Pengamat prediksi sektor properti bangkit pada periode 2025-2029
26 Juni 2024 00:23 WIB
Pengamat properti Panangian Simanungkalit sedang memberikan paparan terkait prospek properti tahun mendatang dalam acara talkshow properti dengan tema “Meneropong Pasar Properti di Era Pemerintahan Baru” yang digelar di marketing office Alam Sutera Tangerang, Selasa. ANTARA/Irfan
Tangerang (ANTARA) - Pengamat properti Panangian Simanungkalit memprediksi sektor properti terutama perumahan akan membaik dan bangkit pada periode 2025 sampai 2029.
"Hal ini karena ditunjang program Prabowo - Gibran yang menghadirkan program tiga juta rumah. Ini akan berpengaruh terhadap kegairahan industri properti secara umum," kata Panangian dalam gelar wicara properti dengan tema “Meneropong Pasar Properti di Era Pemerintahan Baru” yang digelar di Marketing Office Alam Sutera Tangerang, Banten, Selasa.
Ia mengatakan sejumlah indikator yang menggerakkan pertumbuhan ekonomi Indonesia sepanjang 2023 hingga 2025 mendatang terlihat positif.
“Kekhawatiran pemilu awal tahun kemarin akan rusuh pun tidak terbukti. Ini memberikan dampak baik bagi sektor properti," katanya.
Tak hanya itu, pemerintah mendatang juga cukup jeli mencari celah guna membangkitkan perekonomian rakyat dengan menciptakan pertumbuhan ekonomi di atas lima persen.
“Nah, kemarin telah disetujui Rp71 triliun anggaran untuk makan bergizi gratis. Ini kan sebuah terobosan yang belum pernah ada sebelumnya. Saya dengar akan ada 50 ribu titik yang akan dimulai untuk program ini. Berapa besar penciptaan ekonomi dari salah satu program ini," ujar Panangian.
Baca juga: Studi: Tangerang catat pertumbuhan permintaan hunian hingga 91 persen
Baca juga: BSI target untuk catatkan "booking fee" properti hingga Rp400 miliar
Ia juga menyebut dengan adanya program pembangunan tiga juta rumah akan membangkitkan semangat dan memberikan dampak psikologis yang positif terutama bagi para pengembang yang tergabung dalam asosiasi-asosiasi perumahan seperti Realestat Indonesia (REI), Apersi dan Himperra, dan lainnya.
“Bagi pengusaha properti, program ini memberi sinyal bahwa industri properti akan bangkit di era pemerintahan yang akan datang,” ucap Panangian.
Tidak hanya itu, ekonomi Indonesia tetap berdaya tahan di tengah meningkatnya ketidakpastian global. Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan pertumbuhan ekonomi triwulan I 2024 sebesar 5,11 persen (yoy), meningkat dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan sebelumnya sebesar 5,04 persen (yoy).
Ke depan, pertumbuhan ekonomi 2024 diprakirakan tetap kuat dalam kisaran 4,7-5,5 persen (yoy) didukung oleh permintaan domestik, terutama dari berlanjutnya pertumbuhan konsumsi dan investasi bangunan sejalan dengan berlanjutnya pembangunan Proyek Strategis Nasional (PSN).
Sejalan dengan itu pemerintah juga sangat konsern memenuhi kebutuhan rumah agar pada tahun 2045 tercapai Zero Backlog.
Pada 2023 backlog rumah masih di kisaran 10 juta unit. Jika pemerintah membangun 500 ribu per tahun maka 20 tahun ke depan baru akan selesai.
"Jumlah ini belum ditambah dengan kebutuhan hunian untuk keluarga baru yang mencapai 750 ribu hingga 800 ribu per tahun. Jadi pemerintah perlu membangun 500 ribu ditambah 750 ribu ribu sehingga mencapai 1,25 juta per tahunnya. Untuk mewujudkan itu sangat dibutuhkan kolaborasi dan peran aktif pengembang swasta,” katanya.
Chief Marketing Officer (CMO) Elevee Condominium Alvin Andronicus mengungkapkan penguatan ekonomi dalam pemerintahan mendatang sudah terlihat dengan adanya program tiga juta rumah.
Menurutnya, ini akan menggerakkan perekonomian dimana dalam sebuah proyek properti yang dikembangkan yang diikuti dengan multiplier effect kepada 180 sektor lainnya.
“Kami melihat, pemerintahan ke depan berorientasi pada perekonomian, dan tentunya sektor bisnis properti adalah salah satunya yang akan didorong karena memberikan efek berantai untuk menggerakkan berbagai industri lainnya,” kata Alvin.
Terkait kondisi nilai tukar rupiah terhadap dolar, Alvin mengaku tidak khawatir karena produk material yang digunakan hampir 100 persen konten lokal. Untuk itu Elevee Condominium terus menggerakkan pasar karena menurut Alvin, properti adalah produk investasi.
“Kita harus akui bahwa pandemi pada tiga tahun lalu memberikan dampak luar biasa pada industri properti. Meski demikian, setelah pandemi berlalu sektor properti mampu bergerak dan kembali mejadi motor penggerak perekonomian," ujarnya.
Hanya saja menurut Alvin, pemerintah harus lebih banyak memberikan stimulus yang bekelanjutan untuk menggerakkan pasar.
“Seperti Program PPN DTP yang sudah diterapkan beberapa waktu belakangan ini, perizinan yang cepat dan mudah, menurut kami itu sudah bagus dan harus dilanjutkan,” katanya.
Baca juga: NWP Property terima pembiayaan keberlanjutan 135 juta dolar AS
Baca juga: Pengamat: Tapera tingkatkan akses KPR dan stabilitas sektor properti
"Hal ini karena ditunjang program Prabowo - Gibran yang menghadirkan program tiga juta rumah. Ini akan berpengaruh terhadap kegairahan industri properti secara umum," kata Panangian dalam gelar wicara properti dengan tema “Meneropong Pasar Properti di Era Pemerintahan Baru” yang digelar di Marketing Office Alam Sutera Tangerang, Banten, Selasa.
Ia mengatakan sejumlah indikator yang menggerakkan pertumbuhan ekonomi Indonesia sepanjang 2023 hingga 2025 mendatang terlihat positif.
“Kekhawatiran pemilu awal tahun kemarin akan rusuh pun tidak terbukti. Ini memberikan dampak baik bagi sektor properti," katanya.
Tak hanya itu, pemerintah mendatang juga cukup jeli mencari celah guna membangkitkan perekonomian rakyat dengan menciptakan pertumbuhan ekonomi di atas lima persen.
“Nah, kemarin telah disetujui Rp71 triliun anggaran untuk makan bergizi gratis. Ini kan sebuah terobosan yang belum pernah ada sebelumnya. Saya dengar akan ada 50 ribu titik yang akan dimulai untuk program ini. Berapa besar penciptaan ekonomi dari salah satu program ini," ujar Panangian.
Baca juga: Studi: Tangerang catat pertumbuhan permintaan hunian hingga 91 persen
Baca juga: BSI target untuk catatkan "booking fee" properti hingga Rp400 miliar
Ia juga menyebut dengan adanya program pembangunan tiga juta rumah akan membangkitkan semangat dan memberikan dampak psikologis yang positif terutama bagi para pengembang yang tergabung dalam asosiasi-asosiasi perumahan seperti Realestat Indonesia (REI), Apersi dan Himperra, dan lainnya.
“Bagi pengusaha properti, program ini memberi sinyal bahwa industri properti akan bangkit di era pemerintahan yang akan datang,” ucap Panangian.
Tidak hanya itu, ekonomi Indonesia tetap berdaya tahan di tengah meningkatnya ketidakpastian global. Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan pertumbuhan ekonomi triwulan I 2024 sebesar 5,11 persen (yoy), meningkat dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan sebelumnya sebesar 5,04 persen (yoy).
Ke depan, pertumbuhan ekonomi 2024 diprakirakan tetap kuat dalam kisaran 4,7-5,5 persen (yoy) didukung oleh permintaan domestik, terutama dari berlanjutnya pertumbuhan konsumsi dan investasi bangunan sejalan dengan berlanjutnya pembangunan Proyek Strategis Nasional (PSN).
Sejalan dengan itu pemerintah juga sangat konsern memenuhi kebutuhan rumah agar pada tahun 2045 tercapai Zero Backlog.
Pada 2023 backlog rumah masih di kisaran 10 juta unit. Jika pemerintah membangun 500 ribu per tahun maka 20 tahun ke depan baru akan selesai.
"Jumlah ini belum ditambah dengan kebutuhan hunian untuk keluarga baru yang mencapai 750 ribu hingga 800 ribu per tahun. Jadi pemerintah perlu membangun 500 ribu ditambah 750 ribu ribu sehingga mencapai 1,25 juta per tahunnya. Untuk mewujudkan itu sangat dibutuhkan kolaborasi dan peran aktif pengembang swasta,” katanya.
Chief Marketing Officer (CMO) Elevee Condominium Alvin Andronicus mengungkapkan penguatan ekonomi dalam pemerintahan mendatang sudah terlihat dengan adanya program tiga juta rumah.
Menurutnya, ini akan menggerakkan perekonomian dimana dalam sebuah proyek properti yang dikembangkan yang diikuti dengan multiplier effect kepada 180 sektor lainnya.
“Kami melihat, pemerintahan ke depan berorientasi pada perekonomian, dan tentunya sektor bisnis properti adalah salah satunya yang akan didorong karena memberikan efek berantai untuk menggerakkan berbagai industri lainnya,” kata Alvin.
Terkait kondisi nilai tukar rupiah terhadap dolar, Alvin mengaku tidak khawatir karena produk material yang digunakan hampir 100 persen konten lokal. Untuk itu Elevee Condominium terus menggerakkan pasar karena menurut Alvin, properti adalah produk investasi.
“Kita harus akui bahwa pandemi pada tiga tahun lalu memberikan dampak luar biasa pada industri properti. Meski demikian, setelah pandemi berlalu sektor properti mampu bergerak dan kembali mejadi motor penggerak perekonomian," ujarnya.
Hanya saja menurut Alvin, pemerintah harus lebih banyak memberikan stimulus yang bekelanjutan untuk menggerakkan pasar.
“Seperti Program PPN DTP yang sudah diterapkan beberapa waktu belakangan ini, perizinan yang cepat dan mudah, menurut kami itu sudah bagus dan harus dilanjutkan,” katanya.
Baca juga: NWP Property terima pembiayaan keberlanjutan 135 juta dolar AS
Baca juga: Pengamat: Tapera tingkatkan akses KPR dan stabilitas sektor properti
Pewarta: Achmad Irfan
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2024
Tags: