Kemenag dorong kolaborasi digital pendidikan keagamaan lewat ICC-IRS
20 Juni 2024 17:11 WIB
Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat (Dirjen Bimas) Kristen Jeane Marie Tulung (kanan) membuka acara The 3rd ICC-IRS digelar di Institut Agama Kristen Negeri (IAKN) Palangkaraya, Kalimantan Tengah, Kamis (20/6/2024). (ANTARA/HO-Kemenag RI)
Jakarta (ANTARA) - Kementerian Agama (Kemenag) RI mendorong adanya kolaborasi digital antarsatuan pendidikan keagamaan internasional untuk pemajuan agama, pendidikan, dan budaya melalui The 3rd International Christian on Conference of Inter-Religious Studies (ICC-IRS).
"Kolaborasi internasional yang terjalin dalam acara ini menggambarkan pentingnya kerja sama lintas batas dalam memajukan bidang agama, pendidikan dan budaya di era digital," kata Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat (Dirjen Bimas) Kristen, Jeane Marie Tulung melalui keterangan di Jakarta, Kamis.
Jeane mengatakan digitalisasi memiliki peran yang sangat penting dalam dunia pendidikan, terutama dalam menghadapi era teknologi yang terus berkembang.
Baca juga: Ditjen Bimas Kristen siap tingkatkan keterbukaan informasi publik
Ia mengatakan digitalisasi tidak hanya memperluas akses terhadap pendidikan, tapi juga membuka kesempatan untuk inovasi, kolaborasi global, dan peningkatan efisiensi di bidang pendidikan.
Ia menilai tema agama, pendidikan dan budaya menjadi sangat penting untuk dibahas, karena perkembangan teknologi telah memberikan dampak yang signifikan pada cara seseorang dalam memandang, memahami, dan mengalami aspek-aspek tersebut.
"Di bidang agama, teknologi telah memfasilitasi akses yang lebih luas terhadap informasi dan pemahaman akan kepercayaan agama tertentu. Kita dapat mengakses teks suci, kuliah agama, dan diskusi spiritual dengan lebih mudah melalui internet," ujarnya.
Hal tersebut, kata Jeane, memungkinkan pembelajaran yang lebih inklusif dan personalisasi pendidikan sesuai dengan kebutuhan masing-masing individu.
Namun, menurutnya, penting bagi setiap orang untuk tetap mempertahankan nilai-nilai etika, integritas, dan keadilan dalam proses pendidikan digital.
"Kita perlu memanfaatkan teknologi dengan bijak untuk memperkaya pemahaman agama, meningkatkan kualitas pendidikan dan mempromosikan keragaman budaya tanpa mengorbankan nilai-nilai kemanusiaan, keadilan, dan kebenaran," ucapnya.
Untuk mewujudkan digitalisasi dalam pendidikan, kata Jeane, dibutuhkan peningkatan sumber daya manusia (SDM) yang terampil dalam teknologi.
Ia menjelaskan peningkatan SDM terampil dalam teknologi memerlukan pendekatan yang menyeluruh dan berkelanjutan, seperti pelatihan dan pengembangan keterampilan, mendorong kreativitas dan inovasi, kolaborasi dan tim kerja, fleksibilitas dan adaptabilitas, hingga pemahaman etika digital melalui pendekatan holistik.
Baca juga: Ditjen Bimas Kristen gelar lomba foto dan video berhadiah Rp75 juta
Baca juga: Ditjen Bimas Kristen gelar doa bersama untuk solidaritas korban perang
"Semoga hubungan baik yang terbentuk melalui konferensi internasional ini dapat terus ditingkatkan dan memberikan manfaat yang berkelanjutan bagi semua pihak," ucap Jeane.
Acara The 3rd ICC-IRS digelar di Institut Agama Kristen Negeri (IAKN) Palangka Raya, Kalimantan Tengah pada 20-22 Juni 2024.
Hadir sebanyak 26 narasumber dari kampus lokal dan internasional, di antaranya Underwood University, Yonsei University, Arizona State University, University of Malaysia, Universitas Kristen Duta Wacana Yogyakarta, Sekolah Tinggi Filsafat Teologi Jakarta, dan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
"Kolaborasi internasional yang terjalin dalam acara ini menggambarkan pentingnya kerja sama lintas batas dalam memajukan bidang agama, pendidikan dan budaya di era digital," kata Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat (Dirjen Bimas) Kristen, Jeane Marie Tulung melalui keterangan di Jakarta, Kamis.
Jeane mengatakan digitalisasi memiliki peran yang sangat penting dalam dunia pendidikan, terutama dalam menghadapi era teknologi yang terus berkembang.
Baca juga: Ditjen Bimas Kristen siap tingkatkan keterbukaan informasi publik
Ia mengatakan digitalisasi tidak hanya memperluas akses terhadap pendidikan, tapi juga membuka kesempatan untuk inovasi, kolaborasi global, dan peningkatan efisiensi di bidang pendidikan.
Ia menilai tema agama, pendidikan dan budaya menjadi sangat penting untuk dibahas, karena perkembangan teknologi telah memberikan dampak yang signifikan pada cara seseorang dalam memandang, memahami, dan mengalami aspek-aspek tersebut.
"Di bidang agama, teknologi telah memfasilitasi akses yang lebih luas terhadap informasi dan pemahaman akan kepercayaan agama tertentu. Kita dapat mengakses teks suci, kuliah agama, dan diskusi spiritual dengan lebih mudah melalui internet," ujarnya.
Hal tersebut, kata Jeane, memungkinkan pembelajaran yang lebih inklusif dan personalisasi pendidikan sesuai dengan kebutuhan masing-masing individu.
Namun, menurutnya, penting bagi setiap orang untuk tetap mempertahankan nilai-nilai etika, integritas, dan keadilan dalam proses pendidikan digital.
"Kita perlu memanfaatkan teknologi dengan bijak untuk memperkaya pemahaman agama, meningkatkan kualitas pendidikan dan mempromosikan keragaman budaya tanpa mengorbankan nilai-nilai kemanusiaan, keadilan, dan kebenaran," ucapnya.
Untuk mewujudkan digitalisasi dalam pendidikan, kata Jeane, dibutuhkan peningkatan sumber daya manusia (SDM) yang terampil dalam teknologi.
Ia menjelaskan peningkatan SDM terampil dalam teknologi memerlukan pendekatan yang menyeluruh dan berkelanjutan, seperti pelatihan dan pengembangan keterampilan, mendorong kreativitas dan inovasi, kolaborasi dan tim kerja, fleksibilitas dan adaptabilitas, hingga pemahaman etika digital melalui pendekatan holistik.
Baca juga: Ditjen Bimas Kristen gelar lomba foto dan video berhadiah Rp75 juta
Baca juga: Ditjen Bimas Kristen gelar doa bersama untuk solidaritas korban perang
"Semoga hubungan baik yang terbentuk melalui konferensi internasional ini dapat terus ditingkatkan dan memberikan manfaat yang berkelanjutan bagi semua pihak," ucap Jeane.
Acara The 3rd ICC-IRS digelar di Institut Agama Kristen Negeri (IAKN) Palangka Raya, Kalimantan Tengah pada 20-22 Juni 2024.
Hadir sebanyak 26 narasumber dari kampus lokal dan internasional, di antaranya Underwood University, Yonsei University, Arizona State University, University of Malaysia, Universitas Kristen Duta Wacana Yogyakarta, Sekolah Tinggi Filsafat Teologi Jakarta, dan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Pewarta: Sean Filo Muhamad
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2024
Tags: