Bappenas adakan Green Economy Expo pada 3-5 Juli 2024
19 Juni 2024 17:19 WIB
Deputi Bidang Kemaritiman dan Sumber Daya Alam Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Vivi Yulaswati dalam “Media Luncheon: Road to Green Economy Expo” di Jakarta, Rabu (19/6/2024). ANTARAM Baqir Idrus Alatas.
Jakarta (ANTARA) - Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas) akan mengadakan Green Economy Expo 2024 untuk pertama kalinya dengan tema “Advancing Technology, Innovation, and Circularity” di Jakarta Convention Center (JCC) pada 3-5 Juli 2024.
“Kami ingin betul-betul mensukseskan Green Economy Expo ini supaya bukan hanya punya gaung, tetapi betul-betul semuanya sadar bahwa ada satu sektor yang kita bisa kembangkan, satu sektor referensi baru dengan nama circular economy (ekonomi sirkular) yang ke depannya bisa sangat berpotensi untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang hijau,” ujar Deputi Bidang Kemaritiman dan Sumber Daya Alam Kementerian PPN/Bappenas Vivi Yulaswati dalam “Media Luncheon: Road to Green Economy Expo” di Jakarta, Rabu.
Green Economy Expo merupakan forum enabler pengembangan teknologi, inovasi, dan ekosistem ekonomi sirkular guna menjembatani pemerintah dengan pihak non pemerintah untuk mencari solusi penerapan ekonomi hijau serta mencapai target nol emisi karbon (net zero emissions).
Adanya kegiatan tersebut diharapkan menjadi katalisator untuk kolaborasi antara berbagai pemangku kepentingan, termasuk industri, pemerintah, akademisi, dan masyarakat, dalam rangka mencari solusi inovatif sekaligus mendorong ekonomi hijau secara bersama.
Ajang ini juga untuk memamerkan inovasi terbaru dalam teknologi hijau dan ekonomi sirkular, memfasilitasi pertukaran ide, dan mempercepat adopsi teknologi guna memberikan manfaat ekonomi beserta lingkungan yang luas.
“Mereka (perusahaan) ingin juga menampilkan berbagai inovasi dan juga teknologi yang mereka sudah upayakan selama ini, dan kelihatannya belum terdengar. Bukan ingin greenwashing (bentuk praktik tipuan pemasaran melalui pencitraan palsu dari pemasaran hijau), tetapi justru mau menunjukkan contoh-contoh baik ini. Jadi InsyaAllah kita bisa menampilkan contoh-contoh terbaik dari masing-masing sektor untuk ekonomi sirkular,” kata Vivi.
Selain itu, platform Green Economy Expo turut untuk mengatasi bottleneck regulasi, NSPK (Norma, Standar, Prosedur, dan Kriteria), dan pendanaan dengan mempertemukan para pemangku kepentingan dan mendorong dialog guna mencari solusi bersama.
Pameran tersebut terdiri dari beberapa kegiatan yang mencakup peluncuran dokumen Peta Jalan dan Rencana Aksi Ekonomi Sirkular Indonesia dan Peta Jalan Penurunan Susut dan Sisa Pangan (Food Loss and Waste), lalu penandatanganan Workplan Kerja Sama Indonesia-Denmark tentang Susut dan Sisa Pangan dan Perjanjian Teknis Kerja Sama Techinal and Vocational Education and Training (TVET) Ekonomi Sirkular Tekstil dengan Kementerian Perindustrian.
Kemudian juga mengadakan pameran Green Technology/Innovation yang melibatkan lebih dari 100 start-up booth, 8 Circular Talk (talkshow) selama tiga hari, serta tiga sesi business pitching & matching yang mempertemukan lebih dari 10 bisnis dengan calon investor, inkubator, dan regulator. Dalam sesi yang terakhir disebut, turut disediakan area one-on-one business meeting dengan calon investor.
“Jadi harapannya, kalau kita sudah memahami ada teknologi, tentunya kita ingin ada investor, ada business matching yang kemudian juga akan memperbesar skala-skala, industri mereka atau usaha mereka,” ungkapnya.
Baca juga: Bappenas imbau usulan DAK 2025 tuntaskan masalah yang belum selesai
Baca juga: Suharso tantang pemda belanja modal yang punya potensi pendapatan
Baca juga: Kepala Bappenas jelaskan empat fokus penajaman kebijakan DAK
“Kami ingin betul-betul mensukseskan Green Economy Expo ini supaya bukan hanya punya gaung, tetapi betul-betul semuanya sadar bahwa ada satu sektor yang kita bisa kembangkan, satu sektor referensi baru dengan nama circular economy (ekonomi sirkular) yang ke depannya bisa sangat berpotensi untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang hijau,” ujar Deputi Bidang Kemaritiman dan Sumber Daya Alam Kementerian PPN/Bappenas Vivi Yulaswati dalam “Media Luncheon: Road to Green Economy Expo” di Jakarta, Rabu.
Green Economy Expo merupakan forum enabler pengembangan teknologi, inovasi, dan ekosistem ekonomi sirkular guna menjembatani pemerintah dengan pihak non pemerintah untuk mencari solusi penerapan ekonomi hijau serta mencapai target nol emisi karbon (net zero emissions).
Adanya kegiatan tersebut diharapkan menjadi katalisator untuk kolaborasi antara berbagai pemangku kepentingan, termasuk industri, pemerintah, akademisi, dan masyarakat, dalam rangka mencari solusi inovatif sekaligus mendorong ekonomi hijau secara bersama.
Ajang ini juga untuk memamerkan inovasi terbaru dalam teknologi hijau dan ekonomi sirkular, memfasilitasi pertukaran ide, dan mempercepat adopsi teknologi guna memberikan manfaat ekonomi beserta lingkungan yang luas.
“Mereka (perusahaan) ingin juga menampilkan berbagai inovasi dan juga teknologi yang mereka sudah upayakan selama ini, dan kelihatannya belum terdengar. Bukan ingin greenwashing (bentuk praktik tipuan pemasaran melalui pencitraan palsu dari pemasaran hijau), tetapi justru mau menunjukkan contoh-contoh baik ini. Jadi InsyaAllah kita bisa menampilkan contoh-contoh terbaik dari masing-masing sektor untuk ekonomi sirkular,” kata Vivi.
Selain itu, platform Green Economy Expo turut untuk mengatasi bottleneck regulasi, NSPK (Norma, Standar, Prosedur, dan Kriteria), dan pendanaan dengan mempertemukan para pemangku kepentingan dan mendorong dialog guna mencari solusi bersama.
Pameran tersebut terdiri dari beberapa kegiatan yang mencakup peluncuran dokumen Peta Jalan dan Rencana Aksi Ekonomi Sirkular Indonesia dan Peta Jalan Penurunan Susut dan Sisa Pangan (Food Loss and Waste), lalu penandatanganan Workplan Kerja Sama Indonesia-Denmark tentang Susut dan Sisa Pangan dan Perjanjian Teknis Kerja Sama Techinal and Vocational Education and Training (TVET) Ekonomi Sirkular Tekstil dengan Kementerian Perindustrian.
Kemudian juga mengadakan pameran Green Technology/Innovation yang melibatkan lebih dari 100 start-up booth, 8 Circular Talk (talkshow) selama tiga hari, serta tiga sesi business pitching & matching yang mempertemukan lebih dari 10 bisnis dengan calon investor, inkubator, dan regulator. Dalam sesi yang terakhir disebut, turut disediakan area one-on-one business meeting dengan calon investor.
“Jadi harapannya, kalau kita sudah memahami ada teknologi, tentunya kita ingin ada investor, ada business matching yang kemudian juga akan memperbesar skala-skala, industri mereka atau usaha mereka,” ungkapnya.
Baca juga: Bappenas imbau usulan DAK 2025 tuntaskan masalah yang belum selesai
Baca juga: Suharso tantang pemda belanja modal yang punya potensi pendapatan
Baca juga: Kepala Bappenas jelaskan empat fokus penajaman kebijakan DAK
Pewarta: M Baqir Idrus Alatas
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2024
Tags: