"Peringatan BMKG itu telah disosialisasikan ke sembilan Kabupaten dan dua Kota seiring musim pancaroba yang melanda Tanah Air," kata Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Maluku, Kifly Wakanno, di Ambon, Minggu.
Angin kencang tersebut berpeluang terjadi di pulau Ambon, pulau Banda, Kepulauan Kei, Kepulauan Atu, Maluku Tenggara Barat (MTB) dan Maluku Barat Daya (MBD).
"Angin kencang itu juga memengaruhi tinggi gelombang berkisar 3-4 meter berpeluang terjadi di laut Banda, laut Maluku, laut Seram, perairan pulau Ambon, perairan Kepulauan Kei maupun Aru," ujarnya.
Apalagi, angin kencang itu dikhawatirkan disertai hujan dengan intensitas ringan hingga sedang karena dipengaruhi adanya awan gelap di sejumlah daerah tersebut.
Kifly menegaskan, para penyedia maupun pengguna jasa transportasi laut maupun udara agar mewaspadai dampak dari musim pancaroba yang selalu diingatkan melalui peringatan dini dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), baik Pusat maupun Stasiun Pattimura
Ambon.
"Peringatan dini itu juga diteruskan ke Bupati maupun Wali Kota se-Maluku sehingga itu harus dipatuhi sekaligus mengantisipasi musibah tidak diinginkan saat musim pancaroba," katanya.
Kondisi pancaroba di Maluku telah mengakibatkan Kapal kargo KM Obelik karam di perairan Dobo, ibu kota Kabupaten Kepulauan Aru, Maluku pada 9 Januari 2014 dan hingga kini belum dievakuasi dengan 21 ABK selamat.
Selain itu, terjadi banjir di Negeri Administratif Bula Air dan Negeri Administratif Fatolo, Kabupaten Seram Bagian Timur(SBT) pada Selasa(14/1).
Begitu pun pesawat Pilatus milik PT Intan Angkasa di kawasan Un, Kota Tual, Minggu(19/1) sehingga menewaskan empat orang.
Landing Craft Tank (LCT) Jaya Mandiri II tenggelam di laut Kilmuri, Kabupaten Seram Bagian Timur(SBT) pada Jumat(24/1) siang, sekitar pukul 14.00 WIT, akibat diterpa gelombang tinggi dan angin kencang dengan tidak ada korban jiwa dari 10 anak buah kapal(ABK).
(L005/I007)