ESDM cari investor baru untuk proyek nikel imbas mundurnya Eramet-BASF
28 Juni 2024 19:55 WIB
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif memberi keterangan ketika ditemui di Kantor Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Migas) di Jakarta, Jumat (28/6/2024). ANTARA/Putu Indah Savitri
Jakarta (ANTARA) - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengatakan, pemerintah mencari investor baru untuk proyek pemurnian nikel Sonic Bay di Maluku Utara imbas mundurnya BASF SE dan Eramet SA.
“Kalau mundur, ya kami cari yang lain. Masih banyak yang mau,” ujar Arifin ketika ditemui di Kantor Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Migas) di Jakarta, Jumat.
Arifin mengungkapkan bahwa BASF mundur dari proyek Sonic Bay karena sudah mendapatkan mitra untuk memasok kebutuhan industrinya.
“Dia (BASF) memutuskan untuk gak masuk ke Indonesia, mungkin dia (BASF) sudah (dapat pasokan) di tempat lain, tapi kami nggak tahu lah alasan di baliknya apa,” ujar Arifin.
Lebih lanjut, ketika disinggung mengenai pasar nikel yang menurun, Arifin menjelaskan bahwa memang saat ini terjadi penurunan permintaan nikel di pasar dunia, serta melemahnya perekonomian global.
“Memang, ya, semua demand (permintaan) turun, karena ekonomi juga melemah,” kata Arifin.
Sebelumnya, Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia membantah adanya isu yang menyatakan bahwa dua perusahaan besar di Eropa, yakni BASF asal Jerman dan Eramet dari Prancis, batal melakukan investasi senilai 2,6 miliar dolar AS pada proyek pabrik bahan baku baterai kendaraan listrik di Weda Bay, Halmahera Tengah, Maluku Utara.
Bahlil mengungkapkan bahwa kedua perusahaan tersebut hanya menunda rencana investasi pada proyek Sonic Bay di Maluku Utara.
“Sementara (investasinya) bukan dicabut, tapi di-pending sementara," kata Bahlil di sela Pelantikan Pengurus Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Asosiasi Pengusaha Jasa Boga (APJI) periode 2024 -2029 di Jakarta, Kamis (27/6).
Dia mengaku bahwa pihaknya saat ini sedang berkomunikasi terhadap kedua perusahaan tersebut.
Menurutnya, kedua perusahaan tersebut bukan membatalkan, tetapi hanya menunda investasinya di Indonesia akibat turunnya pasar penjualan mobil listrik di Eropa.
Baca juga: Bahlil: BASF dan Eramet tunda investasi baterai di Maluku Utara
Baca juga: BKPM: Mundurnya BASF di proyek Sonic Bay tak turunkan minat investasi
Baca juga: Bahlil sebut VW akan investasi di Indonesia tahun ini
“Kalau mundur, ya kami cari yang lain. Masih banyak yang mau,” ujar Arifin ketika ditemui di Kantor Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Migas) di Jakarta, Jumat.
Arifin mengungkapkan bahwa BASF mundur dari proyek Sonic Bay karena sudah mendapatkan mitra untuk memasok kebutuhan industrinya.
“Dia (BASF) memutuskan untuk gak masuk ke Indonesia, mungkin dia (BASF) sudah (dapat pasokan) di tempat lain, tapi kami nggak tahu lah alasan di baliknya apa,” ujar Arifin.
Lebih lanjut, ketika disinggung mengenai pasar nikel yang menurun, Arifin menjelaskan bahwa memang saat ini terjadi penurunan permintaan nikel di pasar dunia, serta melemahnya perekonomian global.
“Memang, ya, semua demand (permintaan) turun, karena ekonomi juga melemah,” kata Arifin.
Sebelumnya, Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia membantah adanya isu yang menyatakan bahwa dua perusahaan besar di Eropa, yakni BASF asal Jerman dan Eramet dari Prancis, batal melakukan investasi senilai 2,6 miliar dolar AS pada proyek pabrik bahan baku baterai kendaraan listrik di Weda Bay, Halmahera Tengah, Maluku Utara.
Bahlil mengungkapkan bahwa kedua perusahaan tersebut hanya menunda rencana investasi pada proyek Sonic Bay di Maluku Utara.
“Sementara (investasinya) bukan dicabut, tapi di-pending sementara," kata Bahlil di sela Pelantikan Pengurus Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Asosiasi Pengusaha Jasa Boga (APJI) periode 2024 -2029 di Jakarta, Kamis (27/6).
Dia mengaku bahwa pihaknya saat ini sedang berkomunikasi terhadap kedua perusahaan tersebut.
Menurutnya, kedua perusahaan tersebut bukan membatalkan, tetapi hanya menunda investasinya di Indonesia akibat turunnya pasar penjualan mobil listrik di Eropa.
Baca juga: Bahlil: BASF dan Eramet tunda investasi baterai di Maluku Utara
Baca juga: BKPM: Mundurnya BASF di proyek Sonic Bay tak turunkan minat investasi
Baca juga: Bahlil sebut VW akan investasi di Indonesia tahun ini
Pewarta: Putu Indah Savitri
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2024
Tags: