Curah hujan di DIY mulai berkurang
2 Februari 2014 15:10 WIB
Musim Hujan Yogyakarta Pengendara kendaraan bermotor berjalan menembus hujan deras di kawasan Titik Nol Kilometer, Yogyakarta, Jumat (20/12). Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Yogyakarta meskipun puncak hujan akan terjadi pada Januari dan Februari 2014 mendatang, namun untuk intensitas hujan pada akhir tahun ini diprediksi cukup tinggi, yakni lebih dari 100 milimter (mm) per hari. (ANTARA FOTO/Noveradika). ()
Yogyakarta (ANTARA News) - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Yogyakarta memperkirakan intensitas curah hujan di DIY mulai pekan ini mulai berkurang karena sudah meninggalkan puncak musim hujan.
"Puncak musim hujan sudah terjadi pada akhir Januari sehingga mulai pekan ini intensitas curah hujan akan berkurang secara bertahap," kata Kepala Seksi Data dan Informasi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Yogyakarta Tony Agus Wijaya di Yogyakarta, Minggu.
Menurut dia, intensitas curah hujan saat puncak musim hujan mencapai 20 hingga 50 milimeter per dasarian, dan pengurangan curah hujan akan berkisar antara 10 hingga 20 persen hingga memasuki musim kemarau pada April.
Tony mengatakan, musim hujan di DIY berlangsung normal dengan curah hujan ringan hingga sedang yang biasanya terjadi dalam durasi cukup lama dan relatif tidak banyak terjadi gangguan cuaca jangka pendek yang menyebabkan curah hujan ekstrem.
Meskipun curah hujan di DIY mulai berkurang pada pekan ini, namun Tony meminta masyarakat khususnya yang tinggal dan beraktivitas di pantai selatan meningkatkan kewaspadaan.
"Pada pekan ini, gelombang laut selatan tergolong tinggi mencapai dua hingga tiga meter karena ada peningkatan kecepatan angin di laut. Hal itu dikarenakan munculnya tekanan udara rendah di Samudera Hindia. Dampak tekanan udara rendah hanya akan terjadi di laut karena cuaca di darat relatif seragam," katanya.
Sebelumnya, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Yogyakarta Agus Winarto mengatakan, upaya untuk meningkatkan kewaspadaan mayarakat terhadap potensi Bencana terus ditingkatkan.
BPBD Kota Yogyakarta juga tetap berkoordinasi dengan sejumlah komunitas relawan untuk pelaksanaan penanggulangan bencana dengan melakukan berbagai pelatihan khusus.
Pelatihan tersebut ditujukan untuk meningkatkan kemampuan dan keterampilan relawan siaga bencana untuk melakukan upaya penanggulangan bencana.
Beberapa potensi bencana yang perlu tetap diwaspadai di antaranya, banjir, pohon tumbang dan bencana alam lainnya. "Komunikasi dengan wilayah dan relawan dilakukan intensif sehingga penanggulangan bencana bisa dilakukan dengan cepat," katanya.
"Puncak musim hujan sudah terjadi pada akhir Januari sehingga mulai pekan ini intensitas curah hujan akan berkurang secara bertahap," kata Kepala Seksi Data dan Informasi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Yogyakarta Tony Agus Wijaya di Yogyakarta, Minggu.
Menurut dia, intensitas curah hujan saat puncak musim hujan mencapai 20 hingga 50 milimeter per dasarian, dan pengurangan curah hujan akan berkisar antara 10 hingga 20 persen hingga memasuki musim kemarau pada April.
Tony mengatakan, musim hujan di DIY berlangsung normal dengan curah hujan ringan hingga sedang yang biasanya terjadi dalam durasi cukup lama dan relatif tidak banyak terjadi gangguan cuaca jangka pendek yang menyebabkan curah hujan ekstrem.
Meskipun curah hujan di DIY mulai berkurang pada pekan ini, namun Tony meminta masyarakat khususnya yang tinggal dan beraktivitas di pantai selatan meningkatkan kewaspadaan.
"Pada pekan ini, gelombang laut selatan tergolong tinggi mencapai dua hingga tiga meter karena ada peningkatan kecepatan angin di laut. Hal itu dikarenakan munculnya tekanan udara rendah di Samudera Hindia. Dampak tekanan udara rendah hanya akan terjadi di laut karena cuaca di darat relatif seragam," katanya.
Sebelumnya, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Yogyakarta Agus Winarto mengatakan, upaya untuk meningkatkan kewaspadaan mayarakat terhadap potensi Bencana terus ditingkatkan.
BPBD Kota Yogyakarta juga tetap berkoordinasi dengan sejumlah komunitas relawan untuk pelaksanaan penanggulangan bencana dengan melakukan berbagai pelatihan khusus.
Pelatihan tersebut ditujukan untuk meningkatkan kemampuan dan keterampilan relawan siaga bencana untuk melakukan upaya penanggulangan bencana.
Beberapa potensi bencana yang perlu tetap diwaspadai di antaranya, banjir, pohon tumbang dan bencana alam lainnya. "Komunikasi dengan wilayah dan relawan dilakukan intensif sehingga penanggulangan bencana bisa dilakukan dengan cepat," katanya.
Pewarta: Eka Arifa Rusqiyati
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2014
Tags: