Menko Airlangga bahas peluang kerja sama dengan parlemen Thailand
27 Juni 2024 23:49 WIB
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto (kedua dari kanan) menghadiri pertemuan dengan delegasi parlemen Thailand di kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Rabu (26/6/2024). ANTARA/HO-Kemenko Perekonomian.
Jakarta (ANTARA) - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menerima delegasi parlemen Thailand yang berkunjung melakukan studi banding terkait pengembangan kendaraan listrik, serta membahas peluang kerja sama Indonesia dan Thailand.
“Di ASEAN, jika Indonesia dan Thailand bekerja sama, saya pikir banyak hal yang bisa kita capai untuk ASEAN kita,” kata Airlangga Hartarto dalam pernyataannya di Jakarta, Kamis.
Kepada delegasi Thailand tersebut, ia menuturkan bahwa terdapat peluang kerja sama Indonesia dan Thailand dalam rantai pengembangan kendaraan listrik, mengingat Indonesia memiliki berbagai mineral kritis yang diperlukan untuk mengembangkan produk tersebut, seperti nikel, tembaga, kobalt, dan aluminium.
Ia pun menyatakan bahwa pemerintah Indonesia telah meluncurkan Peta Jalan Making Indonesia 4.0. yang berfokus dalam pengelolaan dan pemanfaatan mineral kritis untuk industri manufaktur.
Tidak hanya di bidang manufaktur, Airlangga juga menyampaikan bahwa kedua negara memiliki peluang kolaborasi dalam mewujudkan swasembada energi di kawasan Asia Tenggara.
Indonesia sebagai salah satu produsen crude palm oil (CPO) atau minyak sawit terbesar di dunia sedang mengembangkan komoditas tersebut menjadi biodiesel 35.
Sementara itu, Thailand sebagai salah satu produsen utama komoditas gula dapat mengembangkan sisa pengolahan industri gula menjadi etanol, yang juga dapat menjadi peluang kerja sama lain antara kedua negara.
“Kita perlu melakukan investasi yang meningkatkan swasembada energi di negara-negara ASEAN. Dan saya pikir itu penting untuk sektor ini,” ucap Airlangga.
Dalam kesempatan tersebut, ia juga menuturkan upaya pemerintah Indonesia untuk meningkatkan digitalisasi di negara-negara ASEAN.
Di bawah kepemimpinan Indonesia pada Keketuaan ASEAN 2023, telah diluncurkan Perjanjian Kerangka Ekonomi Digital (Digital Economy Framework Agreement/DEFA) yang diharapkan dapat memudahkan dalam bertransaksi antarnegara dan meningkatkan ekonomi ASEAN hingga 2 triliun dolar AS.
“Jadi, dengan semangat ASEAN, kita ingin lebih mengintegrasikan antarmanusia serta menjalin hubungan ekonomi antara negara-negara ASEAN,” kata Airlangga.
“Di ASEAN, jika Indonesia dan Thailand bekerja sama, saya pikir banyak hal yang bisa kita capai untuk ASEAN kita,” kata Airlangga Hartarto dalam pernyataannya di Jakarta, Kamis.
Kepada delegasi Thailand tersebut, ia menuturkan bahwa terdapat peluang kerja sama Indonesia dan Thailand dalam rantai pengembangan kendaraan listrik, mengingat Indonesia memiliki berbagai mineral kritis yang diperlukan untuk mengembangkan produk tersebut, seperti nikel, tembaga, kobalt, dan aluminium.
Ia pun menyatakan bahwa pemerintah Indonesia telah meluncurkan Peta Jalan Making Indonesia 4.0. yang berfokus dalam pengelolaan dan pemanfaatan mineral kritis untuk industri manufaktur.
Tidak hanya di bidang manufaktur, Airlangga juga menyampaikan bahwa kedua negara memiliki peluang kolaborasi dalam mewujudkan swasembada energi di kawasan Asia Tenggara.
Indonesia sebagai salah satu produsen crude palm oil (CPO) atau minyak sawit terbesar di dunia sedang mengembangkan komoditas tersebut menjadi biodiesel 35.
Sementara itu, Thailand sebagai salah satu produsen utama komoditas gula dapat mengembangkan sisa pengolahan industri gula menjadi etanol, yang juga dapat menjadi peluang kerja sama lain antara kedua negara.
“Kita perlu melakukan investasi yang meningkatkan swasembada energi di negara-negara ASEAN. Dan saya pikir itu penting untuk sektor ini,” ucap Airlangga.
Dalam kesempatan tersebut, ia juga menuturkan upaya pemerintah Indonesia untuk meningkatkan digitalisasi di negara-negara ASEAN.
Di bawah kepemimpinan Indonesia pada Keketuaan ASEAN 2023, telah diluncurkan Perjanjian Kerangka Ekonomi Digital (Digital Economy Framework Agreement/DEFA) yang diharapkan dapat memudahkan dalam bertransaksi antarnegara dan meningkatkan ekonomi ASEAN hingga 2 triliun dolar AS.
“Jadi, dengan semangat ASEAN, kita ingin lebih mengintegrasikan antarmanusia serta menjalin hubungan ekonomi antara negara-negara ASEAN,” kata Airlangga.
Pewarta: Uyu Septiyati Liman
Editor: Hisar Sitanggang
Copyright © ANTARA 2024
Tags: