Balai Pemantauan Gunung Api sosialisasi mitigasi bencana di Malut
26 Juni 2024 10:08 WIB
Balai pemantauan gunung api sosialisasi mitigasi bencana menggelar Mitigasi Bencana Gunung Api diselenggarakan oleh Balai Pemantauan Gunung Api dan Mitigasi Bencana Gerakan Tanah Sulawesi Maluku bertempat di Emerald Hotel, Rabu (26/6/2024). ANTARA/Abdul Fatah (Abdul Fatah)
Ternate (ANTARA) - Balai Pemantauan Gunung Api dan Mitigasi Bencana Gerakan Tanah Sulawesi Maluku menggandeng pemangku kepentingan di Maluku Utara (Malut) untuk melakukan sosialisasi mitigasi bencana gunung berapi aktif, termasuk di Malut.
"Setiap gunung memiliki karakteristik masing-masing, namun dapat kita golongkan menjadi beberapa jenis, khusus di Malut, memiliki potensi bencana erupsi gunung api, tsunami hingga pergerakan tanah," kata Penyelidik Bumi Madya Kementerian ESDM, Kristianto saat memberikan materi terkait Mitigasi Bencana Gunung Api yang diselenggarakan Balai Pemantauan Gunung Api dan Mitigasi Bencana Gerakan Tanah Sulawesi Maluku di Ternate, Rabu.
Baca juga: Peran penting pengamat gunung api memitigasi bencana di Flores
Dia mengungkapkan kondisi Geologi Indonesia dikelilingi oleh ring fire, sehingga banyak gunung berapi aktif yang tersebar di seluruh Indonesia.
Untuk itu, proses mitigasi harus selalu dilakukan untuk memetakan potensi bencana alam serta langkah evakuasi saat terjadi bencana.
Kegiatan tersebut diikuti oleh Karoops Polda Malut, Dandim 1501/Ternate, Kepala Balai Pemantauan Gunung Api dan Mitigasi Bencana Gerakan Tanah Sulawesi Maluku, Kepala Basarnas Malut, Kepala BPBD kabupaten/kota, akademisi Universitas Hawai Charles Han, para Danramil/Kapolsek, BUMN, dan jurnalis.
Sebelumnya, Badan Geologi Kementerian ESDM melaporkan adanya kemunculan kubah lava di bagian barat kawah Gunung Ibu yang berlokasi di Pulau Halmahera.
Ketua Tim Gunung Api dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Heruningtyas Desi Purnamasari mengatakan bahwa itu kubah baru yang sebelumnya tidak ada di Gunung Ibu.
"Memang ada kubah lava itu, terbentuk dari erupsi-erupsi sebelumnya, bukan terjadi dalam sekejap," katanya.
Baca juga: Indonesia alami 150 erupsi gunung api dalam dua dekade terakhir
Baca juga: Badan Geologi komit tingkatkan pelayanan mitigasi bencana gunung api
Kubah lava adalah tonjolan berbentuk gundukan melingkar yang terbentuk dari ekstrusi lava kental secara perlahan dari gunung berapi.
Kubah lava terbentuk dari magma yang keluar dari dalam bumi, lalu mendingin secara cepat, karena ada interaksi dengan udara di permukaan.
Tyas mengungkapkan kemunculan kubah lava di Gunung Ibu terjadi akibat perpindahan lubang letusan dan fenomena perpindahan titik erupsi.
"Setiap gunung memiliki karakteristik masing-masing, namun dapat kita golongkan menjadi beberapa jenis, khusus di Malut, memiliki potensi bencana erupsi gunung api, tsunami hingga pergerakan tanah," kata Penyelidik Bumi Madya Kementerian ESDM, Kristianto saat memberikan materi terkait Mitigasi Bencana Gunung Api yang diselenggarakan Balai Pemantauan Gunung Api dan Mitigasi Bencana Gerakan Tanah Sulawesi Maluku di Ternate, Rabu.
Baca juga: Peran penting pengamat gunung api memitigasi bencana di Flores
Dia mengungkapkan kondisi Geologi Indonesia dikelilingi oleh ring fire, sehingga banyak gunung berapi aktif yang tersebar di seluruh Indonesia.
Untuk itu, proses mitigasi harus selalu dilakukan untuk memetakan potensi bencana alam serta langkah evakuasi saat terjadi bencana.
Kegiatan tersebut diikuti oleh Karoops Polda Malut, Dandim 1501/Ternate, Kepala Balai Pemantauan Gunung Api dan Mitigasi Bencana Gerakan Tanah Sulawesi Maluku, Kepala Basarnas Malut, Kepala BPBD kabupaten/kota, akademisi Universitas Hawai Charles Han, para Danramil/Kapolsek, BUMN, dan jurnalis.
Sebelumnya, Badan Geologi Kementerian ESDM melaporkan adanya kemunculan kubah lava di bagian barat kawah Gunung Ibu yang berlokasi di Pulau Halmahera.
Ketua Tim Gunung Api dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Heruningtyas Desi Purnamasari mengatakan bahwa itu kubah baru yang sebelumnya tidak ada di Gunung Ibu.
"Memang ada kubah lava itu, terbentuk dari erupsi-erupsi sebelumnya, bukan terjadi dalam sekejap," katanya.
Baca juga: Indonesia alami 150 erupsi gunung api dalam dua dekade terakhir
Baca juga: Badan Geologi komit tingkatkan pelayanan mitigasi bencana gunung api
Kubah lava adalah tonjolan berbentuk gundukan melingkar yang terbentuk dari ekstrusi lava kental secara perlahan dari gunung berapi.
Kubah lava terbentuk dari magma yang keluar dari dalam bumi, lalu mendingin secara cepat, karena ada interaksi dengan udara di permukaan.
Tyas mengungkapkan kemunculan kubah lava di Gunung Ibu terjadi akibat perpindahan lubang letusan dan fenomena perpindahan titik erupsi.
Pewarta: Abdul Fatah
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2024
Tags: