MRT Jakarta bersiap memasuki pekerjaan skala besar
31 Januari 2014 13:30 WIB
Pekerja mempersiapkan kontruksi awal pembangunan mass rapid transit (MRT) di Dukuh Atas, Jakarta. Proyek itu ditargetkan selesai pada akhir Desember 2017 dengan biaya mencapai Rp17 triliun. (ANTARA FOTO/Zabur Karuru)
Jakarta (ANTARA News) - Proyek pembangunan sarana transportasi massal atau Mass Rapid Transit (MRT) oleh PT MRT Jakarta segera memasuki tahapan konstruksi skala besar mulai April 2014.
"Konsekuensi dari pekerjaan besar tersebut, yakni dilakukannya penutupan lajur pada median jalan di beberapa titik dalam waktu kurang lebih empat tahun," kata Direktur Utama PT MRT Jakarta Dono Boestami dalam siaran pers yang diterima Antara, Jumat.
Menurut dia, untuk mengurangi dampak terhadap lalu lintas, pihaknya tetap mempertahankan jumlah lajur kendaraan di titik-titik tersebut, kecuali tidak dimungkinkan untuk dibuat lajur pengganti.
Enam titik yang akan mengalami penutupan lajur median jalan, antara lain jalur transisi di ujung Jalan Sisingamangaraja menuju Patung Pemuda, lokasi bakal stasiun MRT Senayan di depan Ratu Plaza dan lokasi bakal stasiun MRT Istora di depan pintu masuk Istora Senayan.
Kemudian, di lokasi bakal stasiun MRT Bendungan Hilir, lokasi bakal stasiun MRT Setiabudi dan lokasi bakal stasiun MRT Bundaran Hotel Indonesia (HI) Jalan MH Thamrin di depan gedung Kedutaan Besar (Kedubes) Jepang.
"Selain penutupan lajur pada median jalan, kami juga akan melakukan penutupan lajur di wilayah transisi Jalan Sisingamangaraja dekat bundaran Patung Pemuda," ujar Boestami.
Dia menuturkan lokasi transisi Jalan Sisingamangaraja dan Bundaran HI tidak dimungkinkan untuk disiapkan lajur pengganti karena lebar badan jalan yang kurang serta trotoar yang relatif sempit.
"Persiapan penutupan lajur segera dimulai pada minggu ini yang diawali dengan penutupan satu lajur di depan Kedubes Jepang. Pemagaran di lokasi tersebut akan dilakukan mulai malam ini," tutur Boestami.
Dengan demikian, dia mengungkapkan jumlah lajur di sisi timur arah Semanggi akan tetap sama, sedangkan jumlah lajur di sisi barat arah Monas akan berkurang satu.
"Konsekuensi dari pekerjaan besar tersebut, yakni dilakukannya penutupan lajur pada median jalan di beberapa titik dalam waktu kurang lebih empat tahun," kata Direktur Utama PT MRT Jakarta Dono Boestami dalam siaran pers yang diterima Antara, Jumat.
Menurut dia, untuk mengurangi dampak terhadap lalu lintas, pihaknya tetap mempertahankan jumlah lajur kendaraan di titik-titik tersebut, kecuali tidak dimungkinkan untuk dibuat lajur pengganti.
Enam titik yang akan mengalami penutupan lajur median jalan, antara lain jalur transisi di ujung Jalan Sisingamangaraja menuju Patung Pemuda, lokasi bakal stasiun MRT Senayan di depan Ratu Plaza dan lokasi bakal stasiun MRT Istora di depan pintu masuk Istora Senayan.
Kemudian, di lokasi bakal stasiun MRT Bendungan Hilir, lokasi bakal stasiun MRT Setiabudi dan lokasi bakal stasiun MRT Bundaran Hotel Indonesia (HI) Jalan MH Thamrin di depan gedung Kedutaan Besar (Kedubes) Jepang.
"Selain penutupan lajur pada median jalan, kami juga akan melakukan penutupan lajur di wilayah transisi Jalan Sisingamangaraja dekat bundaran Patung Pemuda," ujar Boestami.
Dia menuturkan lokasi transisi Jalan Sisingamangaraja dan Bundaran HI tidak dimungkinkan untuk disiapkan lajur pengganti karena lebar badan jalan yang kurang serta trotoar yang relatif sempit.
"Persiapan penutupan lajur segera dimulai pada minggu ini yang diawali dengan penutupan satu lajur di depan Kedubes Jepang. Pemagaran di lokasi tersebut akan dilakukan mulai malam ini," tutur Boestami.
Dengan demikian, dia mengungkapkan jumlah lajur di sisi timur arah Semanggi akan tetap sama, sedangkan jumlah lajur di sisi barat arah Monas akan berkurang satu.
Pewarta: Rr. Cornea Khairany
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2014
Tags: