Pontianak (ANTARA News) - Pemerintah Kota Pontianak melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan kota setempat meliburkan aktivitas sekolah mulai Kamis (6/2) hingga Selasa (11/2), sebagai dampak dari semakin tebalnya kabut asap sehingga berbahaya bagi kesehatan.

Diliburkannya aktivitas belajar dan mengajar di sekolah berdasarkan surat dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Pontianak No. 800/0281/TU-Kepeg/2014 tanggal 5 Februari 2014, perihal anak belajar di rumah mengingat kabut asap dan cuaca yang kurang mendukung, sehingga para siswa diliburkan.

Sejumlah sekolah melalui surat pemberitahuan yang ditujukan ke pihak orang tua, meliburkan aktivitas belajar selama lima hari, sesuai surat yang dikeluarkan Dinas Pendidikan Kota Pontianak itu.

Dalam surat itu, para siswa dan siswi SD diminta belajar di rumah sebagai gantinya.

Menanggapi surat tersebut, sejumlah orang tua murid mengaku lega. Karena selama beberapa hari terakhir mereka mengaku khawatir dengan kondisi kesehatan anak-anak, mengingat kabut asap yang semakin tebal.

Bahkan pada hari ini, kabut asap telah masuk ke rumah-rumah warga di Pontianak dan sekitarnya saat dini hari hingga pagi tadi.

Namun berkaitan adanya surat itu, hingga kini belum ada keterangan resmi baik dari Pemkot maupun Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Pontianak terkait diliburkannya aktivitas belajar di kota itu.

Sementara itu, Kepala Badan Lingkungan Hidup Kota Pontianak Imran menyatakan, Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) di kota itu, mulai dari kategori tidak sehat hingga berbahaya bagi kesehatan manusia.

"Udara mulai dari siang hingga malam hari masuk kategori sangat tidak sehat, kemudian mulai pukul 00.30 WIB hingga pukul 02.00 dinihari kategori berbahaya bagi kesehatan manusia," katanya.

Ia menjelaskan, dalam beberapa hari terakhir kualitas udara di Pontianak memang sudah tidak sehat, akibat semakin tebalnya asap dari terbakarnya lahan gambut di sekitar Kota Pontianak.

Imran mengimbau, kepada masyarakat Kota Pontianak untuk mengurangi aktivitasnya di luar rumah, kalaupun terpaksa keluar rumah sebaiknya menggunakan masker atau penutup hidung dan mulut.

"Lebih bagus lagi menggunakan masker yang basah sehingga bisa menyaring atau menahan partikel debu sehingga tidak masuk dalam saluran pernapasan," ungkapnya.

Dalam kesempatan itu, Imran juga meminta masyarakat, untuk tidak membakar sampah rumah tangga, sementara bagi masyarakat yang memiliki lahan pertanian untuk tidak membersihkan lahan mereka dengan cara dibakar.

"Sementara bagi pihak sekolah sebaiknya mengurangi aktivitas murid-muridnya di luar ruang belajar, karena saat ini dan mungkin beberapa hari ke depannya, ISPU di Pontianak semakin tidak sehat," katanya.

Dampak dari semakin tebalnya kabut asap, saat ini juga telah mengganggu arus transportasi di Kalimantan Barat terutama di Kota Pontianak dan sekitarnya, karena terhambat oleh kabut asap yang semakin tebal beberapa hari terakhir.

"Kabut asap semakin tebal, jarak pandang semakin pendek," kata Jafar seorang supir sebuah perusahaan yang baru tiba dari daerah pehuluan Kalbar.

Ia memperkirakan, jarak pandang pada dinihari berkisar 50 meter. Kabut asap mulai terasa pekat ketika ia tiba di daerah Purun Kecil, Kabupaten Pontianak. "Semakin mendekati Kota Pontianak, kabut asap pun semakin tebal, biarpun pintu mobil ditutup, tetapi bau asap terasa di dalam," ujar dia.

Menurut dia, dia pun mengemudikan mobil dengan kecepatan rendah karena jarak pandang yang sangat terbatas. "Kalau subuh banyak kendaraan ke arah luar kota, kalau tidak hati-hati, bisa rawan kecelakaan," kata Jafar yang 21 tahun bekerja sebagai supir itu.

(A057/N005)