Jakarta (ANTARA) - Kementerian Kesehatan mencatat bahwa secara komprehensif, untuk periode 2021-2025, terdapat dana hibah dari pihak luar negeri senilai 931,7 juta dolar AS atau mencapai hampir Rp14 triliun.

Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono menjelaskan bahwa dana tersebut dialokasikan untuk pembiayaan, pengadaan barang, serta pelayanan kesehatan.

Dante menyebut bahwa ada sebanyak 30 donatur internasional yang berkontribusi.

"Kita tahu bahwa dana hibah dari asing memberikan manfaat sebagai sumber dana yang strategis, memberikan fleksibilitas dalam penggunaannya, serta mengatasi (keterbatasan) pembiayaan oleh Kementerian Kesehatan," ujarnya dalam Indonesia Health Partners Meeting 2024 di Jakarta, Rabu.

Dalam kesempatan itu, dia menjelaskan penggunaan dana hibah sebesar USD 276,2 juta atau 4,1 triliun rupiah untuk program-program Kemenkes pada tahun 2023. Hampir 48 persen dari hibah tersebut, atau USD 131,8 juta, adalah untuk implementasi program, bantuan masyarakat, alat-alat kesehatan, serta manajemen.

Baca juga: Kemenkes apresiasi kolaborasi swasta kejar penurunan stunting
Baca juga: Kemenkes genjot biaya riset melalui pembiayaan domestik dan global


"Sisa hibahnya, kami distribusikan ke pelayanan sebesar USD 72,8 juta untuk pelayanan asisten teknis wilayah, implementasi program konsultan, bahkan pembiayaan, dan USD 71,6 juta dialokasikan ke barang-barang seperti obat-obatan, vaksin, peralatan kesehatan, dan hal-hal penting lainnya," katanya.

Dia pun mengucapkan terima kasih atas berbagai dukungan dari partner-partner strategis yang diterima dalam pencapaian agenda transformasi kesehatan tersebut.

Menurut Dante, dukungan itu begitu berarti dalam mengatasi masalah kurangnya biaya nasional.

Selain itu, hibah itu juga dapat memicu inovasi-inovasi bidang kesehatan di Indonesia, antara lain dalam proyek-proyek kesehatan di wilayah terpencil, memberikan peluang bagi tenaga kesehatan untuk meningkatkan kemampuan dengan teknologi canggih, serta membuat kemajuan signifikan dalam teknologi diagnosis, vaksin, terapi, dan bioteknologi.

Dia menyebutkan bahwa berbagai pencapaian dalam bidang kesehatan, seperti skrining dan pengobatan tuberkulosis, integrasi pelayanan imunisasi dengan WhatsApp, bukan hanya kerja dari Kemenkes saja, namun hasil kolaborasi semuanya.

Dia berharap acara tersebut dapat memfasilitasi para mitra Kemenkes untuk berbagi ide, strategi, dan aspirasi guna memberikan manfaat di bidang kesehatan yang lebih baik.