Jakarta (ANTARA) - Momentum hari ulang tahun menjadi agenda tahunan yang kerap dimanfaatkan oleh individu, kelompok, perusahaan, pemda, maupun negara untuk tujuan tertentu.
Lazimnya, setiap HUT memang ada perayaan. Hajatan pun bisa beragam, tergantung siapa yang merayakan dan bagaimana konsep yang bakal disuguhkan.
Namun, demi memberi suasana berbeda dan tercapainya tujuan tertentu, perlu ada yang baru dari setiap perayaan.
Yang wajib dipertimbangkan, perayaan itu harus berdampak bagi kemaslahatan banyak orang, terutama bila yang merayakan itu institusi Pemerintah. Jadi, perayaan HUT bukan hanya diisi beragam hiburan.
Begitu pula HUT Kota Jakarta yang diperingati setiap tanggal 22 Juni. Sejarah yang tertuang di berbagai literatur menyatakan bahwa perayaan HUT tersebut ditetapkan oleh Wali Kota Jakarta periode 1953-1960, Sudiro, pada tahun 1956.
Ditetapkannya tanggal 22 Juni sebagai HUT Kota Jakarta tidak lepas dari peran Pangeran Fatahillah yang berasal dari Cirebon untuk memimpin penaklukan Sunda Kelapa, yang kemudian pada tahun 1527, diubah namanya menjadi Jayakarta.
Perjalanan sebuah kota, apalagi sekelas ibu kota, memang perlu dikenang dengan beragam kegiatan dan tujuan yang dirancang untuk meningkatkan kesejahteraan warganya.
Oleh karena itu, Pemprov pada perayaan HUT Ke-497 DKI Jakarta menyiapkan sejumlah acara untuk menghibur masyarakat sekaligus menggerakkan perekonomian DKI Jakarta.
Perayaan HUT Kota Jakarta sudah dimulai sejak tanggal 19 Mei 2024 dengan menggelar pencanangan di Bundaran HI, yang menjadi penanda dimulainya perayaan tahunan itu.
Setelah itu beragam acara dipersembahkan, mulai dari pertunjukan musik, bazar, diskon pembelian, Pekan Raya Jakarta, pesta rakyat, hingga Jakarta International Marathon, dan masih banyak lainnya yang menarik untuk diikuti.
Perekonomian Jakarta
Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi DKI Jakarta mencatat pertumbuhan ekonomi Jakarta pada triwulan I-2024 mencapai 4,78 persen, turun dibandingkan periode sama tahun 2023 yang menyentuh 4,95 persen.
Pertumbuhan ekonomi tersebut juga lebih rendah dari capaian nasional sebesar 5,11 persen pada periode sama 2024.
Kondisi itu bukan hanya terjadi pada tahun 2024. Pada tahun sebelumnya, pertumbuhan ekonomi Jakarta juga tidak bisa menembus 5 persen.
Pelaksana Tugas (Plt.) Kepala BPS Provinsi DKI Jakarta Dwi Paramita Dewi menyebut pertumbuhan ekonomi Jakarta memang masih di bawah capaian angka nasional. Akan tetapi, ekonomi Jakarta menempati porsi terbesar terhadap proporsi perekonomian nasional, yakni sebesar 16,96 persen.
Provinsi lainnya yang memiliki kontribusi tertinggi terhadap ekonomi nasional, yakni Jawa Timur dan Jawa Barat, masing-masing berada di posisi kedua dan ketiga.
Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Doni Primanto Joewono menilai perlu mencari formulasi jitu untuk memompa pertumbuhan ekonomi Jakarta agar bisa menembus 5 persen.
Jakarta merupakan kota, yang pertumbuhan ekonominya dipicu oleh pengeluaran konsumsi, sehingga perlu ada kebijakan dari Pemprov DKI yang mampu mendongkrak pertumbuhan.
Untuk itu pada perayaan HUT DKI Jakarta, yang diwarnai dengan beragam acara, harus dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi Jakarta.
Bank Indonesia atau BI siap membantu upaya DKI Jakarta untuk memacu pertumbuhan ekonomi dengan beragam strategi, di antaranya dengan push strategy dan pull strategy.
Untuk push strategy, pihaknya menyiapkan dan melatih para pelaku usaha kecil dan menengah (UMKM) baik dari segi kualitas maupun kuantitas produk mereka.
Adapun pull strategy, BI siap membawa para pelaku UMKM mengikuti acara-acara di dalam negeri terlebih dahulu kemudian disaring untuk nantinya dibawa ke tingkat global.
Perayaan HUT
Acara yang disuguhkan pada perayaan HUT Ke-497 Kota Jakarta bukan hanya sebagai hiburan, namun juga dijadikan sebagai momentum peningkatan pertumbuhan ekonomi di kota yang 2 bulan lagi sudah tidak menyandang status sebagai Ibu Kota Negara.
Perayaan HUT diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi pertumbuhan ekonomi di Jakarta. Salah satu ajang yang diyakini memberikan multiplier effects pada perekonomian, yaitu Pekan Raya Jakarta atau Jakarta Fair 2024.
Pada ajang tersebut, ditargetkan bisa menghimpun transaksi lebih dari Rp7,5 triliun, selama pelaksanaannya yang dimulai dari tanggal 12 Juni hingga 14 Juli 2024.
Hal itu tidak mustahil tercapai, mengingat pada ajang serupa pada tahun 2023 total transaksi mencapai Rp7,3 triliun.
Kepala Biro Kerja Sama Daerah Provinsi DKI Jakarta Marulina Dewi merinci total transaksi pada 2023 menjadi salah satu faktor yang ikut menurunkan tingkat pengangguran terbuka DKI Jakarta.
Pada akhir tahun 2023, tingkat pengangguran terbuka 6,3 persen atau menurun sekitar 1,54 persen dibandingkan pada periode Februari 2023.
Penurunan angka pengangguran itu secara langsung berpengaruh pada pertumbuhan ekonomi Jakarta.
Kepala Perwakilan BI Provinsi DKI Jakarta, Arlyana Abubakar, menyebut kenaikan pertumbuhan ekonomi DKI Jakarta pada triwulan II 2023 didorong oleh meningkatnya mobilitas masyarakat pada Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Idul Fitri dan Idul Adha, serta penyelenggaraan berbagai event, baik skala nasional maupun internasional.
Pertumbuhan ekonomi Provinsi DKI Jakarta pada triwulan II 2023 memang tumbuh lebih tinggi, menjadi 5,13 persen dari triwulan sebelumnya yang mencapai 4,95 persen.
Ajang lain yang diperkirakan berdampak pada pertumbuhan ekonomi yaitu Festival Jakarta Great Sale (FJGS) 2024 yang diikuti lebih dari 94 pusat perbelanjaan di Jakarta.
Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) DKI Jakarta menargetkan pada ajang FJGS 2024, setiap hari sekitar empat juta orang mengunjungi pusat perbelanjaan. Target omzet ini meningkat 30 persen dibandingkan kegiatan sama pada 2023.
Bukan hanya dua kegiatan tersebut. Masih banyak event lain yang juga ditargetkan dapat berkontribusi dalam pertumbuhan ekonomi Jakarta.
Penjabat Gubernur (Pj) DKI Jakarta Heru Budi Hartono mengatakan bahwa sejumlah rangkaian kegiatan dalam rangka memperingati HUT Je-497 Jakarta diyakini dapat meningkatkan perekonomian di daerah itu.
“Ada banyak kegiatan pada HUT Jakarta dan ini bertujuan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi," kata Heru.
Banyak faktor yang bisa meningkatkan pertumbuhan ekonomi DKI Jakarta, apalagi kota ini merupakan pusat bisnis, pusat pemerintahan, dan daerah yang menjadi penggerak Indonesia.
Faktor-faktor tersebut dapat memacu pertumbuhan ekonomi jika dikelola dengan perencanaan yang presisi. Momen HUT Ke-497 Kota Jakarta ini diharapkan menjadi titik balik pertumbuhan ekonomi DKI.
Setidaknya, DKI Jakarta bisa membukukan pertumbuhan ekonomi di atas 5 persen pada 2024.
Editor: Achmad Zaenal M
Artikel
Memanfaatkan hajatan HUT untuk memacu pertumbuhan ekonomi Jakarta
Oleh Khaerul Izan
21 Juni 2024 18:46 WIB
Sejumlah warga berjalan di dekat logo HUT ke-497 saat hari bebas kendaraan bermotor (HBKB) di kawasan Bundaran HI, Jakarta, Minggu (16/6/2024). ANTARA FOTO/Aprillio Akbar/rwa.
Editor: Achmad Zaenal M
Copyright © ANTARA 2024
Tags: