Tujuh pemberontak tewas di Sinai
1 Februari 2014 04:31 WIB
Pendukung Ikhwanul Muslimin dan Presiden Mesir terguling Mohamed Moursi menyerukan slogan menentang militer dan kementrian dalam negeri, dalam aksi protes di depan kawat berduri, tentara dan polisi di Istana Presidenan El-Thadiya, Kairo, Jumat (15/11). (REUTERS/Amr Abdallah Dalsh)
Kairo (ANTARA News) - Juru Bicara Militer Mesir, Kolonel Ahmed Mohamed, mengatakan, pihaknya berhasil menewaskan tujuh pemberontak di Semenanjung Sinai dan melukai 15 orang lainnya.
"Dalam operasi yang dilancarkan sejak Kamis, pasukan gabungan militer dan kepolisian berhasil menewaskan tujuh pemberontak dari kelompok takfir yang berafiliasi dengan Ikhwanul Muslimin," kata Mohamed, Jumat.
Operasi gabungan itu menargetkan rumah kediaman Salamah Adhabish, Sulaiman Adhabis, dan Sulaiman Abu Malhous di bagian selatan Kota Syeikh Zobeid yang merupakan kelompok takfir yang paling berbahaya, katanya.
Semenanjung Sinai adalah kawasan operasi militer sejak era Presiden Mesir, Hosni Mubarak, dan terus berlanjut di masa Presiden Mohamed Moursi.
Setelah penggulingan Moursi oleh militer pada Juli tahun lalu, kawasan Semenanjung Sinai terus berdarah-darah yang hampir tiap hari menghiasi media massa setempat dalam pertempuran antara gerilyawan garis keras dan aparat keamanan.
Pada awal pekan ini, gerilyawan kembali meledakkan jaringan pipa gas di Sinai yang mengangkut gas ke Jordania dan Israel.
Peledakan pipa gas ini telah berlangsung berulang kali sebagai protes atas pasokan gas ke Israel.
Di sisi lain, Ikhwanul Muslimin terus melancarkan aksi unjuk rasa di Kairo dan berbagai kota di negara itu untuk menentang jadwal pemilihan presiden yang akan digelar pada April depan.
Ikhwanul Muslimin pendukung Moursi juga menentang konstitusi baru dan mencemooh pencalonan Panglima Angkatan Bersenjata Jenderal Abdel Fatah Al Sisi yang dianggap bertanggung jawab atas penggulingan Moursi.
Para pengamat menilai, Jendaral Al Sisi bakal memenangkan pemilihan presiden.
Dewan Militer pada awal pekan ini menyatakan mendukung pencalonan Al Sisi tersebut.
"Dalam operasi yang dilancarkan sejak Kamis, pasukan gabungan militer dan kepolisian berhasil menewaskan tujuh pemberontak dari kelompok takfir yang berafiliasi dengan Ikhwanul Muslimin," kata Mohamed, Jumat.
Operasi gabungan itu menargetkan rumah kediaman Salamah Adhabish, Sulaiman Adhabis, dan Sulaiman Abu Malhous di bagian selatan Kota Syeikh Zobeid yang merupakan kelompok takfir yang paling berbahaya, katanya.
Semenanjung Sinai adalah kawasan operasi militer sejak era Presiden Mesir, Hosni Mubarak, dan terus berlanjut di masa Presiden Mohamed Moursi.
Setelah penggulingan Moursi oleh militer pada Juli tahun lalu, kawasan Semenanjung Sinai terus berdarah-darah yang hampir tiap hari menghiasi media massa setempat dalam pertempuran antara gerilyawan garis keras dan aparat keamanan.
Pada awal pekan ini, gerilyawan kembali meledakkan jaringan pipa gas di Sinai yang mengangkut gas ke Jordania dan Israel.
Peledakan pipa gas ini telah berlangsung berulang kali sebagai protes atas pasokan gas ke Israel.
Di sisi lain, Ikhwanul Muslimin terus melancarkan aksi unjuk rasa di Kairo dan berbagai kota di negara itu untuk menentang jadwal pemilihan presiden yang akan digelar pada April depan.
Ikhwanul Muslimin pendukung Moursi juga menentang konstitusi baru dan mencemooh pencalonan Panglima Angkatan Bersenjata Jenderal Abdel Fatah Al Sisi yang dianggap bertanggung jawab atas penggulingan Moursi.
Para pengamat menilai, Jendaral Al Sisi bakal memenangkan pemilihan presiden.
Dewan Militer pada awal pekan ini menyatakan mendukung pencalonan Al Sisi tersebut.
Pewarta: Munawar Makyanie
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2014
Tags: