Hong Kong hentikan impor unggas China
28 Januari 2014 13:03 WIB
Ilustrasi - Seekor ayam terlihat di sebuah pekarangan di Beijing, China, Jumat (5/4). Sebanyak 14 orang yang dilaporkan terinfeksi virus flu burung H7N9 berada di bagian timur China dan setidaknya empat orang yang meninggal dunia akibat virus ini berada di Shanghai, kota berpenduduk 23 juta jiwa. (REUTERS/Jason Lee)
Hong Kong (ANTARA News) - Hong Kong mulai memusnahkan 20.000 ekor ayam dan menghentikan impor unggas segar dari China selama 21 hari ke depan setelah penemuan virus flu burung H7N9 pada sejumlah ayam hidup yang diimpor dari suatu provinsi di selatan China, Guangdong.
Pemerintah memberlakukan pemusnahan unggas impor dan penghentian impor unggas dari China dua hari sebelum perayaan Tahun Baru China dimulai, saat dimana para penjual unggas umumnya mengantisipasi pembelian unggas dalam jumlah besar.
Pihak berwenang Hong Kong memerintahkan penutupan pasar unggas grosir, tempat virus H7N9 itu ditemukan, selama 21 hari ke depan hingga 18 Februari untuk keperluan pembersihan dan desinfeksi. Peternakan lokal juga dilarang memasok ayam hidup ke pasar.
"Para petugas pertanian, perikanan, dan departemen konservasi akan memeriksa semua peternakan ayam lokal dan mengumpulkan lebih banyak sampel untuk pengujian guna memastikan bahwa ayam-ayam peternakan lokal tidak terinfeksi oleh virus flu burung H7," kata Sekretaris Badan Pengawas Makanan dan Kesehatan Dr Ko Wing-man.
Sebelumnya, Hong Kong juga sempat menghentikan impor unggas hidup pada 2011 setelah adanya penemuan ayam mati yang positif terkena virus flu burung H5N1 di pasar yang sama. Demikian diberitakan Reuters.
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), virus H7N9 dapat menular dari satu unggas ke unggas lain. Namun, untuk kasus manusia, sejauh ini belum ditemukan penularan virus H7N9 yang berkelanjutan dari manusia ke manusia.
Para ahli telah mendesak otoritas kesehatan di seluruh dunia untuk waspada dalam mendeteksi virus H7N9 karena virus tersebut sangat patogen pada manusia. Selain itu, virus H7N9 dapat mengembangkan kemampuan untuk menyebar dengan mudah di antara manusia hingga menyebabkan pandemi influenza dan kerugian ekonomi yang parah.
(Y012)
Pemerintah memberlakukan pemusnahan unggas impor dan penghentian impor unggas dari China dua hari sebelum perayaan Tahun Baru China dimulai, saat dimana para penjual unggas umumnya mengantisipasi pembelian unggas dalam jumlah besar.
Pihak berwenang Hong Kong memerintahkan penutupan pasar unggas grosir, tempat virus H7N9 itu ditemukan, selama 21 hari ke depan hingga 18 Februari untuk keperluan pembersihan dan desinfeksi. Peternakan lokal juga dilarang memasok ayam hidup ke pasar.
"Para petugas pertanian, perikanan, dan departemen konservasi akan memeriksa semua peternakan ayam lokal dan mengumpulkan lebih banyak sampel untuk pengujian guna memastikan bahwa ayam-ayam peternakan lokal tidak terinfeksi oleh virus flu burung H7," kata Sekretaris Badan Pengawas Makanan dan Kesehatan Dr Ko Wing-man.
Sebelumnya, Hong Kong juga sempat menghentikan impor unggas hidup pada 2011 setelah adanya penemuan ayam mati yang positif terkena virus flu burung H5N1 di pasar yang sama. Demikian diberitakan Reuters.
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), virus H7N9 dapat menular dari satu unggas ke unggas lain. Namun, untuk kasus manusia, sejauh ini belum ditemukan penularan virus H7N9 yang berkelanjutan dari manusia ke manusia.
Para ahli telah mendesak otoritas kesehatan di seluruh dunia untuk waspada dalam mendeteksi virus H7N9 karena virus tersebut sangat patogen pada manusia. Selain itu, virus H7N9 dapat mengembangkan kemampuan untuk menyebar dengan mudah di antara manusia hingga menyebabkan pandemi influenza dan kerugian ekonomi yang parah.
(Y012)
Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2014
Tags: