"Kerugian yang mencapai ratusan miliar tersebut dihitung dari nilai taksiran kerusakan sejumlah sarana dan prasarana umum serta permukiman penduduk," ujarnya di Kudus, Kamis.
"Sarana dan prasarana bidang kesehatan juga mengalami kerugian yang nilainya ditaksir mencapai Rp5 miliar," ujarnya.
Banjir di Kabupaten Kudus terjadi sejak 20 Januari 2014 hingga sekarang, meliputi lima kecamatan yang mengalami dampak paling parah, kemudian meluas di seluruh wilayah kecamatan di Kabupaten Kudus.
Hal itu, kata dia, berdampak pada roda perekonomian, proses belajar mengajar dan menelan korban meninggal 16 jiwa serta14.442 jiwa lebih pengungsi di 53 titik lokasi pengungsian di delapan kecamatan.
"Semua jajaran, mulai dari aparat kesehatan untuk tetap melakukan pemantauan dan memberikan pelayanan kesehatan pengungsi dan atau korban bencana di Kabupaten Kudus," ujarnya.
Setelah cuaca memungkinkan dan banjir surut, katanya, telah dipersiapkan rencana pengaturan transportasi pemulangan pengungsi ke tempat tinggaknya masing-masing.
Pemkab Kudus menetapkan status tanggap darurat bencana dan berupaya membuka akses jalan utama Kudus-Semarang dengan cara menimbun jalan dengan batu kricak.