Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antar bank di Jakarta pada Selasa sore, bergerak menguat sebesar 20 poin menjadi Rp12.197 dibanding sebelumnya Rp12.217 per dolar AS.
Analis Monex Investindo Futures, Zulfirman Basir mengatakan pergerakan rupiah masih dibayangi oleh kekhawatiran berlanjutnya kebijakan pengurangan stimulus keuangan bank sentral AS (The Fed).
"Menjelang pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) pada 28-29 Januari, pasar masih wait and see," kata dia.
Ia menambahkan secara psikologis potensi krisis keuangan dan gejolak politik di negara-negara berkembang seperti di Thailand juga masih membayangi.
Dari dalam negeri, lanjut dia, investor juga masih khawatir dengan tingginya inflasi, defisit neraca transaksi berjalan, dan perlambatan ekonomi Indonesia.
Analis Panin Sekuritas, Purwoko menambahkan mata uang rupiah cukup rentan karena posisi neraca transaksi berjalannya yang masih defisit dan juga ketakutan tapering lanjutan oleh The Fed.
Selain itu, menurut dia, yield surat utang negara (SUN) tenor lima tahun yang menguat 29,6 bps menjadi 8,263 persen dan 10 tahun menguat 39,5 bps menjadi 9,176 persen merupakan antisipasi dari inflasi Januari yang tinggi dan tapering AS.
Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia pada Selasa ini (28/1), tercatat mata uang rupiah melemah menjadi Rp12.267 dibanding sebelumnya (27/12) di posisi Rp12.198 per dolar AS.
Rupiah bergerak ke posisi Rp12.197 per dolar
28 Januari 2014 18:43 WIB
Kurs rupiah pada Selasa sore (28/1) bergerak menguat sebesar 20 poin menjadi Rp12.197. (ANTARA FOTO/Yudhi Mahatma)
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2014
Tags: