14 korban awan panas Sinabung segera dimakamkan
2 Februari 2014 13:46 WIB
Erupsi Sinabung Warga mengabadikan Gunung Sinabung yang kembali menyemburkan abu vulkanik, terlihat dari Desa Suka Nalu, Karo, Sumut, Selasa (21/1). (ANTARA/FOTO/Rony Muharrman)
Kabanjahe, Sumut (ANTARA News) - Tercatat 14 korban tewas akibat terkena awan panas Gunung Sinabung di Desa Sukameriah, Kecamatan Payung, Kabupaten Karo, Provinsi Sumatera Utara, Sabtu (1/1) telah dibawa pihak keluarganya dari Rumah Sakit Umum Kabanjahe, Minggu pagi.
Koordinator Media Center Penanggulangan Bencana Sinabung Posko Kabanjahe, Jhonson Tarigan kepada Antara News mengatakan seluruh korban yang meninggal dunia itu dibawa menggunakan mobil ambulans milik Pemerintah Kabupaten Karo.
Jenazah korban semburan awan panas itu, menurut dia, dijemput oleh pihak keluarga sejak pagi untuk dimakamkan di kampung halaman.
Bahkan, jelasnya, 13 korban awan panas yang tewas menginap di RSU Kabanjahe, dan seorang korban lainnya bernama Rizal Syahputra (25) dibawa keluarganya ke Medan, Sabtu (1/1) pukul 21.00 WIB.
"Sejak Minggu pagi (2/1) RSU Kabanjahe sudah dipadati masyarakat yang menyaksikan pengambilan jenazah korban bencana alam erupsi Gunung Sinabung," kata Jhonson.
Data yang diperoleh dari Posko Utama Penanggulangan Bencana Sinabung, Kabanjahe, ke-14 korban yang tewas akibat awan panas Gunung Sinabung, yakni Alexander Sembiring (17) pelajar SMA I Merdeka, Kabanjahe, Daud Surbakti (16) pelajar STM Berastagi.
Dipa Nusantara (17) pelajar STM Berastagi, dan David (17) pelajar STM Berastagi, Mahal Surbakti (25) guru honor SD di Desa Gurukinayan, Teken Sembiring (49) pengungsi Desa Guru Kinayan, dan Santun Siregar (22) mahasiswa GMKI asal Kutacane, Aceh.
Kemudian, Fitriani Boru Napitupulu (19) mahasiswa GMKI asal Kuta Tengah Lawe Agara, Aceh, Asran Lubis (21) mahasiswa GMKI asal Desa Pardamean, Kutacane Agara, Aceh, dan Marudut Brisnu Sihite (25) mahasiswa GMKI asal Kutacane, Agara, Aceh.
Rizal Syahputra (25) wartawan salah satu media di Medan, Daniel Siregar (22) mahasiswa GMKI asal Kutacane, Aceh, Zulpiandi Mori (21) mahasiswa GMKI asal Desa Lau Bakung Kutacane Agara, Aceh, dan Thomas Sembiring (27) photo grafer asal Jaberneh, Medan.
Koordinator Media Center Penanggulangan Bencana Sinabung Posko Kabanjahe, Jhonson Tarigan kepada Antara News mengatakan seluruh korban yang meninggal dunia itu dibawa menggunakan mobil ambulans milik Pemerintah Kabupaten Karo.
Jenazah korban semburan awan panas itu, menurut dia, dijemput oleh pihak keluarga sejak pagi untuk dimakamkan di kampung halaman.
Bahkan, jelasnya, 13 korban awan panas yang tewas menginap di RSU Kabanjahe, dan seorang korban lainnya bernama Rizal Syahputra (25) dibawa keluarganya ke Medan, Sabtu (1/1) pukul 21.00 WIB.
"Sejak Minggu pagi (2/1) RSU Kabanjahe sudah dipadati masyarakat yang menyaksikan pengambilan jenazah korban bencana alam erupsi Gunung Sinabung," kata Jhonson.
Data yang diperoleh dari Posko Utama Penanggulangan Bencana Sinabung, Kabanjahe, ke-14 korban yang tewas akibat awan panas Gunung Sinabung, yakni Alexander Sembiring (17) pelajar SMA I Merdeka, Kabanjahe, Daud Surbakti (16) pelajar STM Berastagi.
Dipa Nusantara (17) pelajar STM Berastagi, dan David (17) pelajar STM Berastagi, Mahal Surbakti (25) guru honor SD di Desa Gurukinayan, Teken Sembiring (49) pengungsi Desa Guru Kinayan, dan Santun Siregar (22) mahasiswa GMKI asal Kutacane, Aceh.
Kemudian, Fitriani Boru Napitupulu (19) mahasiswa GMKI asal Kuta Tengah Lawe Agara, Aceh, Asran Lubis (21) mahasiswa GMKI asal Desa Pardamean, Kutacane Agara, Aceh, dan Marudut Brisnu Sihite (25) mahasiswa GMKI asal Kutacane, Agara, Aceh.
Rizal Syahputra (25) wartawan salah satu media di Medan, Daniel Siregar (22) mahasiswa GMKI asal Kutacane, Aceh, Zulpiandi Mori (21) mahasiswa GMKI asal Desa Lau Bakung Kutacane Agara, Aceh, dan Thomas Sembiring (27) photo grafer asal Jaberneh, Medan.
Pewarta: Munawar Mandailing
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2014
Tags: