Sepanjang tahun ini, perseroan menargetkan alokasi belanja modal senilai 60 sampai 70 juta dolar AS.
"Untuk realisasi kuartal I-2024 kurang lebih di hampir seperempatnya, masih in line. Jadi, kami total capex di kuartal I sekitar 10 sampai 15 juta dolar AS," ujar Suparsin dalam Paparan Publik di Sheraton Grand Jakarta Gandaria City Hotel, Jakarta, Kamis.
Sampai kuartal I-2024, produksi tambang perseroan mencapai 5,88 juta wet metric ton (wmt), atau meningkat 38 persen (yoy) dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Kemudian, penjualan bijih nikel tercatat sebanyak 3,61 juta mwt, atau meningkat 30 persen (yoy) dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Suparsin menjelaskan, perseroan memiliki total 12 jalur produksi RKEF Smelter dengan kapasitas terpasang 120.000 ton kandungan nikel/tahun dalam FeNi, serta 3 jalur produksi HPAL refinery dengan kapasitas terpasang 55.000 ton kandungan nikel/tahun dalam MHP.
Pada kuartal I-2024, pendapatan (unaudited) perseroan tercatat senilai Rp6,03 triliun, atau meningkat 26 persen (yoy) dibandingkan periode sama tahun sebelumnya yang senilai Rp4,78 triliun.
Pada periode ini, laba bersih (anaudited) perseroan tercatat senilai Rp1,01 triliun, atau menurun 27 persen (yoy) dibandingkan senilai 1,36 triliun pada periode sama tahun sebelumnya.
Baca juga: Harita Nickel akan buyback saham Rp1 triliun
Baca juga: RUPST Harita Nickel sepakat bagikan dividen Rp1,6 triliun