New York (ANTARA News) - Kurs euro sedikit "rebound" terhadap dolar pada Senin (Selasa pagi WIB), setelah pekan lalu turun tajam, dibantu oleh data baru yang menunjukkan beberapa pelemahan tak terduga dalam perekonomian AS.

Tetapi yen menguat terhadap euro dan dolar, karena turbulensi global terus mendorong para pedagang memburu mata uang "safe haven", lapor AFP.

Pada 22.00 GMT (Selasa, 05.00 WIB), euro naik menjadi 1,3529 dolar, dibandingkan dengan 1,3487 dolar pada akhir Jumat .

Dolar jatuh menjadi 100,94 yen dari 102,03 yen, dan euro turun menjadi 136,58 yen dari 137,61 yen.

Pasar mengambil isyarat pertama dari indeks pembelian manajer (PMI) untuk sektor manufaktur di China dan Eropa.

Jatuhnya PMI China menjadi sedikit di atas wilayah kontraksi mengakibatkan kekhawatiran untuk ekonomi global, sementara kejutan kenaikan di zona euro membantu euro.

"Indeks dolar mulai menurun pada awal sesi London karena rilis yang lebih baik dari perkiraan pada data PMI manufaktur di Prancis, Jerman dan zona euro," kata Benjamin Spier di DailyFX.

Penurunan tajam dalam PMI manufaktur ISM untuk Amerika Serikat, dari 56,5 pada Desember menjadi 51,3 pada Januari, dikirim melalui pasar, memicu aksi jual dua persen saham di Wall Street.

Sementara beberapa mengabaikan penurunan dalam indikator AS untuk serentetan cuaca buruk, yang lain mengatakan itu menggarisbawahi kelemahan tak terduga dalam perekonomian, datang setelah laporan buruk pada penjualan mobil, pekerjaan dan perumahan.

"Mungkin ada hikmahnya: banyak responden survei ISM melaporkan bahwa cuaca buruk selama Januari adalah hambatan bagi pertumbuhan," kata Christopher Vecchio, analis mata uang di DailyFX.

Pound Inggris turun menjadi 1,6309 dolar dari 1,6435 dolar, sementara dolar melemah menjadi 0,9005 franc Swiss dari 0,9060 franc.


Penerjemah: Apep Suhendar