Jakarta (ANTARA News) - Banjir yang melanda Jalur Pantai Utara (Pantura) ternyata bukan satu-satunya kendala bagi pendistribusian sayuran dan buah-buahan dari Jawa Timur ke Pasar Induk Kramat Jati.

Berdasarkan pengakuan sejumlah pengemudi truk, perjalanan mereka ke Jakarta sering terhambat oleh ulah oknum petugas yang mengutip sejumlah uang ketika kendaraan melewati jalur.

"Banjir Pantura memang dahsyat, kita angkut cabai dari Jawa Timur ke Jakarta, butuh dua hari dua malam, sedangkan normalnya itu cuma 30 jam. Selain itu ada juga yang 'menghambat' yaitu oknum petugas PJR," kata seorang pengemudi truk pengangkut cabai, Sutik kepada ANTARA News di Jakarta, Kamis.

Menurut Sutik, para pengemudi truk pengangkut komoditas dari Jawa Timur sudah terbiasa dihentikan kendaraannya oleh oknum petugas.

Meskipun pengemudi telah melengkapi surat-surat jalan dan berkendara dengan tertib, oknum petugas PJR tetap saja menghentikan mobil.

"Dihentikan untuk apalagi kalau bukan minta uang jalan. Habis sudah sangu (ongkos) kita," kata Sutik.

"Biasanya mereka mencegat kita itu malam hari, mereka menyalakan senter dari pinggir bahu jalan. Pengemudi ya biasanya sudah tahu lah kode apa itu, dan kalau kita tidak berhenti ya dikejar, bayarnya lebih besar lagi," kata dia.

Sementara itu pengemudi truk pengangkut jeruk nipis, Abdul Mukti juga senada. Menurut Abdul Mukti dirinya harus merogoh kocek Rp50.000 untuk membayar oknum petugas.

"Kadang kita jadi serba salah, kalau mengemudi di lajur kanan untuk menghindari petugas kan tidak boleh karena truk harus dilajur kiri. Sedangkan kalau mengemudi di lajur kiri sudah pasti dihentikan petugas, minta uang jalan," kata Abdul Mukti.

Abdul Mukti mengatakan oknum petugas di daerah Cirebon adalah yang paling gencar meminta uang kepada pengemudi truk. Menurut dia, ongkos Rp350.000 yang diberikan majikannya untuk mengangkut jeruk nipis pun ludes untuk membeli bensin dan membayar oknum petugas.

"Sekarang saja saya untuk makan bingung, harus tunggu pembayaran jeruk nipis dulu. Makanya dari tadi saya duduk di truk saja," ujar dia.

Berdasarkan pantauan truk-truk asal Jawa Timur, terlihat berjejer di Pasar Induk Kramat Jati sejak pagi hari.

Asisten Manajer Unit Pasar Besar (UPB) Pasar Induk Kramat Jati, Sugiyono mengatakan truk-truk pembawa cabai dan bawang asal Jawa Timur tetap datang meskipun agak terlambat karena terkendala banjir di Pantura.