Jakarta (ANTARA) - PT MRT Jakarta (Perseroda) menggandeng Bank Indonesia untuk mengkaji sistem tokenisasi pembayaran guna mendukung kecepatan transaksi di pintu sentuh (tapping gate) kurang dari satu detik. "Ini tantangan kami untuk memberikan pembayaran cepat melalui tokenisasi," kata Digital and Information Technology Infrastructure Business Department Head MRT Jakarta Ezron Yotham Sinaga dalam Kelas MRTJ Fellowship Program 2024 di Jakarta, Rabu.

Ezron menuturkan sistem ini memungkinkan penumpang untuk terlebih dahulu masuk usai menempelkan kartu di pintu sentuh. Nantinya saldo pembayaran akan terpotong saat penumpang melakukan perjalanan.

Adapun tujuan ini untuk menghindari adanya antrean penumpang di pintu sentuh serta antisipasi melonjaknya jumlah penumpang saat periode liburan maupun kegiatan tertentu.

Baca juga: MRT Jakarta edukasi penumpang baru untuk gunakan transaksi digital
Tujuan ini juga sejalan sebagai evaluasi antusiasme sebanyak 286.445 orang yang memanfaatkan promo Rp1 pada HUT Ke-497 DKI yakni Sabtu (22/6) hingga Minggu (23/6).

Dia berharap adanya pengkajian ini juga sejalan dengan tujuan MRT Jakarta menggencarkan sistem pembayaran secara digital.

"Ini kita bicarakan dengan BI, kalau di 'merchant' butuh waktu lima detik, sedangkan kalau transit butuh sekitar 0,5 milisekon (ms)," ujarnya.

Dia berharap adanya pengembangan sistem pembayaran ini mampu melahirkan produk digital baru yang mendukung kecepatan waktu.

Baca juga: Begini rekayasa lalu lintas imbas konstruksi Stasiun Thamrin
Selain itu, dia meyakini pengguna kartu elektronik masih tetap ada meskipun adanya peralihan menggunakan pembayaran digital.

"Digital kita yakin tahun depan akan semakin meningkat, tapi kartu tidak akan hilang makanya masih kami dukung," ujarnya.

Berdasarkan data dari Bank Indonesia (BI), Gen Z (kelahiran 1997-2012) menjadi segmen terbanyak memanfaatkan pembayaran digital dengan angka 27,94 persen.

BI mencatat transaksi lewat QRIS menjadi pembayaran digital tertinggi pada April 2024 yakni mencapai 406 juta transaksi senilai Rp44,1 triliun, tumbuh ekspansif sebesar 294,1 persen dibandingkan capaian pada April 2023.