Harga minyak jatuh terkait negara berkembang
1 Februari 2014 07:13 WIB
Ilustrasi. Petugas memeriksa kondisi lapangan di Kilang Pertamina Refinery Unit (RU) IV Lomanis, Cilacap, Jateng, Selasa (7/1). (ANTARA FOTO/Idhad Zakaria)
New York (ANTARA News) - Harga minyak dunia turun pada Jumat (Sabtu pagi WIB) karena aksi ambil untung dan berlanjutnya kekhawatiran atas masalah ekonomi di negara-negara berkembang.
Kontrak utama minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) di New York Mercantile Exchange untuk pengiriman Maret turun 74 sen menjadi ditutup pada 97,49 dolar AS per barel.
Minyak mentah Brent North Sea untuk penyerahan Maret menetap di 106,60 dolar AS per barel, turun 1,55 dolar AS di perdagangan London dari tingkat penutupan Kamis (30/1).
Perdagangan sepi karena sebagian besar pasar Asia tutup untuk liburan Tahun Baru Imlek.
Andy Lipow dari Lipow Oil Associates mengatakan pelemahan di pasar terkait gelombang kekhawatiran atas kerapuhan ekonomi di negara-negara berkembang.
Pada Jumat pagi, Dana Moneter Internasional (IMF) memperingatkan negara-negara berkembang untuk menopang pertahanan mereka di tengah tantangan gejolak global yang telah memicu aksi jual lebih luas di pasar keuangan.
"Meskipun sulit menentukan pemicu tunggal untuk aksi jual, turbulensi menggarisbawahi situasi menantang yang banyak negara hadapi sebagai akibat dari kondisi pembiayaan eksternal yang lebih ketat, pertumbuhan lambat dan harga komoditas lemah," kata juru bicara IMF.
Harga minyak telah melonjak pada Kamis (30/1) setelah Departemen Perdagangan AS mengatakan ekonomi nomor satu --dan konsumen minyak mentah terbesar dunia-- tumbuh 3,2 persen pada kuartal Oktober-Desember.
Itu jauh lebih baik daripada 3,0 persen angka kuartal keempat yang diperkirakan oleh para analis.
Akio Shibata, presiden National Resource Research Institute Jepang, mengatakan, harga minyak kemungkinan akan tetap pada tingkat yang relatif tinggi untuk beberapa waktu mendatang karena permintaan akan meningkat didukung latar belakang ekonomi AS yang kuat.
Kontrak utama minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) di New York Mercantile Exchange untuk pengiriman Maret turun 74 sen menjadi ditutup pada 97,49 dolar AS per barel.
Minyak mentah Brent North Sea untuk penyerahan Maret menetap di 106,60 dolar AS per barel, turun 1,55 dolar AS di perdagangan London dari tingkat penutupan Kamis (30/1).
Perdagangan sepi karena sebagian besar pasar Asia tutup untuk liburan Tahun Baru Imlek.
Andy Lipow dari Lipow Oil Associates mengatakan pelemahan di pasar terkait gelombang kekhawatiran atas kerapuhan ekonomi di negara-negara berkembang.
Pada Jumat pagi, Dana Moneter Internasional (IMF) memperingatkan negara-negara berkembang untuk menopang pertahanan mereka di tengah tantangan gejolak global yang telah memicu aksi jual lebih luas di pasar keuangan.
"Meskipun sulit menentukan pemicu tunggal untuk aksi jual, turbulensi menggarisbawahi situasi menantang yang banyak negara hadapi sebagai akibat dari kondisi pembiayaan eksternal yang lebih ketat, pertumbuhan lambat dan harga komoditas lemah," kata juru bicara IMF.
Harga minyak telah melonjak pada Kamis (30/1) setelah Departemen Perdagangan AS mengatakan ekonomi nomor satu --dan konsumen minyak mentah terbesar dunia-- tumbuh 3,2 persen pada kuartal Oktober-Desember.
Itu jauh lebih baik daripada 3,0 persen angka kuartal keempat yang diperkirakan oleh para analis.
Akio Shibata, presiden National Resource Research Institute Jepang, mengatakan, harga minyak kemungkinan akan tetap pada tingkat yang relatif tinggi untuk beberapa waktu mendatang karena permintaan akan meningkat didukung latar belakang ekonomi AS yang kuat.
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2014
Tags: