Arab Saudi beri layanan medis ke 1,3 juta jemaah selama haji
24 Juni 2024 11:04 WIB
Arsip foto - Apoteker menyiapkan obat-obatan di Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Makkah, Makkah, Arab Saudi, Selasa (28/5/2024). Fasilitas pelayanan kesehatan bagi jamaah haji Indonesia di Makkah yang dikelola Pusat Kesehatan Haji Kementerian Kesehatan tersebut dari sejak beroperasi pada 20 Mei 2024 hingga saat ini telah menangani 78 pasien rawat inap dan 137 pasien rawat jalan. Sigid Kurniawan/MCH 2024/pri.
Jakarta (ANTARA) - Menteri Kesehatan Arab Saudi Fahd Al-Jalajel menyampaikan bahwa petugas media telah berhasil memberikan layanan kepada 1,3 juta jemaah selama musim haji tahun 2024 dan mengumumkan protokol kesehatan yang efektif mengurangi heat stress.
“Sistem kesehatan menyediakan lebih dari 465.000 layanan perawatan khusus, termasuk 141.000 layanan bagi mereka yang tidak mendapatkan izin resmi untuk menunaikan ibadah haji,” kata Menteri Fahd dalam keterangan resmi yang diterima di Jakarta, Senin.
Al-Jalajel merinci bahwa penyediaan layanan kesehatan gratis telah dimulai bahkan sebelum jamaah tiba dengan program peningkatan kesadaran di penyeberangan perbatasan udara, laut, dan darat. Sekitar 1,3 juta layanan pencegahan diberikan, termasuk deteksi dini, vaksinasi, dan perawatan medis pada saat kedatangan.
Layanan kesehatan yang ditawarkan mencakup operasi jantung terbuka, kateterisasi jantung, dialisis, dan perawatan darurat dengan total lebih dari 30.000 layanan ambulans.
Tak hanya itu, sebanyak 95 operasi ambulans udara memastikan pemberian layanan kesehatan tingkat lanjut di kota-kota medis di seluruh Kerajaan. Sistem layanan kesehatan menyediakan hampir 6.500 tempat tidur dan kamar.
Kesuksesan pelayanan kesehatan tersebut, ucap Al-Jalajel, dapat terwujud melalui upaya terkoordinasi dari sistem kesehatan dan aparat keamanan haji, tanpa tercatat adanya wabah epidemi atau penyakit yang menyebar luas.
Dia turut menyoroti dampak positif dari respons cepat otoritas kesehatan dan dukungan efektif petugas keamanan haji dalam mengelola dan mengurangi dampak dari heat stress meskipun suhu tinggi terjadi di Tempat Suci.
Otoritas berwenang, disebutnya, telah melakukan upaya signifikan untuk meningkatkan kesadaran akan bahaya heat streas dan pentingnya tindakan pencegahan. Kendati demikian, ada korban yang meninggal.
“Sistem kesehatan menangani banyak kasus tekanan panas tahun ini, dan beberapa orang masih dalam perawatan. Sayangnya, jumlah kematian mencapai 1.301,” ucapnya.
Al-Jalajel merinci sebanyak 83 persen diantaranya tidak sah untuk menunaikan ibadah haji dan berjalan jauh di bawah sinar matahari langsung tanpa tempat berlindung atau kenyamanan yang memadai. Di antara korban meninggal terdapat beberapa orang lanjut usia dan orang yang sakit kronis.
Dia menuturkan bahwa semua laporan telah dikumpulkan, keluarga almarhum diberitahu, dan proses identifikasi telah selesai meskipun pada awalnya tidak ada informasi pribadi atau dokumen identifikasi.
Proses yang tepat selain dilakukan untuk identifikasi, juga dilakukan untuk penguburan, dan penghormatan terhadap almarhum, termasuk pemberian sertifikat kematian.
Baca juga: Kiat atur minum untuk hindari dehidrasi bagi petugas dan jamaah haji
Baca juga: Anggota jamaah haji dengan risiko tinggi mendapat perhatian khusus
“Sistem kesehatan menyediakan lebih dari 465.000 layanan perawatan khusus, termasuk 141.000 layanan bagi mereka yang tidak mendapatkan izin resmi untuk menunaikan ibadah haji,” kata Menteri Fahd dalam keterangan resmi yang diterima di Jakarta, Senin.
Al-Jalajel merinci bahwa penyediaan layanan kesehatan gratis telah dimulai bahkan sebelum jamaah tiba dengan program peningkatan kesadaran di penyeberangan perbatasan udara, laut, dan darat. Sekitar 1,3 juta layanan pencegahan diberikan, termasuk deteksi dini, vaksinasi, dan perawatan medis pada saat kedatangan.
Layanan kesehatan yang ditawarkan mencakup operasi jantung terbuka, kateterisasi jantung, dialisis, dan perawatan darurat dengan total lebih dari 30.000 layanan ambulans.
Tak hanya itu, sebanyak 95 operasi ambulans udara memastikan pemberian layanan kesehatan tingkat lanjut di kota-kota medis di seluruh Kerajaan. Sistem layanan kesehatan menyediakan hampir 6.500 tempat tidur dan kamar.
Kesuksesan pelayanan kesehatan tersebut, ucap Al-Jalajel, dapat terwujud melalui upaya terkoordinasi dari sistem kesehatan dan aparat keamanan haji, tanpa tercatat adanya wabah epidemi atau penyakit yang menyebar luas.
Dia turut menyoroti dampak positif dari respons cepat otoritas kesehatan dan dukungan efektif petugas keamanan haji dalam mengelola dan mengurangi dampak dari heat stress meskipun suhu tinggi terjadi di Tempat Suci.
Otoritas berwenang, disebutnya, telah melakukan upaya signifikan untuk meningkatkan kesadaran akan bahaya heat streas dan pentingnya tindakan pencegahan. Kendati demikian, ada korban yang meninggal.
“Sistem kesehatan menangani banyak kasus tekanan panas tahun ini, dan beberapa orang masih dalam perawatan. Sayangnya, jumlah kematian mencapai 1.301,” ucapnya.
Al-Jalajel merinci sebanyak 83 persen diantaranya tidak sah untuk menunaikan ibadah haji dan berjalan jauh di bawah sinar matahari langsung tanpa tempat berlindung atau kenyamanan yang memadai. Di antara korban meninggal terdapat beberapa orang lanjut usia dan orang yang sakit kronis.
Dia menuturkan bahwa semua laporan telah dikumpulkan, keluarga almarhum diberitahu, dan proses identifikasi telah selesai meskipun pada awalnya tidak ada informasi pribadi atau dokumen identifikasi.
Proses yang tepat selain dilakukan untuk identifikasi, juga dilakukan untuk penguburan, dan penghormatan terhadap almarhum, termasuk pemberian sertifikat kematian.
Baca juga: Kiat atur minum untuk hindari dehidrasi bagi petugas dan jamaah haji
Baca juga: Anggota jamaah haji dengan risiko tinggi mendapat perhatian khusus
Pewarta: Kuntum Khaira Riswan
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2024
Tags: