Jakarta (ANTARA News) - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat perekonomian Indonesia secara kumulatif tumbuh 5,78 persen pada 2013.

"Pertumbuhan terjadi pada semua sektor ekonomi, dengan pertumbuhan tertinggi di sektor pengangkutan dan komunikasi sebesar 10,19 persen," kata Kepala BPS Suryamin di Jakarta, Rabu.

Sektor lain mengalami peningkatan sepanjang tahun 2013, menurut dia, adalah sektor keuangan, real estate dan jasa keuangan yang tumbuh 7,56 persen; sektor konstruksi yang tumbuh 6,57 persen; serta sektor perdagangan, hotel dan restoran 5,93 persen.

Suryamin menjelaskan, pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) triwulan IV-2013 dibandingkan triwulan III-2013 turun 1,42 persen namun bila dibandingkan dengan triwulan IV-2012 tumbuh 5,72 persen.

Ia menambahkan menurut pengeluaran perekonomian Indonesia 2013 didukung oleh komponen ekspor yang tumbuh 5,3 persen, konsumsi rumah tangga tumbuh 5,28 persen, konsumsi pemerintah tumbuh 4,87 persen, pembentukan modal tetap bruto tumbuh 4,71 persen dan impor tumbuh 1,21 persen.

"Ekspor membaik, karena pengaruh kebijakan pemerintah yang efektif dan pelemahan nilai tukar. Sedangkan, pembentukan modal tetap bruto menurun, karena ada penurunan impor barang modal seperti mesin, yang dibutuhkan untuk produksi. Ini mempengaruhi investasi," kata Suryamin.

Struktur PDB tahun 2013 masih didominasi oleh pengeluaran konsumsi rumah tangga yang tumbuh 55,82 persen, pembentukan modal tetap bruto (tumbuh 31,66 persen), ekspor (tumbuh 23,74 persen), impor (tumbuh 25,74 persen) dan konsumsi pemerintah (tumbuh 9,12 persen).

Suryamin menjelaskan, besaran PDB Indonesia tahun 2013 atas dasar harga berlaku mencapai Rp9.084 triliun, sedangkan atas dasar harga konstan (tahun 2000) mencapai Rp2.770,3 triliun.

Sementara PDB per kapita atas dasar harga berlaku pada tahun 2013 mencapai Rp36,5 juta atau senilai 3.499,9 dolar AS, meningkat 8,88 persen dibandingkan PDB per kapita pada tahun 2012.

Struktur perekonomian secara spasial pada 2013 masih didukung Jawa yang memberikan kontribusi 57,99 persen terhadap PDB serta Sumatera yang memberikan sumbangan 23,81 persen terhadap PBD.

Selain itu ada kontribusi dari Kalimantan (8,67 persen), Sulawesi (4,82 persen), Bali dan Nusa Tenggara (2,53 persen) serta Maluku dan Papua (2,18 persen).

"Secara kuantitatif, kegiatan-kegiatan di sektor sekunder dan tersier masih terkonsentrasi di Jawa, sedangkan kegiatan sektor primernya lebih diperankan oleh wilayah di luar Jawa," demikian Suryamin.