Tuku bertekad jaga kualitas produk di hari jadinya ke-9
27 Juni 2024 22:24 WIB
Founder dan CEO Tuku Andanu Prasetyo (tengah) membagikan kisah perjalanan Tuku sebagai salah satu toko kopi di Indonesia dalam acara Festival Tetangga Tuku di Jakarta, Kamis (27/6/2024). (ANTARA/Hreeloita Dharma Shanti)
Jakarta (ANTARA) - Toko Kopi Tuku bertekad untuk menjaga kualitas produk dan kinerja karyawannya makin maksimal dalam perayaan hari ulang tahunnya ke-9 yang bertemakan “Dari Nyali Jadi Nyata”.
“Tuku lahir dari mimpi dan besar karena tetangga (sebutan bagi konsumen Tuku). Nyali yang kami pinjam dari tetangga-tetangga kami sejak toko pertama kami di Cipete, mendorong kami untuk terus berinovasi dan mewujudkan mimpi kami untuk menjadi lokomotif industri kopi Indonesia,” kata Founder dan CEO Tuku Andanu Prasetyo dalam acara Festival Tetangga Tuku di Jakarta, Kamis.
Tyo menuturkan sejak didirikan pada bulan Juni 2015, Tuku berupaya untuk konsisten menghadirkan produk dan kinerja yang berkualitas dengan fokus pada penggunaan bahan lokal dan kerja sama dengan vendor lokal demi kepuasan konsumennya.
Baca juga: Kopi Tuku populerkan gula aren dalam kopi di kancah global
Baca juga: Atdag KBRI: Pembukaan kedai kopi di Seoul tingkatkan ekspor produk RI
Dedikasi ini mengantarkan Tuku menjadi salah satu pelopor bisnis kopi lokal yang kini telah memiliki 50 toko, 10 cloud kitchen, dan tiga Toko Serba Tuku (TOSERBAKU) yang mempekerjakan 646 barista.
Di tahun 2023 pun Tuku telah menggunakan 380 ton biji kopi dan 185 ton gula aren, dengan target penggunaan hingga akhir tahun mencapai 440 ton biji kopi dan 280 ton gula aren.
Memasuki tahun 2024, perusahaan bereksplorasi dengan berbagai hal baru, mulai dari proyek “Bertamu” untuk riset market dan menyapa Tetangga di luar Jabodetabek selain Jawa Timur, menjajaki pasar global melalui Pop Up Store di Seoul, Korea Selatan.
Tuku juga berpartisipasi pada Amsterdam Coffee Festival hingga menghadirkan produk inovatif seperti Cold Drip Santai Remon kelapa jeruk.
Walaupun sejumlah prestasi telah ditorehkan, Tyo menyadari bahwa mimpi memajukan komoditas unggulan Indonesia ke kancah dunia perlu diwujudkan bersama. Oleh karenanya, Tuku menjalin kolaborasi dengan sejumlah pihak seperti BERAGAM dan Adena Coffee, roastery dan processor di balik Toko Kopi Tuku.
Tyo menilai dengan bersama-sama mendalami kekayaan cita rasa lokal, serta menerapkan skema pembayaran yang menguntungkan bagi pemasok dan petani, dapat mendongkrak industri kopi di Indonesia.
“Memasuki usia yang baru, Tuku bertekad untuk terus melangkah maju dengan semangat bertetangga baik. Tuku menargetkan untuk memiliki 100 toko di tahun 2026 dan melebarkan sayapnya ke pasar internasional di Asia dan Eropa,” ujarnya.
Vice President of Business and Operations Toko Kopi Tuku Muhammad Septiansyah menambahkan bahwa kesuksesan bisnis harus berjalan seiringan dengan kesejahteraan semua pihak, dari mulai petani; pengepul, prosesor dan pelaku lainnya dalam ekosistem industri kopi untuk menghasilkan kopi terbaik.
Terkait dengan Tuku, menurutnya kesuksesan toko kopi itu tidak bisa dilepaskan dari kinerja bisnisnya selama empat tahun terakhir, yang mencatatkan pertumbuhan pendapatan rata-rata sebesar 47,2 persen dan laba bersih 78,7 persen.
”Secara secara tahunan (yoy), kami melihat peningkatan pendapatan yang cukup signifikan sebesar 77 persen. Kami sangat berhati-hati dalam menyeimbangkan pertumbuhan dengan keberlanjutan finansial,” ucapnya.
Baca juga: Kedai pop-up Toko Kopi Tuku hadir di Seoul hingga April 2024
Baca juga: Gandeng kedai kopi lokal, Javaroma akan lebarkan bisnis
Baca juga: Produsen biji kopi lokal mesti pede ekspansi pasar mancanegara
“Tuku lahir dari mimpi dan besar karena tetangga (sebutan bagi konsumen Tuku). Nyali yang kami pinjam dari tetangga-tetangga kami sejak toko pertama kami di Cipete, mendorong kami untuk terus berinovasi dan mewujudkan mimpi kami untuk menjadi lokomotif industri kopi Indonesia,” kata Founder dan CEO Tuku Andanu Prasetyo dalam acara Festival Tetangga Tuku di Jakarta, Kamis.
Tyo menuturkan sejak didirikan pada bulan Juni 2015, Tuku berupaya untuk konsisten menghadirkan produk dan kinerja yang berkualitas dengan fokus pada penggunaan bahan lokal dan kerja sama dengan vendor lokal demi kepuasan konsumennya.
Baca juga: Kopi Tuku populerkan gula aren dalam kopi di kancah global
Baca juga: Atdag KBRI: Pembukaan kedai kopi di Seoul tingkatkan ekspor produk RI
Dedikasi ini mengantarkan Tuku menjadi salah satu pelopor bisnis kopi lokal yang kini telah memiliki 50 toko, 10 cloud kitchen, dan tiga Toko Serba Tuku (TOSERBAKU) yang mempekerjakan 646 barista.
Di tahun 2023 pun Tuku telah menggunakan 380 ton biji kopi dan 185 ton gula aren, dengan target penggunaan hingga akhir tahun mencapai 440 ton biji kopi dan 280 ton gula aren.
Memasuki tahun 2024, perusahaan bereksplorasi dengan berbagai hal baru, mulai dari proyek “Bertamu” untuk riset market dan menyapa Tetangga di luar Jabodetabek selain Jawa Timur, menjajaki pasar global melalui Pop Up Store di Seoul, Korea Selatan.
Tuku juga berpartisipasi pada Amsterdam Coffee Festival hingga menghadirkan produk inovatif seperti Cold Drip Santai Remon kelapa jeruk.
Walaupun sejumlah prestasi telah ditorehkan, Tyo menyadari bahwa mimpi memajukan komoditas unggulan Indonesia ke kancah dunia perlu diwujudkan bersama. Oleh karenanya, Tuku menjalin kolaborasi dengan sejumlah pihak seperti BERAGAM dan Adena Coffee, roastery dan processor di balik Toko Kopi Tuku.
Tyo menilai dengan bersama-sama mendalami kekayaan cita rasa lokal, serta menerapkan skema pembayaran yang menguntungkan bagi pemasok dan petani, dapat mendongkrak industri kopi di Indonesia.
“Memasuki usia yang baru, Tuku bertekad untuk terus melangkah maju dengan semangat bertetangga baik. Tuku menargetkan untuk memiliki 100 toko di tahun 2026 dan melebarkan sayapnya ke pasar internasional di Asia dan Eropa,” ujarnya.
Vice President of Business and Operations Toko Kopi Tuku Muhammad Septiansyah menambahkan bahwa kesuksesan bisnis harus berjalan seiringan dengan kesejahteraan semua pihak, dari mulai petani; pengepul, prosesor dan pelaku lainnya dalam ekosistem industri kopi untuk menghasilkan kopi terbaik.
Terkait dengan Tuku, menurutnya kesuksesan toko kopi itu tidak bisa dilepaskan dari kinerja bisnisnya selama empat tahun terakhir, yang mencatatkan pertumbuhan pendapatan rata-rata sebesar 47,2 persen dan laba bersih 78,7 persen.
”Secara secara tahunan (yoy), kami melihat peningkatan pendapatan yang cukup signifikan sebesar 77 persen. Kami sangat berhati-hati dalam menyeimbangkan pertumbuhan dengan keberlanjutan finansial,” ucapnya.
Baca juga: Kedai pop-up Toko Kopi Tuku hadir di Seoul hingga April 2024
Baca juga: Gandeng kedai kopi lokal, Javaroma akan lebarkan bisnis
Baca juga: Produsen biji kopi lokal mesti pede ekspansi pasar mancanegara
Pewarta: Hreeloita Dharma Shanti
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2024
Tags: