Menaker: Instruktur harus ciptakan tenaga kerja kompeten berdaya saing
26 Juni 2024 13:39 WIB
Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah dalam kegiatan Diseminasi Peraturan Jabatan Fungsional Instruktur, Pelatihan Inkubator Kewirausahaan Tenaga Pelatihan BLK Komunitas dan Public Speaking Instruktur Swasta, di Surabaya, Jawa Timur. (ANTARA/HO-Kemnaker)
Jakarta (ANTARA) - Menteri Ketenagakerjaan (Menaker), Ida Fauziyah mengatakan instruktur mempunyai kewajiban utama dalam menciptakan tenaga kerja yang kompeten dan berdaya saing.
"Jika para instruktur tidak memiliki keahlian yang kompeten dalam mengikuti dinamika ketenagakerjaan, ya percuma," kata Menaker Ida Fauziyah dalam keterangan di Jakarta, Rabu.
Hal itu disampaikan Menaker dalam kegiatan Diseminasi Peraturan Jabatan Fungsional Instruktur, Pelatihan Inkubator Kewirausahaan Tenaga Pelatihan BLK Komunitas dan Public Speaking Instruktur Swasta.
Baca juga: Menaker: Potensi pemagangan ke luar negeri terbuka lebar
Menaker Ida mengatakan tidak dapat dibayangkan apabila dinamika ketenagakerjaan yang bergerak sedemikian cepat, tapi tidak diimbangi dengan kemampuan instruktur itu sendiri.
Instruktur merupakan motor penggerak utama dalam menciptakan tenaga kerja yang sesuai dengan pasar kerja, dimana perkembangan teknologi informasi saat ini menuntut untuk tidak berhenti melakukan inovasi dengan meningkatkan kompetensi instruktur. "Impian untuk menciptakan tenaga kerja yang kompeten dan berdaya saing ada di pundak Bapak Ibu semua," ujarnya.
Ida Fauziyah menambahkan selain instruktur dari pemerintah, instruktur swasta juga memiliki kewajiban yang sama strategisnya dengan instruktur pemerintah. "Saya menaruh harapan yang sangat tinggi kepada para instruktur swasta," katanya.
Ia mengatakan membangun kolaborasi dan sinergi antara instruktur pemerintah dan swasta itu sangat penting, terutama dalam membuat ruang-ruang diskusi untuk saling meningkatkan kemampuan masing-masing.
Selain kegiatan diseminasi peraturan jabatan fungsional instruktur, pada kesempatan ini juga dilakukan pelatihan public speaking dan inkubator kewirausahaan tenaga pelatihan BLK Komunitas.
Menurut Menaker, public speaking juga memiliki peran penting dalam suatu proses pelatihan yang dijalankan agar bisa menjadi interaktif dan menyenangkan.
Ia berpendapat tanpa adanya strategi komunikasi dengan teknik public speaking yang baik, pelatihan bisa jadi membosankan, sehingga tujuan utama pelatihan justru bisa tidak tercapai.
Baca juga: Menaker minta penerapan kondisi ketenagakerjaan standar internasional
Baca juga: Menaker: Pendidikan-permintaan kerja tak sesuai sebabkan pengangguran
"Saya ingin para instruktur mempunyai kemampuan public speaking yang bagus, sehingga dapat menyampaikan pesannya dengan jelas dan efektif," ujar Ida Fauziyah.
Sedangkan untuk program inkubator kewirausahaan tenaga pelatihan BLK Komunitas, Menaker Ida menekankan agar memaksimalkan mungkin peran BLK Komunitas menuju lembaga pelatihan yang kredibel, profesional, dan mandiri.
Dia berharap tenaga pelatihan BLK Komunitas mampu mengakselerasi kemandirian BLK sebagai inkubator wirausaha bagi lahirnya gerakan kemandirian ekonomi baru.
"Semoga ini semua dapat menjadi batu loncatan akan lahirnya gerakan ekonomi keumatan baru di Indonesia," katanya.
"Jika para instruktur tidak memiliki keahlian yang kompeten dalam mengikuti dinamika ketenagakerjaan, ya percuma," kata Menaker Ida Fauziyah dalam keterangan di Jakarta, Rabu.
Hal itu disampaikan Menaker dalam kegiatan Diseminasi Peraturan Jabatan Fungsional Instruktur, Pelatihan Inkubator Kewirausahaan Tenaga Pelatihan BLK Komunitas dan Public Speaking Instruktur Swasta.
Baca juga: Menaker: Potensi pemagangan ke luar negeri terbuka lebar
Menaker Ida mengatakan tidak dapat dibayangkan apabila dinamika ketenagakerjaan yang bergerak sedemikian cepat, tapi tidak diimbangi dengan kemampuan instruktur itu sendiri.
Instruktur merupakan motor penggerak utama dalam menciptakan tenaga kerja yang sesuai dengan pasar kerja, dimana perkembangan teknologi informasi saat ini menuntut untuk tidak berhenti melakukan inovasi dengan meningkatkan kompetensi instruktur. "Impian untuk menciptakan tenaga kerja yang kompeten dan berdaya saing ada di pundak Bapak Ibu semua," ujarnya.
Ida Fauziyah menambahkan selain instruktur dari pemerintah, instruktur swasta juga memiliki kewajiban yang sama strategisnya dengan instruktur pemerintah. "Saya menaruh harapan yang sangat tinggi kepada para instruktur swasta," katanya.
Ia mengatakan membangun kolaborasi dan sinergi antara instruktur pemerintah dan swasta itu sangat penting, terutama dalam membuat ruang-ruang diskusi untuk saling meningkatkan kemampuan masing-masing.
Selain kegiatan diseminasi peraturan jabatan fungsional instruktur, pada kesempatan ini juga dilakukan pelatihan public speaking dan inkubator kewirausahaan tenaga pelatihan BLK Komunitas.
Menurut Menaker, public speaking juga memiliki peran penting dalam suatu proses pelatihan yang dijalankan agar bisa menjadi interaktif dan menyenangkan.
Ia berpendapat tanpa adanya strategi komunikasi dengan teknik public speaking yang baik, pelatihan bisa jadi membosankan, sehingga tujuan utama pelatihan justru bisa tidak tercapai.
Baca juga: Menaker minta penerapan kondisi ketenagakerjaan standar internasional
Baca juga: Menaker: Pendidikan-permintaan kerja tak sesuai sebabkan pengangguran
"Saya ingin para instruktur mempunyai kemampuan public speaking yang bagus, sehingga dapat menyampaikan pesannya dengan jelas dan efektif," ujar Ida Fauziyah.
Sedangkan untuk program inkubator kewirausahaan tenaga pelatihan BLK Komunitas, Menaker Ida menekankan agar memaksimalkan mungkin peran BLK Komunitas menuju lembaga pelatihan yang kredibel, profesional, dan mandiri.
Dia berharap tenaga pelatihan BLK Komunitas mampu mengakselerasi kemandirian BLK sebagai inkubator wirausaha bagi lahirnya gerakan kemandirian ekonomi baru.
"Semoga ini semua dapat menjadi batu loncatan akan lahirnya gerakan ekonomi keumatan baru di Indonesia," katanya.
Pewarta: Anita Permata Dewi
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2024
Tags: