Rusia tidak akan campuri urusan Ukraina
23 Januari 2014 17:53 WIB
Seorang pengunjuk rasa pro-integrasi Eropa melemparkan bom molotov ke arah polisi anti huru-hara saat bentrok di Kiev, Ukraina, Rabu (22/1). Perdana Menteri Ukraina Mykola Azarov mengatakan unjuk rasa anti-pemerintah telah membawa "teroris" ke jalan-jalan dan memperingatkan bahwa "tindakan kriminal" akan mendapatkan hukuman. (ANTARA FOTO/REUTERS/Vasily Fedosenko)
Moskow (ANTARA News) - Rusia menyatakan tidak akan campur tangan dalam penanganan aksi protes anti-pemerintah di Ukraina dan meyakini pemerintah Ukraina akan segera menemukan jalan keluar, kata juru bicara Presiden Rusia Vladimir Putin, Dmitry Peskov.
"Kami rasa kami tidak memiliki hak untuk mencampuri urusan internal saudara kami Ukraina karena hal itu tentu tidak dapat diterima. Rusia tidak pernah ikut campur dan tidak akan melakukannya," kata Peskov dalam wawancara yang diterbitkan di situs harian Komsomolskaya Pravda pada Kamis, seperti dilaporkan AFP.
Sejauh ini, Presiden Putin belum memberikan komentar secara pribadi mengenai bentrokan terbaru yang terjadi di Kiev, Ukraina yang menewaskan lima aktivis, empat di antaranya dilaporkan mati tertembak.
Dalam bentrokan tersebut, aparat polisi menggunakan gas air mata, granat kejut, dan peluru karet.
Aksi protes anti-pemerintah itu mulai terjadi pada November 2013 setelah Presiden Ukraina Viktor Yanukovych menolak kesepakatan untuk integrasi lebih dekat dengan Uni Eropa di bawah tekanan Rusia.
Putin kemudian menawarkan dana sebesar 15 miliar dolar AS kepada Yanukovych untuk menerima kesepakatan itu.
Peskov mengatakan bahwa Rusia melihat peristiwa bentrokan di Ukraina "dengan perhatian besar, dengan kecemasan dan kadang-kadang dengan rasa sakit", namun tetap yakin bahwa Presiden Viktor Yanukovych akan mengatasi situasi tersebut.
"Kami di Moskow diyakinkan bahwa kepemimpinan Ukraina tahu betul apa yang harus dilakukan," kata Peskov.
"Kami juga diyakinkan bahwa mereka tahu apa yang harus dilakukan di Kiev dan akan menemukan cara terbaik ke depan untuk menormalkan situasi sehingga semuanya kembali aman dan damai," ujarnya.
Rusia menyalahkan kelompok oposisi dan pihak Barat atas bentrokan yang terjadi di Kiev.
Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Grigory Karasin pada Rabu (22/1) mengatakan kepada kantor berita Interfax bahwa, "pemerintah Ukraina masih harus menghadapi campur tangan luar dalam urusan internalnya,".
Campur tangan yang dimaksud Karasin itu mengacu pada pernyataan pihak Uni Eropa dan Amerika Serikat.
Peskov pun mengeluhkan bahwa para duta besar asing yang bekerja di Kiev telah mencampuri urusan pihak berwenang Ukraina mengenai langkah-langkah yang harus dilakukan, seperti halnya dari mana pihak berwenang Ukraina harus menarik pasukan internalnya, atau dari mana harus menarik polisi, dan sebagainya.
"Para pejabat pihak asing itu mengatakan kepada pihak Ukraina tentang apa yang harus dilakukan. Bagi kami, ini merupakan situasi yang benar-benar tak terbayangkan. Tentu saja kami tidak bisa menyetujui hal itu, dan bahkan itu membuat kami merasa marah," kata Peskov.
(Y012)
"Kami rasa kami tidak memiliki hak untuk mencampuri urusan internal saudara kami Ukraina karena hal itu tentu tidak dapat diterima. Rusia tidak pernah ikut campur dan tidak akan melakukannya," kata Peskov dalam wawancara yang diterbitkan di situs harian Komsomolskaya Pravda pada Kamis, seperti dilaporkan AFP.
Sejauh ini, Presiden Putin belum memberikan komentar secara pribadi mengenai bentrokan terbaru yang terjadi di Kiev, Ukraina yang menewaskan lima aktivis, empat di antaranya dilaporkan mati tertembak.
Dalam bentrokan tersebut, aparat polisi menggunakan gas air mata, granat kejut, dan peluru karet.
Aksi protes anti-pemerintah itu mulai terjadi pada November 2013 setelah Presiden Ukraina Viktor Yanukovych menolak kesepakatan untuk integrasi lebih dekat dengan Uni Eropa di bawah tekanan Rusia.
Putin kemudian menawarkan dana sebesar 15 miliar dolar AS kepada Yanukovych untuk menerima kesepakatan itu.
Peskov mengatakan bahwa Rusia melihat peristiwa bentrokan di Ukraina "dengan perhatian besar, dengan kecemasan dan kadang-kadang dengan rasa sakit", namun tetap yakin bahwa Presiden Viktor Yanukovych akan mengatasi situasi tersebut.
"Kami di Moskow diyakinkan bahwa kepemimpinan Ukraina tahu betul apa yang harus dilakukan," kata Peskov.
"Kami juga diyakinkan bahwa mereka tahu apa yang harus dilakukan di Kiev dan akan menemukan cara terbaik ke depan untuk menormalkan situasi sehingga semuanya kembali aman dan damai," ujarnya.
Rusia menyalahkan kelompok oposisi dan pihak Barat atas bentrokan yang terjadi di Kiev.
Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Grigory Karasin pada Rabu (22/1) mengatakan kepada kantor berita Interfax bahwa, "pemerintah Ukraina masih harus menghadapi campur tangan luar dalam urusan internalnya,".
Campur tangan yang dimaksud Karasin itu mengacu pada pernyataan pihak Uni Eropa dan Amerika Serikat.
Peskov pun mengeluhkan bahwa para duta besar asing yang bekerja di Kiev telah mencampuri urusan pihak berwenang Ukraina mengenai langkah-langkah yang harus dilakukan, seperti halnya dari mana pihak berwenang Ukraina harus menarik pasukan internalnya, atau dari mana harus menarik polisi, dan sebagainya.
"Para pejabat pihak asing itu mengatakan kepada pihak Ukraina tentang apa yang harus dilakukan. Bagi kami, ini merupakan situasi yang benar-benar tak terbayangkan. Tentu saja kami tidak bisa menyetujui hal itu, dan bahkan itu membuat kami merasa marah," kata Peskov.
(Y012)
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2014
Tags: