Hal itu menjadi kesepakatan sekitar 300 pecinta olahraga sepeda dan warga kawasan Situ Lembang, Bandung Utara, Sabtu.
Pemberian bibit ikan sebagai bentuk kepedulian masyarakat untuk menjaga ekosistem wilayah Situ Lembang. Sambil memberikan bibit, masyarakat juga mengayuh sepeda mengelilingi wilayah Situ Lembang.
Menurut salah seorang peserta, Budi Brahmayanto, yang juga Koordinator Kelompok Riset Cekungan Bandung, kawasan Situ Lembang itu salah satu penampungan sekaligus sumber air terbesar untuk Bandung Utara dan Bandung Barat.
"Sehingga wajib dijaga kelestariannya, terutama sebagai mata air, tidak boleh diganggu," kata dia.
"Belanda sejak lama sudah memanfaatkan Situ Lembang untuk konservasi air. Mereka mengalirkan air dari Sukawana menuju Cihideung dan berakhir di daerah Ledeng," kata Budi, yang juga Kepala Studi Teknik Geologi Institut Teknologi Bandung.
Situ Lembang seluas 74 Hektare, berada di ketinggian 1.567 meter dari permukaan laut, dan dilindungi melalui Peraturan Daerah Jawa Barat Nomor 1/2008 Tentang Kawasan bandung Utara.
Peserta lain, Dana Sudjana, menyatakan, kawasan Situ Lembang berperan sangat penting secara ekologis dan menjadi pengawal ekosistem setempat.
"Manusia, alam dan lingkungan saling bergantung. Kalau sumber air bermasalah, mengganggu kehidupan kawasan itu. Banyak tanah rusak akibat ekploitasi yang tidak bertanggungjawab. Itulah yang perlu kita jaga bersama," kata Sudjana, yang juga Direktur Produksi dan Tekbang PT Pupuk Kujang.
Perusahaan ini aktif mempromosikan kelestarian alam, mengingat kegiatan usahanya banyak terkait dengan petani dan alam. Perusahaan ini juga aktif mempromosikan pemakaian pukuk yang baik dan benar kepada petani, yang sangat bergantung pada ketersediaan air bagi lahan pertaniannya.
Tangkapan air yang kini menjadi Situ Lembang mulanya merupakan air hulu dari Cimahi. Tak hanya menampung air di permukaan, Situ Lembang juga menjadi pasokan air bawah tanah.