Enam pemimpin UE dukung Ursula von der Leyen maju untuk jabatan kedua
26 Juni 2024 11:06 WIB
Ursula Von der Leyen, kandidat utama Partai Rakyat Eropa (EPP) untuk presiden Komisi Eropa, berbicara di Parlemen Eropa di Brussels, Belgia, 9 Juni 2024. (ANTARA/Xinhua/Zhao Dingzhe)
Brussel (ANTARA) - Politisi Jerman Ursula von der Leyen siap kembali menjadi presiden Komisi Eropa untuk masa jabatan kedua setelah jajaran pemimpin politik Eropa mencapai konsensus pada Selasa (25/6), lapor beberapa outlet media.
Mengutip para pejabat Uni Eropa (UE), media Politico memaparkan bahwa konsensus tersebut dicapai di antara enam pemimpin UE. Mereka yakni Perdana Menteri (PM) Yunani Kyriakos Mitsotakis, PM Polandia Donald Tusk, PM Spanyol Pedro Sanchez, Kanselir Jerman Olaf Scholz, Presiden Prancis Emmanuel Macron, dan PM Belanda Mark Rutte.
Keenam pemimpin dari tiga kelompok sentris utama itu juga menyetujui paket kesepakatan yang akan menjadikan mantan perdana menteri Portugal Antonio Costa sebagai presiden Dewan Eropa dan PM Estonia Kaja Kallas sebagai kepala kebijakan luar negeri UE.
Namun, kesepakatan tersebut juga menuai kritik. Pasalnya, PM Hongaria Viktor Orban melalui platform media sosial X menyatakan ketidaksetujuannya dengan menyebut bahwa kesepakatan itu justru mendorong perpecahan, alih-alih inklusi. "Para pejabat tinggi UE seharusnya mewakili setiap negara anggota, bukan hanya kaum kiri dan liberal!" ujar Orban.
Para pemimpin dari negara-negara anggota UE akan mengesahkan kesepakatan tersebut dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) UE mendatang di Brussel yang akan dibuka pada Kamis (27/6).
Namun, kesepakatan tersebut juga menuai kritik. Pasalnya, PM Hongaria Viktor Orban melalui platform media sosial X menyatakan ketidaksetujuannya dengan menyebut bahwa kesepakatan itu justru mendorong perpecahan, alih-alih inklusi. "Para pejabat tinggi UE seharusnya mewakili setiap negara anggota, bukan hanya kaum kiri dan liberal!" ujar Orban.
Mengutip para pejabat Uni Eropa (UE), media Politico memaparkan bahwa konsensus tersebut dicapai di antara enam pemimpin UE. Mereka yakni Perdana Menteri (PM) Yunani Kyriakos Mitsotakis, PM Polandia Donald Tusk, PM Spanyol Pedro Sanchez, Kanselir Jerman Olaf Scholz, Presiden Prancis Emmanuel Macron, dan PM Belanda Mark Rutte.
Keenam pemimpin dari tiga kelompok sentris utama itu juga menyetujui paket kesepakatan yang akan menjadikan mantan perdana menteri Portugal Antonio Costa sebagai presiden Dewan Eropa dan PM Estonia Kaja Kallas sebagai kepala kebijakan luar negeri UE.
Namun, kesepakatan tersebut juga menuai kritik. Pasalnya, PM Hongaria Viktor Orban melalui platform media sosial X menyatakan ketidaksetujuannya dengan menyebut bahwa kesepakatan itu justru mendorong perpecahan, alih-alih inklusi. "Para pejabat tinggi UE seharusnya mewakili setiap negara anggota, bukan hanya kaum kiri dan liberal!" ujar Orban.
Para pemimpin dari negara-negara anggota UE akan mengesahkan kesepakatan tersebut dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) UE mendatang di Brussel yang akan dibuka pada Kamis (27/6).
Namun, kesepakatan tersebut juga menuai kritik. Pasalnya, PM Hongaria Viktor Orban melalui platform media sosial X menyatakan ketidaksetujuannya dengan menyebut bahwa kesepakatan itu justru mendorong perpecahan, alih-alih inklusi. "Para pejabat tinggi UE seharusnya mewakili setiap negara anggota, bukan hanya kaum kiri dan liberal!" ujar Orban.
Pewarta: Xinhua
Editor: Santoso
Copyright © ANTARA 2024
Tags: