat penangkaran di sekitar pos pemantauan.
“Setiap tahun ratusan ribu tukik atau anak penyu yang sudah berhasil menetas dan dilepasliarkan ke laut,” katanya.
Sebelumnya, peserta Festival Pesisir Paloh 2024 yang diikuti 500 orang peserta juga mendapatkan edukasi tentang konservasi penyu dan melepasliarkan sebanyak 200 tukik atau anak penyu di Pantai Desa Temajuk.
Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Kalbar Frans Zeno mengatakan kawasan Pantai Paloh sepanjang 63 kilometer merupakan Kawasan Konservasi Perairan Daerah (KKPD) yang dilindungi untuk pelestarian penyu yang merupakan spesies terancam punah.
Ia mengatakan di area konservasi ini teridentifikasi sebanyak empat jenis penyu yang naik ke darat untuk bertelur yaitu penyu sisik (Eretmochelys imbricata), penyu hijau (Chelonia mydas), penyu belimbing (Dermochelys coriacea), dan penyu lekang (Lepidochelys olivacea).
“Kalau hanya wisata pantai bisa ke Singkawang, Mempawah atau Bengkayang tapi untuk merasakan wisata edukasi atau ikut memantau penyu bertelur hanya ada di perairan Pantai Paloh,” kata Frans.
Karena itu, ia mengajak masyarakat setempat yang menjadi garda terdepan dalam perlindungan penyu untuk berkolaborasi meningkatkan pendapatan masyarakat dari sektor ekowisata perairan.
“Area konservasi penyu yang kami kelola sudah rutin menjadi tujuan wisata edukasi dengan tujuan meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pelestarian penyu,” kata Ketua Kelompok Masyarakat (Pokmas) Wahana Bahari, Zulfian di Desa Temajuk, Sambas, Senin.
Saat mendampingi puluhan mahasiswa dari Politeknik Negeri Pontianak yang mengadakan kemah dan berwisata di area itu, Zulfian mengatakan para peserta diperkenalkan tentang konservasi penyu (Chelonioidea sp).
Area konservasi penyu di wilayah pantai sepanjang 3,5 kilometer di muara Sungai Belacan tersebut telah dirintis sejak 2011 bersama organisasi internasional World Wildlife Fund (WWF).
Awalnya kata dia, anggota kelompok fokus pada penyelamatan telur penyu yang marak dicuri untuk dijual hingga ke negara tetangga, Malaysia.
“Keprihatinan kami muncul akibat maraknya perburuan telur penyu di Pantai Paloh yang merupakan habitat penyu bertelur,” ujarnya.
Para anggota kelompok secara bergantían melakukan pengawasan terhadap penyu yang naik ke darat untuk bertelur.
Untuk mengamankan telur penyu dari upaya pencurian, mereka mengamankan dan membuat penangkaran di sekitar pos pemantauan.
“Setiap tahun ratusan ribu tukik atau anak penyu yang sudah berhasil menetas dan dilepasliarkan ke laut,” katanya.
Sebelumnya, peserta Festival Pesisir Paloh 2024 yang diikuti 500 orang peserta juga mendapatkan edukasi tentang konservasi penyu dan melepasliarkan sebanyak 200 tukik atau anak penyu di Pantai Desa Temajuk.
Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Kalbar Frans Zeno mengatakan kawasan Pantai Paloh sepanjang 63 kilometer merupakan Kawasan Konservasi Perairan Daerah (KKPD) yang dilindungi untuk pelestarian penyu yang merupakan spesies terancam punah.
Ia mengatakan di area konservasi ini teridentifikasi sebanyak empat jenis penyu yang naik ke darat untuk bertelur yaitu penyu sisik (Eretmochelys imbricata), penyu hijau (Chelonia mydas), penyu belimbing (Dermochelys coriacea), dan penyu lekang (Lepidochelys olivacea).
“Kalau hanya wisata pantai bisa ke Singkawang, Mempawah atau Bengkayang tapi untuk merasakan wisata edukasi atau ikut memantau penyu bertelur hanya ada di perairan Pantai Paloh,” kata Frans.
Karena itu, ia mengajak masyarakat setempat yang menjadi garda terdepan dalam perlindungan penyu untuk berkolaborasi meningkatkan pendapatan masyarakat dari sektor ekowisata perairan.
Pewarta: Helti Marini S
Editor: Abdul Hakim Muhiddin
Copyright © ANTARA 2024
Tags: