Jakarta (ANTARA) - Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan mengikhtiarkan penyusunan poin Perundingan Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia dan Uni Eropa (Indonesia-EU Comprehensive Economic Partnership Agreement/IEU CEPA) rampung pada Juli 2024.

Zulkifli yang dijumpai usai menghadiri rapat internal pembahasan IEU CEPA di Istana Kepresidenan Jakarta, Selasa, menyebutkan saat ini progres penyusunan poin IEU CEPA telah mencapai 90 persen, sementara sisanya akan diselesaikan melalui pembahasan pada 1-5 Juli 2024 di Bogor, Jawa Barat.

"Kita ikhtiarkan sebelum Oktober selesai. Rencananya, 1-5 Juli diselesaikan di Bogor," katanya.

Presiden Joko Widodo (Jokowi), kata Zulkifli, menaruh perhatian besar pada penyelesaian seluruh poin kesepakatan IEU CEPA, yang sudah 8 tahun terakhir belum kunjung usai.

Ia menargetkan arahan Presiden terkait hal itu rampung sebelum putaran ke-19 IEU CEPA di Jakarta pada Agustus 2024.

"Sehingga, perundingan perjanjian IEU CEPA yang delapan tahun itu bisa selesai, bisa kita tandatangani, sehingga nanti sewaktu kunjungan Bapak Presiden ada sesuatu hasil nyata yang bisa ditandatangani bersama-sama," katanya.

Dilansir dari keterangan Kementerian Luar Negeri RI, IEU CEPA diharapkan dapat menjadi instrumen untuk memperluas aktivitas perdagangan antara Indonesia dan Uni Eropa.

Aktivitas perdagangan RI-Uni Eropa itu diharapkan dapat mendorong pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) riil kedua pihak.

Studi yang dilakukan Pusat Studi Strategis dan Internasional menunjukkan bahwa IEU CEPA berpotensi meningkatkan pertumbuhan PDB riil sebesar 0,1 persen dan meningkatkan dampak pendapatan negara sebesar 2,8 miliar dolar AS.

Studi tersebut juga memublikasikan ekspor Indonesia ke Uni Eropa kemungkinan akan meningkat sebesar 57,76 persen.

Sementara, sejumlah isu yang dibahas pada perundingan IEU CEPA putaran ke-18 di antaranya berkaitan dengan fasilitas bea cukai dan perdagangan; penyelesaian perdagangan; kerja sama ekonomi dan peningkatan kapasitas; hambatan teknis terhadap perdagangan; tindakan sanitasi dan fitosanitasi; usaha kecil dan menengah; penyelesaian perselisihan; ketentuan kelembagaan dan final; transparansi; praktik peraturan yang baik; dan pangan berkelanjutan.

Sebelumnya, proses negosiasi IEU CEPA sempat berjalan alot akibat sejumlah ketidaksamaan pendapat terkait komoditas. Namun, Mendag Zulkifli memastikan sudah tidak banyak lagi perbedaan signifikan yang menjadi kendala dalam proses tersebut.

"Sudah nggak banyak perbedaan lagi sebetulnya. Kan, IEU meminta ada beberapa dikenakan bebas tarif, ya kita terima saja asal kita sebaliknya. Misalnya di sana minta ada susu, keju, ada beberapa produk bebas tarif, kita juga minta besi, baja, kita punya CPO, kita punya tekstil, dan lainnya," katanya.

Baca juga: Mendag sebut IEU CEPA selesai sebelum Oktober 2024
Baca juga: RI-Uni Eropa telah sepakati 11 isu dalam perundingan ke-18 IEU-CEPA
Baca juga: Kemenko Perekonomian targetkan perundingan IEU-CEPA rampung tahun ini