Pekanbaru (ANTARA News) - Kabut asap dampak dari peristiwa kebakaran lahan atau hutan di Riau, Minggu tampak menebal menyelimuti udara pagi di Kota Pekanbaru.

Hasil pantauan dari atas gedung dengan ketinggian 40 meter terlihat kabut asap menutupi jarak pandang sekitar 800 meter.

Gedung-gedung di tengah kota juga terselimut kabut asap yang mulai memekat itu.

"Kalau dibandingkan dengan kemarin, jauh lebih pekat sekarang," kata Rinto (45), sopir taksi.

Meski demikian, ayah tiga anak ini mengaku masih menjalankan aktivitasnya seperti biasa.

Ia berharap pemerintah segera mengatasi persoalan kebakaran lahan atau hutan di Riau yang menjadi penyebab terjadinya kabut asap.

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Pekanbaru menyatakan, satelite Terra dan Aqua mendeteksi kemunculan sebanyak 93 titik panas pada Kamis (1/2), terbanyak berada di Kabupaten Bengkalis.

Di Kabupaten Bengkalis menurut catatan lembaga pemantau cuaca itu terdeteksi ada sebanyak 52 titik panas yang tersebar di sejumlah kawasan lahan atau hutan bahkan perkebunan.

Kemudian Satelit Terra dan Aqua juga mendeteksi keberadaan titik panas di Kabupaten Pelalawan yakni sebanyak 18 titik.

Lalu di Kabupaten Siak terdeteksi titik panas sebanyak 16 titik, Indragiri Hilir ada sebanyak empat titik, dan di Kota Dumai sebanyak tiga titik panas.

Terakhir satu titik panas juga terdeteksi berada di Kabupaten Rokan Hilir.

Menurut prakiraan BMKG, sebanyak 11 dari 12 kabupaten/kota di Riau berpotensi cuaca cerah hingga berawan atau minim hujan.