Fasilitas dan kinerja Pelabuhan Teluk Bayur perlu ditingkatkan
Sejumlah pekerja menyelesaikan pekerjaannya di kawasan Pelabuhan Teluk Bayur, Padang, Sumbar, Jumat (12/10). Pelindo II Cabang Teluk Bayur menyediakan anggaran Rp1,76 triliun untuk perlebaran pelabuhan, menjadi Leader Port di kawasan Sumatera. Tahun ini anggarannya Rp350 miliar, pada 2013 Rp350 miliar, kemudian Rp400 miliar, tahun berikut dan sisanya 2015 dan 2016, pelabuhan ini terfokus pada pengembangan terminal peti kemas, pengembangan terminal curah batubara. Selain itu, juga melakukan pengembangan terminal semen, pengembangan terminal curah cair, pengembangan zona multi purpose dan pengembangan zona bisnis serta perkantoran. (FOTO ANTARA/Arif Pribadi) ()
"PT Pelindo II Cabang Teluk Bayur selaku pengelola pelabuhan, mesti meningkatkan kinerja dan membenahi fasilitas yang ada secara reguler," kata Kepala Dinas Perhubungan dan Komunikasi (Dishubkominfo) Provinsi Sumbar, Mudrika, di Padang, Kamis
Menurut dia, bila Pelabuhan Teluk Bayur diperbaiki dan dikembangkan, kapal yang sandar akan makin nyaman. Eksportir juga tidak lagi perlu merasa khawatir terhadap ketiadaan kapal.
"Tapi terus terang tentu saja pengembangan Pelabuhan Teluk Bayur membutuhkan kebersamaan agar pelaksanaannya sesuai harapan," ungkap dia.
Pelabuhan Teluk Bayur merupakan ujung tombak dalam menentukan kesuskesan pengiriman barang dari daerah sekitar Sumbar ke nusantara dan mancanegara. "Teluk Bayur merupakan gerbang perekonomian Indonesia bagian barat untuk tujuan ekspor ke India, serta kawasan Timur Tengah," jelas Mudrika.
Dia mengatakan, tidak saja Pelabuhan Teluk Bayur dikembangkan namun infrastruknya juga harus dibangunan untuk mewujudkan peningkatan pelayanan selaku penyedia jasa dan jantungnya perekonomian yang merupakan unsur menunjang kemampuan nasional.
"Pelabuhan Teluk Bayur tidak hanya kepentingan satu dua pihak tetapi amat diperlukan bagi pertumbuhan ekonomi Sumatera Barat," ujar Mudrika.
Dia menambahkan, Dishubkominfo Sumbar juga berencana mengoperasikan kembali kereta api yang ada di Pelabuhan Teluk Bayur guna mendukung arus bongkar muat barang. "Tahap awal pengoperasian kereta api dari Simpang Haru hingga Stasiun Pulau Air. Kemudian dari Simpang Haru hingga Bandara Internasional Minangkabau (BIM) Ketaping Padangpariaman," ujarnya.
Sementara itu di tempat terpisah, General Manager PT Pelindo II Cabang Teluk Bayur Padang, Zulhasman mengatakan, pihaknya terus melakukan pembenahan di sekitar kawasan pelabuhan itu.
"Pembenahan yang disertai mekanisasi di Pelabuhan Teluk Bayur telah membawa perubahan signifikan terhadap efisiensi dan produktivitas di pelabuhan. Jika dulunya Pelabuhan Teluk Bayur merupakan pelabuhan jelek, kotor dan memiliki produktivitas rendah, sekarang kondisi itu berubah total," kata dia.
Menurut dia, Pelindo II terus melakukan penambahan sarana dan prasaran untuk bongkar muat barang di Pelabuhan Teluk Bayur.
"Peralatan yang ada di pelabuhan yakni forklift sebanyak 4 unit dengan daya angkut 3,5 ton dan 5 ton. Headtruck sebanyak 4 unit, 3 unit jeep crane dengan kapasitas 25 ton, Side Loader 1 unit, Eskavator 4 unit, dan Wheel Loader 1 unit," ungkap dia.
Ada perlatan memadai arus bongkar muat akan cepat dan tidak ada lagi kapal-kapal di Pelabuahan Teluk Bayur bersandar lama.
Setiap pemilik barang, tidak perlu lagi kecewa karena harus mengeluarkan cost besar. Pasalnya, karena zero antre, ongkos laut semakin murah. "Sehingga pemilik barang tidak perlu lagi mengirimkan barang dengan jalur darat yang memakan biaya besar, waktu lama, dan produktivitas rendah serta merusak jalan," jelas Zulhasman. (ZON/T007)
Pewarta: Derizon Yazid
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2014