Kawasan Teluk Besar buka peluang lebih besar pererat kerja sama RI
24 Juni 2024 23:52 WIB
Konselor Kedutaan Besar China Wu Zhiwei berbicara dalam acara Konferensi Promosi Destinasi Pariwisata Dunia Kawasan Teluk Besar Guangdong-Hong Kong-Macau bertema “Charming Guangdong” di Jakarta, Senin (24/6/2024). (ANTARA/Cindy Frishanti)
Jakarta (ANTARA) - Konselor Kedutaan Besar China di Jakarta, Wu Zhiwei, menilai bahwa pengembangan Kawasan Teluk Besar (Greater Bay Area/GBA) bisa membuka peluang lebih besar bagi China untuk mempererat kerja sama dengan Indonesia.
“Kawasan Teluk Besar Guangdong-Hong Kong-Macau diyakini akan semakin membuka peluang yang lebih besar bagi China untuk memperluas pertukaran dan kerja sama yang terbuka dan erat dengan negara-negara ASEAN seperti Indonesia,” kata Zhiwei di Jakarta, Senin.
Dia menyampaikan hal tersebut dalam acara Konferensi Promosi Destinasi Pariwisata Dunia Kawasan Teluk Besar Guangdong-Hong Kong-Macau bertema “Charming Guangdong” di Jakarta.
“Guangdong-Hong Kong-Macao Greater Bay Area menghubungkan dua kota kelas dunia di Guandong, Hong Kong dan Macau, menjadikannya salah satu kawasan paling dinamis dan inovatif di China,” ujarnya.
Menurut Zhiwei, dengan empat penerbangan langsung sehari dari Jakarta ke Hong Kong, tiga kali setiap hari ke Guangzhou, satu kali setiap hari ke Shenzhen dan tiga kali setiap minggu ke Macau, GBA Guangdong-Hong Kong-Macao telah menjadi salah satu penerbangan langsung terbesar antara Indonesia dan China.
“Guangdong adalah provinsi ekonomi, budaya dan pariwisata China dan memiliki hubungan yang tidak dapat dipisahkan dengan Indonesia,” ujar Zhiwei.
Zhiwei menyebutkan bahwa Guangdong adalah salah satu titik awal penting dari hubungan antara Indonesia dengan China, yang dimulai pada abad ke-15, yaitu saat Laksamana Cheng Ho mengunjungi pulau-pulau di Indonesia.
Saat ini, lanjut Zhiwei, perusahaan-perusahaan di Guangdong adalah kekuatan yang paling aktif dalam kerja sama ekonomi dan perdagangan antara kedua negara.
Salah satu perusahaan yang ada di Guangdong adalah BYD, yang merupakan perusahaan yang “sulit ditemukan” di pasar kendaraan listrik Indonesia, serta Huawei yang terlibat dalam pembangunan jaringan 5G di Indonesia.
Zhiwei mengatakan bahwa Indonesia dan China adalah tetangga, teman dan mitra yang baik, serta menambahkan bahwa China telah menjadi mitra dagang terbesar Indonesia selama 10 tahun berturut-turut.
Kedua negara sepenuhnya mendukung “Belt and Road Initiative” (BRI), konsep “poros maritim global dan pembangunan “Two Countries, Twin Parks” (TCTP) yang terus maju.
Pada kesempatan yang sama, Deputi Bidang Produk Wisata dan Penyelenggara Kegiatan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Vinsensius Jemadu
menyampaikan bahwa konektivitas tanpa batas merupakan bukti kuatnya hubungan bilateral kedua negara.
“Konektivitas ini merupakan bukti kuatnya hubungan bilateral kami, memfasilitasi akses mudah bagi wisatawan untuk menjelajahi beragam penawaran pariwisata Indonesia,” kata Vinsensius.
Vinsensius juga berharap agar Indonesia dapat menjalin kemitraan dan kolaborasi yang kuat serta bersama mempromosikan pariwisata antara kedua negara, khususnya Provinsi Guangdong.
“Kami sangat antusias dengan kesempatan untuk berkolaborasi terutama di sektor pariwisata, yang memiliki potensi besar bagi kedua wilayah kita dengan memanfaatkan kekayaan warisan budaya kita,” ujarnya.
Baca juga: Apindo Jatim dan Pengusaha Guangdong kerja sama pengembangan usaha
Baca juga: Pertemuan bilateral Indonesia-Hong Kong angkat isu "job hopping"
Baca juga: Indonesia tawarkan kemudahan kepada investor Hong Kong-Makau
“Kawasan Teluk Besar Guangdong-Hong Kong-Macau diyakini akan semakin membuka peluang yang lebih besar bagi China untuk memperluas pertukaran dan kerja sama yang terbuka dan erat dengan negara-negara ASEAN seperti Indonesia,” kata Zhiwei di Jakarta, Senin.
Dia menyampaikan hal tersebut dalam acara Konferensi Promosi Destinasi Pariwisata Dunia Kawasan Teluk Besar Guangdong-Hong Kong-Macau bertema “Charming Guangdong” di Jakarta.
“Guangdong-Hong Kong-Macao Greater Bay Area menghubungkan dua kota kelas dunia di Guandong, Hong Kong dan Macau, menjadikannya salah satu kawasan paling dinamis dan inovatif di China,” ujarnya.
Menurut Zhiwei, dengan empat penerbangan langsung sehari dari Jakarta ke Hong Kong, tiga kali setiap hari ke Guangzhou, satu kali setiap hari ke Shenzhen dan tiga kali setiap minggu ke Macau, GBA Guangdong-Hong Kong-Macao telah menjadi salah satu penerbangan langsung terbesar antara Indonesia dan China.
“Guangdong adalah provinsi ekonomi, budaya dan pariwisata China dan memiliki hubungan yang tidak dapat dipisahkan dengan Indonesia,” ujar Zhiwei.
Zhiwei menyebutkan bahwa Guangdong adalah salah satu titik awal penting dari hubungan antara Indonesia dengan China, yang dimulai pada abad ke-15, yaitu saat Laksamana Cheng Ho mengunjungi pulau-pulau di Indonesia.
Saat ini, lanjut Zhiwei, perusahaan-perusahaan di Guangdong adalah kekuatan yang paling aktif dalam kerja sama ekonomi dan perdagangan antara kedua negara.
Salah satu perusahaan yang ada di Guangdong adalah BYD, yang merupakan perusahaan yang “sulit ditemukan” di pasar kendaraan listrik Indonesia, serta Huawei yang terlibat dalam pembangunan jaringan 5G di Indonesia.
Zhiwei mengatakan bahwa Indonesia dan China adalah tetangga, teman dan mitra yang baik, serta menambahkan bahwa China telah menjadi mitra dagang terbesar Indonesia selama 10 tahun berturut-turut.
Kedua negara sepenuhnya mendukung “Belt and Road Initiative” (BRI), konsep “poros maritim global dan pembangunan “Two Countries, Twin Parks” (TCTP) yang terus maju.
Pada kesempatan yang sama, Deputi Bidang Produk Wisata dan Penyelenggara Kegiatan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Vinsensius Jemadu
menyampaikan bahwa konektivitas tanpa batas merupakan bukti kuatnya hubungan bilateral kedua negara.
“Konektivitas ini merupakan bukti kuatnya hubungan bilateral kami, memfasilitasi akses mudah bagi wisatawan untuk menjelajahi beragam penawaran pariwisata Indonesia,” kata Vinsensius.
Vinsensius juga berharap agar Indonesia dapat menjalin kemitraan dan kolaborasi yang kuat serta bersama mempromosikan pariwisata antara kedua negara, khususnya Provinsi Guangdong.
“Kami sangat antusias dengan kesempatan untuk berkolaborasi terutama di sektor pariwisata, yang memiliki potensi besar bagi kedua wilayah kita dengan memanfaatkan kekayaan warisan budaya kita,” ujarnya.
Baca juga: Apindo Jatim dan Pengusaha Guangdong kerja sama pengembangan usaha
Baca juga: Pertemuan bilateral Indonesia-Hong Kong angkat isu "job hopping"
Baca juga: Indonesia tawarkan kemudahan kepada investor Hong Kong-Makau
Pewarta: Cindy Frishanti Octavia
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2024
Tags: