Surabaya (ANTARA News) - Kapolda Jatim Irjen Pol Unggung Cahyono melaporkan kepada Presiden tentang cara menurunkan kecelakaan lalu lintas dan kriminalitas hingga angka kecelakaan pada 2013 menurun 17 persen dibandingkan dengan 2012.

"Untuk mengantisipasi kecelakaan di jalan raya, kami menggelar kekuatan Polri di lokasi rawan kecelakaan dan kriminalitas dengan mendirikan 495 pos pantau di black spot (rawan)," katanya dalam telekonferens antara Muspida Jatim dengan Presiden di Taman Bungkul, Surabaya, Minggu.

Dalam telekonferens terkait pencanangan Gerakan Nasional Pelopor Keselamatan Berlalu lintas yang dilakukan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono itu, Kapolda Jatim melaporkan kondisi lalu lintas, baik di kawasan pantura, tengah maupun selatan.

"Kondisi lalu lintas terpantau aman dan lancar semuanya. Artinya, tidak ada bencana alam, baik longsor maupun banjir. Penegakan hukum lalu lintas juga masih ada, misalnya pelanggaran markah jalan, dimana garis tidak terputus kan harusnya kendaraan tidak boleh mendahului," katanya.

Selain itu juga masih ada pelanggaran batas maksimal, contoh untuk bus antarkota, kecepatan maksimal 60 km per jam untuk dalam kota dan 80 km per jam untuk luar kota.

"Kami juga menertibkan kendaraan bermotor yang tidak sesuai dengan standar seperti permainan kereta kelinci di jalan raya, becak bermotor (Bentor), dan motor yang tidak layak pakai di jalan raya, sehingga ke depan tidak lagi terjadi kecelakaan," katanya.

Untuk mengantisipasi semua pelanggaran itu, pihaknya mendirikan 495 pos pantau di lokasi black spot. "Kami juga bekerja sama dengan media di Surabaya untuk memberikan informasi pada masyarakat terkait informasi untuk keamanan dan ketertiban lalu lintas di jalan," ujarnya.

Cara lain adalah mapping (pemetaan) daerah rawan, terapi turjawali, pemasangan rambu, geometri jalan, dan melakukan evaluasi jika terjadi kecelakaan lalu lintas. "Kami juga melakukan pendekatan budaya lokal yakni dengan wayang kulit lalu lintas dan opera van police," katanya.

Dalam telekonferens yang juga diikuti Gubernur Jawa Timur Soekarwo dan Pangdam V/Brawijaya Mayor Jenderal TNI Ediwan Prabowo itu, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengharapkan Polda Jawa Timur tetap menjalankan program yang selama ini dilakukan.

"Pengendara makin sadar hukum tidak perlu ditegakkan tapi jika sudah membahayakan orang lain maka harus ditegakkan. Selamat bertugas dan Jatim teruslah menjadi contoh," ujarnya.

Selain itu, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengimbau masyarakat Jawa Timur tetap siaga terhadap bencana alam, mengingat prediksi BMKG bahwa cuaca di Indonesia masih belum kondusif.

"Beberapa hari lalu, saya sudah bicara dengan Pakde Karwo soal Jatim bebas bencana, tapi prediksi BMKG cuaca di Indonesia belum kondusif sehingga saya mengimbau Jatim tetap waspada bencana," ujarnya.

Dalam kesempatan itu, Gubernur Jatim Soekarwo mengajak seluruh masyarakat Jawa Timur untuk ikut menyukseskan Gerakan Nasional Pelopor Keselamatan Berlalu Lintas yang bertujuan untuk menekan angka kecelakaan itu.

"Ayo rek kerjo bareng nyuksesno gerakan iki. Tulung ati-ati nek nang ndalan. Nang omah keluarga podo ngenteni. Ojok lali moco Basmallah sak durunge budal, nek wis teko omah moco Hamdallah. Matur suwun yo," ujar Gubernur Jatim Soekarwo dengan dialek Suroboyo-an. (*)