PLN olah sisa PLTU 13 ribu ton di Papua untuk infrastruktur
30 Juni 2024 14:13 WIB
Pemanfaatan FABA dari PLTU yang digunakan sebagai material campuran subgrade lahan pada distrik Muara Tami, Kota Jayapura, Papua (ANTARA/HO- Humas PLN UIW Papua dan Papua Barat)
Jayapura (ANTARA) - PT PLN Unit Induk Wilayah Papua dan Papua Barat (UIWP2B) berhasil mengolah sisa (limbah) produksi PLTU Holtekamp sebesar 13 ribu ton untuk dimanfaatkan menjadi material campuran infrastruktur.
General Manager PT PLN (Persero) Unit Induk Wilayah Papua dan Papua Barat, Budiono di Jayapura, Minggu, mengatakan 13 ribu ton itu merupakan sisa produksi PLTU atau Fly Ash dan Bottom Ash (FABA) sejak 2023 hingga Mei 2024.
“FABA yang dimanfaatkan untuk bahan baku bangunan kemudian diolah menjadi bahan baku campuran tersebut telah dinyatakan lulus uji analisa serta dinyatakan layak untuk digunakan,” katanya.
Menurut Budiono, beberapa pemanfaatan diantaranya yaitu sebagai stabilisasi lahan dan roadbase pada Papua Madani Boarding School Jayapura, Gereja GKI Kanaan Koya Barat, Gereja GKI Polimak, Masyarakat Kampung Koya Tengah RW 02, Danbekang Kodam XVII Jayapura serta beberapa lokasi lainnya.
“Sementara itu Pusat Studi Universitas Cenderawasih, UMKM Gemilang Koya Barat, Gereja GBI Koya Barat juga memanfaatkan FABA yang telah diolah menjadi paving block atau batako untuk beberapa infrastruktur bangunan lainnya,” ujarnya.
Baca juga: Anak usaha BUMI jadi pionir pemanfaatan oli bekas di pertambangan
Ia menjelaskan kini masyarakat di Jayapura mulai mengetahui manfaat FABA dan menggunakannya untuk berbagai bahan campuran infrastruktur sehingga ini menjadi bukti bahwa PLN berkomitmen mengolah sisa operasional pembangkit dan memberikan nilai ekonomi pada limbah tersebut.
“Kami akan bekerja sama dengan semua pihak guna membuka kesempatan seluas-luasnya kepada masyarakat yang ingin memanfaatkan FABA menjadi produk bernilai tinggi. Hal ini sejalan dengan upaya kami dalam menjalankan komitmen perusahaan terhadap prinsip Environmental, Social and Governance yang menciptakan pembangunan ekonomi berkelanjutan,”katanya.
Sementara itu Ketua Pusat Studi Teknik Sipil Universitas Cenderawasih, Petrus Bahtiar mengatakan menggunakan kurang lebih lima ribu paving block untuk membangun fasilitas jalan umum di Perumahan Puri Waena Lestari, Waena, Kota Jayapura sebagai bentuk pengabdian civitas akademika Universitas Cenderawasih kepada masyarakat.
“Setelah dilakukan penelitian serta uji tekan kualitas paving block berbahan dasar FABA jauh lebih ringan dan murah jika dibandingkan dengan batu bata pada umumnya,” katanya.
Baca juga: BRIN teliti manfaat abu terbang batu bara untuk budidaya bawang merah
General Manager PT PLN (Persero) Unit Induk Wilayah Papua dan Papua Barat, Budiono di Jayapura, Minggu, mengatakan 13 ribu ton itu merupakan sisa produksi PLTU atau Fly Ash dan Bottom Ash (FABA) sejak 2023 hingga Mei 2024.
“FABA yang dimanfaatkan untuk bahan baku bangunan kemudian diolah menjadi bahan baku campuran tersebut telah dinyatakan lulus uji analisa serta dinyatakan layak untuk digunakan,” katanya.
Menurut Budiono, beberapa pemanfaatan diantaranya yaitu sebagai stabilisasi lahan dan roadbase pada Papua Madani Boarding School Jayapura, Gereja GKI Kanaan Koya Barat, Gereja GKI Polimak, Masyarakat Kampung Koya Tengah RW 02, Danbekang Kodam XVII Jayapura serta beberapa lokasi lainnya.
“Sementara itu Pusat Studi Universitas Cenderawasih, UMKM Gemilang Koya Barat, Gereja GBI Koya Barat juga memanfaatkan FABA yang telah diolah menjadi paving block atau batako untuk beberapa infrastruktur bangunan lainnya,” ujarnya.
Baca juga: Anak usaha BUMI jadi pionir pemanfaatan oli bekas di pertambangan
Ia menjelaskan kini masyarakat di Jayapura mulai mengetahui manfaat FABA dan menggunakannya untuk berbagai bahan campuran infrastruktur sehingga ini menjadi bukti bahwa PLN berkomitmen mengolah sisa operasional pembangkit dan memberikan nilai ekonomi pada limbah tersebut.
“Kami akan bekerja sama dengan semua pihak guna membuka kesempatan seluas-luasnya kepada masyarakat yang ingin memanfaatkan FABA menjadi produk bernilai tinggi. Hal ini sejalan dengan upaya kami dalam menjalankan komitmen perusahaan terhadap prinsip Environmental, Social and Governance yang menciptakan pembangunan ekonomi berkelanjutan,”katanya.
Sementara itu Ketua Pusat Studi Teknik Sipil Universitas Cenderawasih, Petrus Bahtiar mengatakan menggunakan kurang lebih lima ribu paving block untuk membangun fasilitas jalan umum di Perumahan Puri Waena Lestari, Waena, Kota Jayapura sebagai bentuk pengabdian civitas akademika Universitas Cenderawasih kepada masyarakat.
“Setelah dilakukan penelitian serta uji tekan kualitas paving block berbahan dasar FABA jauh lebih ringan dan murah jika dibandingkan dengan batu bata pada umumnya,” katanya.
Baca juga: BRIN teliti manfaat abu terbang batu bara untuk budidaya bawang merah
Pewarta: Qadri Pratiwi
Editor: Adi Lazuardi
Copyright © ANTARA 2024
Tags: