Bengkulu (ANTARA News) - Kegiatan belajar mengajar di Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 1 Pulau Enggano terpaksa diliburkan akibat jalan rusak parah antardesa di pulau terluar itu.

"Sudah dua bulan aktivitas belajar mengajar berhenti karena para siswa tidak dapat menuju sekolah, jalan rusak parah," kata Ketua Pengurus Daerah Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) Pulau Enggano, Rafli Kaitora, Rabu.

Ia mengatakan hal itu saat dialog dengar pendapat dengan Anggota DPRD Provinsi Bengkulu dipimpi Wakil Ketua I Elmi Supiati di Gedung DPRD.

Sebanyak 50 orang pelajar dari enam desa di Pulau Enggano kesulitan menjangkau sekolah mereka di Desa Malakoni.

"Ada jalan alternatif lewat tepi pantai, tapi hanya bisa dilalui kalau air laut sedang surut," ungkapnya.

Selain mengganggu aktivitas belajar, jalan rusak parah sepanjang 17 kilometer tersebut merupakan urat nadi masyarakat untuk membawa hasil bumi menuju Pelabuhan Kahyapu dan Pelabuhan Malakoni.

Tokoh masyarakat Enggano, Prontir Kauno meminta pemerintah segera mengatasi kerusakan jalan tersebut menggunakan dana tanggap darurat.

"Kalau tidak segera diperbaiki, jalan itu akan semakin hancur, dan masyarakat semakin menderita," tandas dia.

Sebab, jalan tersebut merupakan satu-satunya akses bagi masyarakat untuk mengangkut hasil bumi dan kebutuhan pokok.

Kerusakan jalan kata dia membuat hasil bumi setempat seperti pisang, melinjo, ikan busuk.

Warga berharap pemerintah kabupaten Bengkulu Utara dan provinsi dapat memberikan jalan keluar atas persoalan itu.

Pulau Enggano dihuni lebih 2.800 jiwa merupakan wilayah terluar Provinsi Bengkulu yang berhadapan langsung dengan Samudera Hindia.