“Terlebih di Distrik Seget ini sebagai remot area perusahaan,” jelasnya.
Ia mengatakan selain memberi dukungan, pihaknya juga berusaha melakukan konservasi keanekaragaman hayati secara eksitu melalui penangkaran rusa (rusa timorensis) dan burung mambruk ubiat (goura cristata).
“Kedua satwa ini merupakan satwa yang terancam punah" katanya.
Melalui roadshow keanekaragaman hayati, pihaknya pun memasang papan larangan perburuan liar dengan harapan bahwa masyarakat semakin bijak dalam memanfaatkan hasil alam.
Baca juga: Perburuan liar ancam kelestarian kura-kura di Papua
Baca juga: KLHK soroti peran inisiatif lokal dorong pelestarian lingkungan
Kepala Bidang Teknis KSDA BBKSDA Papua Barat Tasliman menjelaskan tujuan dari sosialisasi ini adalah untuk membangun kesadaran masyarakat setempat agar terlibat melindungi jenis satwa langka yang dilindungi dengan tidak melakukan tindakan pemburuan liar.
“Kami mengimbau masyarakat tidak melakukan pemanfaatan hasil alam dengan cara merusak, seperti menangkap ikan dengan bom atau racun,” kata dia.
“Bahkan burung cendrawasih yang merupakan satwa endemik Papua disebut burung surga karena keelokan parasnya,” ujar Tasliman.
“Ada juga yang menyebutnya cendrawasih wilson. Oleh karena itu kita harus bangga dan bersama menjaga alam ini agar kondisinya tetap lestari," ujar dia.
“Hutan Papua memiliki lebih dari 13 ribu jenis tumbuhan yang 68 persen di antaranya merupakan tumbuhan endemik dan berpotensi besar untuk dikembangkan" ucap dia.