Jakarta (ANTARA News) - Wakil Presiden Boediono mengharapkan penunjukan Indonesia sebagai tamu kehormatan dalam "Frankfurt Book Fair" di Jerman, pada 14--18 Oktober 2015 bisa menjadi ajang diplomasi budaya internasional disamping awal bangkitnya industri buku dan membaca nasional.

"Pameran itu merupakan salah satu pameran buku tertua di dunia dan Wapres mengharapkan Indonesia bisa memanfaatkan ajang itu sebagai upaya diplomasi, promosi mengenai kekayaan budaya dan pendidikan ke dunia," kata Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Wiendu Nuryanti kepada pers di Istana Wapres Jakarta, Rabu.

Hal tersebut disampaikan usai dirinya bersama Presiden Frankfurt Boor Fair Juergen Boos dan Duta Besar RI untuk Jerman Fauzi Bowo bertemu Wakil Presiden Boediono melaporkan rencana keikutsertaan Indonesia di pameran itu.

Sebagai tamu kehormatan "Frankfurt Book Fair 2015" (FBF) tersebut, Indonesia akan melakukan melakukan upacara serah terima dengan tamu kehormatan FBF 2014, yaitu Finlandia. Upacara serah terima akan dilakukan saat penutupan IBF 2014, pada Oktober 2014.

Menurut Wiendu, Indonesia diharapkan pula bisa memanfaatkan pameran itu untuk memperkenalkan berbagai judul buku dan pengarang ke masyarakat dunia, sehingga bisa makin dikenal mengenai kekayaan dan intelektual bangsa Indonesia.

"Setidaknya akan ada 300-an judul buku Indonesia yang akan ditampilkan dalam pameran tahun depan dan semuanya akan kita terjemahkan ke dalam bahasa Jerman dan Inggris," kata Wiendu.

Kesempatan Indonesia menjadi tamu kehormatan, katanya, akan menjadi momen penting bagi Indonesia untuk menumbuhkan budaya literasi bangsa serta memperluas jejak global dan memperkuat diplomasi budaya melalui produk intelektual dan kreatif.

Juergen mengatakan, penunjukan Indonesia sebagai tamu kehormatan dalam FBF tersebut antara lain didasari atas kekayaan budaya yang dimiliki serta sebagai negara yang memiliki kekayaan budaya dan ekonomi yang sangat besar.

"Indonesia adalah negara penting di Asean dan memiliki khazanah budaya yang luar biasa kayanya. kekayaan ini saya nilai perlu disampaikan ke masyarakat luas mengingat masih banyak yang belum mengetahui budaya Indonesia," katanya.

Dubes Fauzi Bowo mengatakan, KBRI mendukung FBF 2015 sebagai ajang promosi budaya Indonesia ke masyarakat Jerman, sekalipun selama ini Indonesia sesungguhnya sudah cukup dikenal.

Menurutnya, FBF merupakan salah satu ajang yang bisa dimanfaatkan Indonesia untuk melakukan promosi dan di Jerman masih banyak ajang promosi yang selama ini sudah dimanfaatkan untuk memperkenalkan Indonesia.

FBF adalah pameran buku tahunan terbesar dan tertua di dunia, karena memiliki tradisi selama lebih 500 tahun diadakan. Lebih dari 7.000 peserta dari 114 negara ambil bagian. Sekitar 60 persen pengunjungnya bergerak bidang bisnis dan perdagangan.