Ratusan pengungsi longsor di Semarang bakal dipindahkan
25 Januari 2014 21:38 WIB
ilustrasi Sejumlah korban tanah longsor menggungsi di kawasan Kambangan, Menawan, Gebog, Kudus, Jateng, Kamis (23/1). Sekitar 400 warga lereng Gunung Muria yang berada di dukuh Kambangan mengungsi ketempat yang lebih aman akibat khawatir akan longsor susulan menyusul kondisi tanah yang masih bergerak serta intensitas hujan yang tinggi. (ANTARA FOTO/Andreas Fitri Atmoko) ()
Semarang (ANTARA News) - Ratusan pengungsi korban tanah longsor di Kampung Trangkil Baru, Gunungpati, Kota Semarang, Jawa Tengah, bakal dipindahkan ke tempat yang lebih layak demi pertimbangan aspek kesehatan.
"Kami mempertimbangkan mereka (pengungsi, red.) setidaknya tinggal di sini (tenda pengungsian, red.) maksimal dua minggu," kata Camat Gunungpati Bambang Pramusinto di Semarang, Sabtu.
Usai menyambut rombongan Ketua Umum Palang Merah Indonesia (PMI) M Jusuf Kalla yang mengunjungi korban tanah longsor di Trangkil Baru, ia mengatakan sudah ada pembicaraan pemindahan pengungsi.
Puluhan rumah di Trangkil Baru, Gunungpati, Semarang, rusak akibat tanah longsor, Kamis (23/1), menyusul hujan deras yang terus mengguyur Kota Semarang. Namun, peristiwa itu tidak sampai menimbulkan korban jiwa.
Menurut Bambang, Dinas Kesehatan Kota Semarang juga menyampaikan jika terlalu lama berada di tenda pengungsian yang belum layak dikhawatirkan banyak di antara mereka yang akan terserang penyakit.
"Kalau bisa, pengungsi tinggal di sini (tenda pengungsian, red.) maksimal dua minggu. Kami akan bangun semacam barak yang lebih layak di Trangkil bagian bawah. Ada lahan kosong di sana," katanya.
Ia mengungkapkan barak pengungsian nantinya akan dibuat dari bahan triplek dan kayu sehingga lebih layak dari aspek kesehatan dibandingkan tenda pengungsian sekarang yang terbuat dari kain.
"Kasihan mereka kalau terlalu lama tinggal di sini. Dingin. Kalau nanti sudah dibuat barak dari triplek dan kayu setidaknya kan lebih layak. Kalau dananya cukup nanti akan disekat-sekat," katanya.
Bambang menjelaskan barak yang akan ditempati pengungsi itu sifatnya hanya sementara, sembari menunggu pembahasan relokasi para pengungsi karena rumah-rumahnya sudah tidak bisa ditempati.
Ia menyebutkan setidaknya ada 32 kepala keluarga yang totalnya mencapai 150 jiwa menempati tenda pengungsian pascatanah longsor yang membuat rumah-rumah warga rusak dan tidak bisa ditempati.
"Tanah longsor ini menimpa tiga rukun tetangga (RT), yakni RT 2, RT 3, dan RT 6 di wilayah RW 10. Namun, yang paling parah memang di RT 6. Total semuanya ada 43 rumah rusak akibat longsor," katanya.(*)
"Kami mempertimbangkan mereka (pengungsi, red.) setidaknya tinggal di sini (tenda pengungsian, red.) maksimal dua minggu," kata Camat Gunungpati Bambang Pramusinto di Semarang, Sabtu.
Usai menyambut rombongan Ketua Umum Palang Merah Indonesia (PMI) M Jusuf Kalla yang mengunjungi korban tanah longsor di Trangkil Baru, ia mengatakan sudah ada pembicaraan pemindahan pengungsi.
Puluhan rumah di Trangkil Baru, Gunungpati, Semarang, rusak akibat tanah longsor, Kamis (23/1), menyusul hujan deras yang terus mengguyur Kota Semarang. Namun, peristiwa itu tidak sampai menimbulkan korban jiwa.
Menurut Bambang, Dinas Kesehatan Kota Semarang juga menyampaikan jika terlalu lama berada di tenda pengungsian yang belum layak dikhawatirkan banyak di antara mereka yang akan terserang penyakit.
"Kalau bisa, pengungsi tinggal di sini (tenda pengungsian, red.) maksimal dua minggu. Kami akan bangun semacam barak yang lebih layak di Trangkil bagian bawah. Ada lahan kosong di sana," katanya.
Ia mengungkapkan barak pengungsian nantinya akan dibuat dari bahan triplek dan kayu sehingga lebih layak dari aspek kesehatan dibandingkan tenda pengungsian sekarang yang terbuat dari kain.
"Kasihan mereka kalau terlalu lama tinggal di sini. Dingin. Kalau nanti sudah dibuat barak dari triplek dan kayu setidaknya kan lebih layak. Kalau dananya cukup nanti akan disekat-sekat," katanya.
Bambang menjelaskan barak yang akan ditempati pengungsi itu sifatnya hanya sementara, sembari menunggu pembahasan relokasi para pengungsi karena rumah-rumahnya sudah tidak bisa ditempati.
Ia menyebutkan setidaknya ada 32 kepala keluarga yang totalnya mencapai 150 jiwa menempati tenda pengungsian pascatanah longsor yang membuat rumah-rumah warga rusak dan tidak bisa ditempati.
"Tanah longsor ini menimpa tiga rukun tetangga (RT), yakni RT 2, RT 3, dan RT 6 di wilayah RW 10. Namun, yang paling parah memang di RT 6. Total semuanya ada 43 rumah rusak akibat longsor," katanya.(*)
Pewarta: Zuhdiar Laeis
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2014
Tags: