Hamilton (ANTARA) - Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres pada Kamis menekankan kekuatan transformatif teknologi digital, saat dirinya memperingatkan tentang "peningkatan penggunaan ruang siber sebagai senjata lain dalam konflik bersenjata global yang sedang berlangsung."

"Kemajuan digital tengah merevolusi perekonomian dan masyarakat," kata Guterres kepada Dewan Keamanan selama sesi tingkat tinggi tentang keamanan siber yang digelar di bawah kepemimpinan Menteri Luar Negeri Korea Selatan (Korsel) Cho Tae-yul, presiden sementara dewan tersebut.

Dia mengatakan manfaat dunia maya "juga dapat membuat orang-orang, lembaga, dan seluruh negara menjadi sangat rentan."

Sembari menyoroti meningkatnya ancaman yang ditimbulkan oleh persenjataan teknologi digital, Guterres mengatakan: "Dunia maya telah membuka pintu lebar-lebar. Siapa pun bisa masuk."

Dia menunjuk pada peningkatan yang mengkhawatirkan dalam aktivitas siber jahat yang dilakukan oleh aktor negara dan non-negara, serta para penjahat.

Kepala PBB itu mengatakan: "Teknologi digital menawarkan peluang luar biasa untuk menciptakan masa depan yang lebih adil, setara, berkelanjutan dan damai bagi semua. Namun, sejumlah terobosan harus berorientasi pada kebaikan," terlepas dari berbagai tantangan yang ada.

"Perdamaian dan keamanan di dunia nyata menuntut pendekatan baru bagi perdamaian dan keamanan di dunia digital," tambahnya.

Dia menyoroti pentingnya "KTT Masa Depan: Solusi Multilateral untuk Masa Depan yang Lebih Baik," yang akan diadakan PBB pada September di New York.

"Pakta yang akan dihasilkan dari KTT tersebut merupakan peluang penting untuk mendukung pemeliharaan perdamaian dan keamanan internasional di dunia maya," katanya.

Sumber: Anadolu

Baca juga: PBB: 39 juta ton reruntuhan menggunung di Gaza akibat agresi Israel
Baca juga: PBB: operasi kemanusiaan di Gaza harus difasilitasi sepenuhnya