KKP: sertifikasi tingkatkan daya saing udang nasional
23 Januari 2014 21:06 WIB
Ilustrasi. Pekerja melepas jala untuk menangkap udang pada panen udang vanamae di Kelurahan Mamboro, Palu, Sulawesi Tengah, Sabtu (17/1). Udang vanamae yang dibudidayakan dengan sistem Supra Intensif itu dibawa ke Makassar untuk tujuan ekspor karena di wilayah setempat belum tersedia sarana pasca panen. (ANTARA FOTO/Basri Marzuki)
Jakarta (ANTARA News) - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menyatakan sertifikasi dalam hal budi daya bakal meningkatkan daya saing udang nasional untuk lebih dapat bersaing di tingkat internasional.
"Sertifikasi Cara Budi Daya Ikan yang Baik (CBIB) akan menjamin keamanan produk dan mampu meningkatkan produksi udang sehingga mampu bersaing di pasar internasional, khususnya pasar ASEAN," kata Direktur Jenderal Perikanan Budidaya KKP Slamet Soebjakto, Kamis.
Apalagi, dia mengingatkan bahwa pada tahun 2015, Indonesia sudah akan menjadi bagian dari Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA).
Untuk itu, menurut dia, pemerintah pusat hingga dinas di tingkat pemerintah daerah akan membantu pembudidaya untuk menerapkan CBIB hingga mendapat sertifikasi.
Slamet menuturkan bahwa produksi udang pada tahun 2014 ditargetkan mencapai 690.000 ton atau meningkat dibanding jumlah produksi 2013 sebesar 608.000 ton.
"Saya yakin target produksi udang dapat tercapai," katanya.
Dirjen Perikanan Budi Daya KKP juga mengatakan bahwa Pemerintah tetap mendorong para petambak untuk berbudidaya udang dengan sistem kelompok atau klaster agar pengelolaan tambak secara bersama akan lebih mudah.
Selain itu, ujar dia, transfer teknologi juga dapat dilaksanakan secara cepat serta mencegah timbulnya penyakit dan permasalahan dalam berbudi daya dan pemerintah, baik pusat maupun daerah, dapat dengan mudah melakukan pembinaan.
"Sekaligus memudahkan perbankan dalam memberikan penguatan modal apabila memang diperlukan," papar Slamet.
Sebelumnya, Kamar Dagang dan Industri (Kadin) berencana mengembangkan budi daya udang pada awal 2014 karena harga komoditas tersebut pada saat ini dinilai sangat prospektif dan menguntungkan.
"Prospek udang menarik sekali saat ini," kata Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Perikanan dan Kelautan Yugi Prananto dalam paparan kepada media di Jakarta, Rabu (15/1).
Yugi mengatakan bahwa pihaknya sedang membudidayakan komoditas udang vaname di beberapa provinsi, salah satunya berada di daerah Karawang, Jawa Barat.
Ia memperkirakan budi daya komoditas udang tersebut membutuhkan kucuran investasi hingga Rp500 juta per hektare. "Ini juga merupakan upaya bersama Kadin dan KKP. Pelaku usaha berkontribusi dalam pengadaan pembiayaan, pembibitan, dan infrastruktur pendukung," ujarnya.
Yugi mengutarakan harapannya agar program investasi bersama budidaya komoditas udang vaname itu bisa berdampak positif dan berkelanjutan.
(M040/D007)
"Sertifikasi Cara Budi Daya Ikan yang Baik (CBIB) akan menjamin keamanan produk dan mampu meningkatkan produksi udang sehingga mampu bersaing di pasar internasional, khususnya pasar ASEAN," kata Direktur Jenderal Perikanan Budidaya KKP Slamet Soebjakto, Kamis.
Apalagi, dia mengingatkan bahwa pada tahun 2015, Indonesia sudah akan menjadi bagian dari Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA).
Untuk itu, menurut dia, pemerintah pusat hingga dinas di tingkat pemerintah daerah akan membantu pembudidaya untuk menerapkan CBIB hingga mendapat sertifikasi.
Slamet menuturkan bahwa produksi udang pada tahun 2014 ditargetkan mencapai 690.000 ton atau meningkat dibanding jumlah produksi 2013 sebesar 608.000 ton.
"Saya yakin target produksi udang dapat tercapai," katanya.
Dirjen Perikanan Budi Daya KKP juga mengatakan bahwa Pemerintah tetap mendorong para petambak untuk berbudidaya udang dengan sistem kelompok atau klaster agar pengelolaan tambak secara bersama akan lebih mudah.
Selain itu, ujar dia, transfer teknologi juga dapat dilaksanakan secara cepat serta mencegah timbulnya penyakit dan permasalahan dalam berbudi daya dan pemerintah, baik pusat maupun daerah, dapat dengan mudah melakukan pembinaan.
"Sekaligus memudahkan perbankan dalam memberikan penguatan modal apabila memang diperlukan," papar Slamet.
Sebelumnya, Kamar Dagang dan Industri (Kadin) berencana mengembangkan budi daya udang pada awal 2014 karena harga komoditas tersebut pada saat ini dinilai sangat prospektif dan menguntungkan.
"Prospek udang menarik sekali saat ini," kata Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Perikanan dan Kelautan Yugi Prananto dalam paparan kepada media di Jakarta, Rabu (15/1).
Yugi mengatakan bahwa pihaknya sedang membudidayakan komoditas udang vaname di beberapa provinsi, salah satunya berada di daerah Karawang, Jawa Barat.
Ia memperkirakan budi daya komoditas udang tersebut membutuhkan kucuran investasi hingga Rp500 juta per hektare. "Ini juga merupakan upaya bersama Kadin dan KKP. Pelaku usaha berkontribusi dalam pengadaan pembiayaan, pembibitan, dan infrastruktur pendukung," ujarnya.
Yugi mengutarakan harapannya agar program investasi bersama budidaya komoditas udang vaname itu bisa berdampak positif dan berkelanjutan.
(M040/D007)
Pewarta: M Razi Rahman
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2014
Tags: