Slamet Rahardjo lakukan banyak improvisasi untuk film “Algrafi”
20 Juni 2024 18:45 WIB
(Dari kiri-kanan) Aktor Slamet Rahardjo, Megan Domani, Junior Robert, dan perwakilan dari Viu saat menghadiri konferensi pers film “Algrafi” di kawasan Kemang, Jakarta Selatan, Kamis (20/6/2024). (ANTARA/Vinny Shoffa Salma)
Jakarta (ANTARA) - Aktor senior Slamet Rahardjo mengaku banyak melakukan improvisasi di luar naskah untuk film terbarunya “Algrafi” yang akan tayang secara eksklusif di layanan Viu mulai 24 Juni 2024.
“Saya rasa tokoh itu (kakek yang diperankannya) yang paling menarik, yang paling berat memainkannya adalah adegan tidak tertulis,” kata Slamet saat ditemui dalam konferensi pers film “Algrafi” di kawasan Kemang, Jakarta Selatan, Kamis.
Ia menambahkan banyak adegan yang tidak tertulis dalam skenario, dan hanya aktor berpengalaman yang bisa memainkannya.
Baca juga: Slamet Rahardjo heran masih dapat Piala Citra
Baca juga: Tetap aktif main teater, ini rahasia Slamet Rahardjo jaga stamina
Slamet pun menjelaskan ada beberapa adegan improvisasi yang ternyata dapat memperkaya isi cerita film tersebut. Misalnya, adegan saat dia sedikit berdansa ketika senang, atau properti pisau yang digunakannya sebagai penguat pesan cerita.
Baginya, mencari tahu latar cerita dari sebuah naskah sangat membantunya untuk berimprovisasi di film garapan Sutradara Rully Mana itu. Hasilnya, Slamet berhasil mengaplikasikan improvisasi dirinya dengan baik yang turut menambah keseruan cerita di “Algrafi”.
“Kalau kamu melihat skenario, cari apa di balik cerita itu karena menguasai (suatu) peranan sangat sulit,” kata Slamet.
Selain mencari tahu latar cerita dari sebuah naskah, Slamet juga melakukan relevansi cerita berdasarkan pengalamannya sendiri.
Di film “Algrafi”, Slamet berperan sebagai seorang kakek yang menyayangi cucunya, sehingga dia pun menghubungkannya dengan dirinya sendiri.
Eyang itu biasanya orang yang lebih sayang pada cucunya daripada anaknya, ini peranan yang luar biasa, katanya.
“Pemain bukan boneka sutradara, pemain adalah partner sutradara. Saya berterima kasih kepada tim dan Viu yang sudah mengajak saya terlibat di film ini,” tutup Slamet.
Baca juga: Tiga film pendek Indonesia tampil di ajang Europe on Screen 2024
Baca juga: Bali International Festival jadikan Sanur pusat industri film dunia
Baca juga: SEAScreen Academy diharap tumbuhkan pusat perfilman di Indonesia timur
“Saya rasa tokoh itu (kakek yang diperankannya) yang paling menarik, yang paling berat memainkannya adalah adegan tidak tertulis,” kata Slamet saat ditemui dalam konferensi pers film “Algrafi” di kawasan Kemang, Jakarta Selatan, Kamis.
Ia menambahkan banyak adegan yang tidak tertulis dalam skenario, dan hanya aktor berpengalaman yang bisa memainkannya.
Baca juga: Slamet Rahardjo heran masih dapat Piala Citra
Baca juga: Tetap aktif main teater, ini rahasia Slamet Rahardjo jaga stamina
Slamet pun menjelaskan ada beberapa adegan improvisasi yang ternyata dapat memperkaya isi cerita film tersebut. Misalnya, adegan saat dia sedikit berdansa ketika senang, atau properti pisau yang digunakannya sebagai penguat pesan cerita.
Baginya, mencari tahu latar cerita dari sebuah naskah sangat membantunya untuk berimprovisasi di film garapan Sutradara Rully Mana itu. Hasilnya, Slamet berhasil mengaplikasikan improvisasi dirinya dengan baik yang turut menambah keseruan cerita di “Algrafi”.
“Kalau kamu melihat skenario, cari apa di balik cerita itu karena menguasai (suatu) peranan sangat sulit,” kata Slamet.
Selain mencari tahu latar cerita dari sebuah naskah, Slamet juga melakukan relevansi cerita berdasarkan pengalamannya sendiri.
Di film “Algrafi”, Slamet berperan sebagai seorang kakek yang menyayangi cucunya, sehingga dia pun menghubungkannya dengan dirinya sendiri.
Eyang itu biasanya orang yang lebih sayang pada cucunya daripada anaknya, ini peranan yang luar biasa, katanya.
“Pemain bukan boneka sutradara, pemain adalah partner sutradara. Saya berterima kasih kepada tim dan Viu yang sudah mengajak saya terlibat di film ini,” tutup Slamet.
Baca juga: Tiga film pendek Indonesia tampil di ajang Europe on Screen 2024
Baca juga: Bali International Festival jadikan Sanur pusat industri film dunia
Baca juga: SEAScreen Academy diharap tumbuhkan pusat perfilman di Indonesia timur
Pewarta: Vinny Shoffa Salma
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2024
Tags: