Kepala BKKBN ajak keluarga makan bergizi bersama lansia di meja makan
28 Juni 2024 22:13 WIB
Gerakan kembali ke meja makan yang diselenggarakan BKKBN dalam rangka memperingati Hari Keluarga Nasional (Harganas) di Kota Semarang, Jawa Tengah, pada Jumat (28/6/2024). (ANTARA/HO-BKKBN)
Jakarta (ANTARA) - Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Hasto Wardoyo mengajak keluarga makan bersama bergizi lengkap di meja makan dengan tidak melupakan lanjut usia (lansia).
"Begitu menopause (mati haid), ayolah kembali ke meja makan. Sediakan makanan yang mengandung fitoestrogen (hormon pada tanaman yang mirip estrogen) bagi para lansia. Untuk lansia ada bengkuang, kacang-kacangan, kacang hijau, kacang panjang, kacang merah yang mengandung fitoestrogen," ujar Hasto dalam Gerakan Kembali Ke Meja Makan memperingati Hari Keluarga Nasional (Harganas) ke-31 yang diikuti secara daring di Jakarta, Jumat.
Hasto menekankan bahwa makanan bergizi yang disediakan di meja makan bukan hanya untuk ibu hamil, balita, atau ibu yang akan hamil, melainkan penting juga bagi para lansia.
"Ketika ibu-ibu sudah umur 51 tahun ke atas, makanan harus berbeda, karena ibu-ibu yang umur 51 tahun ke atas itu rata-rata sudah tidak lagi menstruasi. Produksi sel telurnya habis, hormon estrogennya habis. Kalau terus dibiarkan habis, kulitnya keriput dan tulangnya keropos," ucapnya.
Baca juga: BKKBN gaungkan "Gerakan Kembali Ke Meja Makan"
Dokter spesialis kandungan ini menjelaskan gerakan kembali ke meja makan merupakan momentum di mana seluruh anggota keluarga memanfaatkan waktu yang berkualitas untuk bisa saling bercerita atau curhat (mencurahkan isi hati).
"Memanfaatkan waktu quality time yang bagus itu salah satunya bisa dengan curhat di meja makan antaranggota keluarga," katanya.
Menurut dia, manfaat lain gerakan kembali ke meja makan yakni mentransformasikan nilai-nilai di dalam keluarga kepada anak-anak.
“Kita bisa berbagi kepada anak-anak untuk masalah nilai-nilai luhur, karakter, budaya," ujar dia.
Selain itu, lanjut Hasto, gerakan kembali ke meja makan juga menjadi salah satu langkah untuk mencegah stunting.
Baca juga: BKKBN: Makan bersama di meja makan bisa cegah stunting
"Makanannya mesti dipastikan memenuhi syarat atau belum untuk mencegah stunting, dengan gizi yang seimbang, dan untuk kualitas sumber daya manusia yang unggul," tuturnya.
Sementara itu, Penjabat Gubernur Jawa Tengah Nana Sudjana yang menjadi tuan rumah Harganas Ke-31 di Kota Semarang mengemukakan komunikasi yang baik antaranggota keluarga, utamanya antara anak dan orang tua di meja makan sangat penting untuk membangun keluarga yang sehat.
"Terbentuknya keluarga sehat juga merupakan cikal bakal bangsa yang kuat. Jadi, diingatkan kembali akan pentingnya bagaimana kita menjadikan keluarga betul-betul keluarga bahagia, karena keluarga yang bahagia akan menentukan karakter bangsa," ujar Nana.
Sarapan bergizi keluarga melalui Gerakan Kembali ke Meja Makan diselenggarakan secara hibrida oleh BKKBN, yang bertujuan untuk mengingatkan kembali keluarga-keluarga Indonesia agar meluangkan waktu berkumpul dan berkomunikasi bersama anggota keluarga.
Baca juga: Masyarakat diajak kembali ke meja makan untuk perkuat keluarga
Momentum makan bersama keluarga tersebut dinilai menjadi sarana dialog, interaksi, dan berbagi kasih sayang demi memperkuat ketahanan keluarga.
"Begitu menopause (mati haid), ayolah kembali ke meja makan. Sediakan makanan yang mengandung fitoestrogen (hormon pada tanaman yang mirip estrogen) bagi para lansia. Untuk lansia ada bengkuang, kacang-kacangan, kacang hijau, kacang panjang, kacang merah yang mengandung fitoestrogen," ujar Hasto dalam Gerakan Kembali Ke Meja Makan memperingati Hari Keluarga Nasional (Harganas) ke-31 yang diikuti secara daring di Jakarta, Jumat.
Hasto menekankan bahwa makanan bergizi yang disediakan di meja makan bukan hanya untuk ibu hamil, balita, atau ibu yang akan hamil, melainkan penting juga bagi para lansia.
"Ketika ibu-ibu sudah umur 51 tahun ke atas, makanan harus berbeda, karena ibu-ibu yang umur 51 tahun ke atas itu rata-rata sudah tidak lagi menstruasi. Produksi sel telurnya habis, hormon estrogennya habis. Kalau terus dibiarkan habis, kulitnya keriput dan tulangnya keropos," ucapnya.
Baca juga: BKKBN gaungkan "Gerakan Kembali Ke Meja Makan"
Dokter spesialis kandungan ini menjelaskan gerakan kembali ke meja makan merupakan momentum di mana seluruh anggota keluarga memanfaatkan waktu yang berkualitas untuk bisa saling bercerita atau curhat (mencurahkan isi hati).
"Memanfaatkan waktu quality time yang bagus itu salah satunya bisa dengan curhat di meja makan antaranggota keluarga," katanya.
Menurut dia, manfaat lain gerakan kembali ke meja makan yakni mentransformasikan nilai-nilai di dalam keluarga kepada anak-anak.
“Kita bisa berbagi kepada anak-anak untuk masalah nilai-nilai luhur, karakter, budaya," ujar dia.
Selain itu, lanjut Hasto, gerakan kembali ke meja makan juga menjadi salah satu langkah untuk mencegah stunting.
Baca juga: BKKBN: Makan bersama di meja makan bisa cegah stunting
"Makanannya mesti dipastikan memenuhi syarat atau belum untuk mencegah stunting, dengan gizi yang seimbang, dan untuk kualitas sumber daya manusia yang unggul," tuturnya.
Sementara itu, Penjabat Gubernur Jawa Tengah Nana Sudjana yang menjadi tuan rumah Harganas Ke-31 di Kota Semarang mengemukakan komunikasi yang baik antaranggota keluarga, utamanya antara anak dan orang tua di meja makan sangat penting untuk membangun keluarga yang sehat.
"Terbentuknya keluarga sehat juga merupakan cikal bakal bangsa yang kuat. Jadi, diingatkan kembali akan pentingnya bagaimana kita menjadikan keluarga betul-betul keluarga bahagia, karena keluarga yang bahagia akan menentukan karakter bangsa," ujar Nana.
Sarapan bergizi keluarga melalui Gerakan Kembali ke Meja Makan diselenggarakan secara hibrida oleh BKKBN, yang bertujuan untuk mengingatkan kembali keluarga-keluarga Indonesia agar meluangkan waktu berkumpul dan berkomunikasi bersama anggota keluarga.
Baca juga: Masyarakat diajak kembali ke meja makan untuk perkuat keluarga
Momentum makan bersama keluarga tersebut dinilai menjadi sarana dialog, interaksi, dan berbagi kasih sayang demi memperkuat ketahanan keluarga.
Pewarta: Lintang Budiyanti Prameswari
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2024
Tags: