Ambon (ANTARA News) - Pencarian mantan Kepala Kesbanglinmas Kepulauan Aru, Gersen Gainau yang menjadi korban tenggelam perahu tradisional, Minggu petang terhambat cuaca ekstrem akibat gelombang tinggi.

Pelaksana Harian Sekda Kepulauan Aru, Provinsi Maluku, Arens Uniplaitta, mengatakan, pencarian korban perahu yang tenggalam dalam pelayaran dari Desa Tunggu tujuan Dobo, ibu kota kabupaten setempat itu terhambat angin kencang dan gelombang tinggi.

"Usaha pencarian belum bisa berbuat banyak karena tinggi gelombang hingga empat meter dan kecepatan angin lebih dari 35 KM per jam," ujarnya.

Ia menjelaskan bahwa korban awalnya menumpang speedboad dari Desa Tunggu ke Dobo. Namun, dalam pelayaran armada cepat itu mogok karena gangguan mesin lalu menumpang perahu tradisional.

Perahu tradisional itu dihantam gelombang tinggi sehingga terbalik dan Gerson terlepas pegangannya dari armada laut masyarakat pesisir tersebut.

Sementara enam penumpang lainnya tetap berpegang di perahu tradisional dan selamat.

Arens mengatakan, sebelumnya kapal kargo KM. Obelik yang karam di perairan Dobo, 9 Januari 2014 hingga saat ini belum dievakuasi.

Kapal nahas itu awalnya karam di perairan desa Wangel. Namun, karena terpaan gelombang hingga lima meter dan arus deras sehingga saat ini bergeser ke perairan Desa Wokam.

Belum ada upaya dari PT Tirta Sarana Indo Line di Surabaya sebagai pemilik kapal untuk mengevakuasi kapal maupun muatan karena kondisi cuaca ekstrem dengan gelombang hingga empat meter.

Untungnya 21 anak buah kapal (ABK), termasuk salah seorang di antaranya adalah perempuan berhasil diselamatkan.

Para ABK secara bergantian berjaga di kapal karena muatan juga belum dievakuasi.(*)